Free Gift

Ibu Gina Terpaksa Jadi Pemulung Demi Nafkahi 6 Anak,Sedih Putrinya Berhenti Sekolah: Dia Dibully

Sabo– Seorang siswi SMP di Bandar Lampung bernama Gina Dwi Sartika memutuskan berhenti sekolah karena mendapat bullyan dari teman-teman.

Bullyan datang lantaran kondisi ekonomi keluarga Gina bahwa sang ibu adalah pemulung.

Sang ibu yang kesehariannya mencari barang rongsokan, membuat Gina semakin dirundung oleh teman-temannya.

Ibu terpaksa jadi pemulung

Ibunda Gina, Misna Megawati mengatakan dirinya terpaksa menjadi pemulung demi menafkahi enam anaknya.

Suami Misna telah meninggal dunia, sehingga mau tidak mau dirinya yang menjadi tulang punggung keluarga sebagai pemulung.

“Suaminya udah enggak ada, di Medan udah. Anak semua ada enam. Yang satu udah kerja, yang lain enggak kerja,” akui Misna, dikutip dari Tribun Bogor pada Kamis (23/10/2025).

Dikatakan Misna, dalam sebulan ia mendapat Rp600 ribu.

Itupun cukup membayar sewa rumah, sisanya digunakan untuk makan sehari-hari namun terkadang juga tidak makan karena uang sudah habis.

“Aku masyarakat pak, makan aja susah, kadang dua hari tiga hari enggak makan. Dapat sebulan buat sewa rumah. Dapat cuma Rp600 ribu, sisanya buat beli beras 5 kilo sisanya habis, bayar sewa rumah Rp300 ribu, utang di warung enggak ada,” sambungnya.

Kepala sekolah tak membela Gina

Misna juga menceritakan respons kepala sekolah saat tahu Gina dibully.

Tak membela, katanya kepala sekolah malah memilih mengeluarkan Gina dari sekolah karena mementingkan murid lainnya.

“Katanya dia (Gina) merasa dibully. Tiba-tiba dipulangin aja sama guru di sekolah. Ngomong katanya Gina dibully di sekolahan. Terus kata kepala sekolahnya, daripada milih murid satu, yang lainnya bubar, ya udah Gina dikeluarin,” imbuh Misna.

Kini Gina tak lagi bersekolah dan tampak murung dalam kesehariannya.

Remaja berusia 16 tahun itu mengaku sering mendapat bullyan dari teman-teman sekolahnya.

“Saya sering dibully sama teman saya, mereka menghina orangtua saya pemulung, tukang rongsokan hingga akhirnya saya dikeluarin dari sekolah saat saya duduk di bangku kelas VIII,” ungkap Gina dilansir dari Tribun Lampung.

Tanggapan pihak sekolah

Atas isu perundungan yang dialami Gina akhirnya ditanggapi pihak sekolah.

Wakil Kepala SMPN 13 Bandar Lampung, Abdul Rohman membantah Gina dikeluarkan dari sekolah.

Kata Abdul, pihak sekolah justru masih memantau Gina yang memilih tak lagi bersekolah.

Diungkap Abdul, Gina lah yang minder dan memutuskan untuk putus sekolah setelah tantenya meninggal dunia.

“Tidak ada pembullyan tersebut, mungkin karena anak itu minder dengan sendirinya. Setelah tantenya meninggal, kami lost kontak, dia (Gina) tidak masuk lagi ke sekolah,” ujar Abdul Rohman.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 13 Bandar Lampung, Amaroh mengurai perhatiannya untuk Gina.

Kata Amaroh, pihak sekolah bersedia membantu Gina agar bisa tetap memperoleh ijazah.

Caranya adalah dengan mengikuti program paket.

“Saya berharap Gina tetap sekolah. Saya bahkan akan membantu, walaupun dia belajar melalui program paket. Kami seluruh sivitas akademika berharap Gina memiliki masa depan yang lebih baik,” tegas Amaroh.

Perihal isu Gina dibully di sekolah, Amaroh membantahnya.

Diungkap Amaroh, justru keputusan untuk tidak bersekolah lagi itu dipilih Gina sendiri, bukan dikeluarkan dari sekolah.

“Awalnya Gina ingin pindah sekolah, kami baru tahu kemudian bahwa ia akhirnya putus sekolah,” ujar Amaroh.

Dijelaskan Amaroh, Gina sudah empat tahun ketinggalan dalam pendidikannya.

Gina yang saat ini berusia 17 tahun seharusnya sudah duduk di bangku SMA, tapi belakangan justru putus sekolah di kelas VIII.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Sabo

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar