Free Gift

Informasi kapan hujan akan berhenti, penjelasan BMKG potensi curah hujan meningkat dalam sepekan Oktober 2025

Kapan Hujan akan Berhenti, Penjelsan BMKG Potensi Curah Hujan Meningkat Sampai Tanggal Berapa Oktober 2025

BERITA DIY – Selama Oktober 2025, sebagian besar wilayah Indonesia masih akan diwarnai dengan curah hujan tinggi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi peningkatan hujan di berbagai daerah hingga akhir pekan keempat bulan ini.

Meski begitu, cuaca panas pada siang hari juga masih mungkin terjadi di sejumlah wilayah. Kondisi ini membuat banyak masyarakat bertanya: kapan hujan akan berhenti, dan sampai kapan potensi curah hujan meningkat di Oktober 2025?

Prediksi Cuaca BMKG Periode 21–27 Oktober 2025

Dalam Prospek Cuaca Mingguan yang dirilis BMKG untuk periode 21–27 Oktober 2025, disebutkan bahwa intensitas hujan akan meningkat di sebagian besar wilayah Indonesia. Peningkatan ini dipicu oleh dinamika atmosfer yang aktif di berbagai skala — mulai dari global, regional, hingga lokal.

Menurut laporan BMKG, wilayah yang diprediksi mengalami peningkatan curah hujan meliputi Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, serta sebagian kecil Papua. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi, bahkan bisa disertai kilat, petir, dan angin kencang.

Di sisi lain, cuaca panas ekstrem juga masih berlangsung di sejumlah daerah. Contohnya, suhu di Kertajati (Jawa Barat) mencapai 36,4°C, di Surabaya (Jawa Timur) mencapai 37,4°C, dan di Karanganyar (Jawa Tengah) bahkan menembus 38,2°C. Kondisi ini menunjukkan adanya perbedaan pola cuaca antarwilayah yang cukup signifikan.

Wilayah dengan Hujan Ekstrem Sepekan Terakhir

Meski sebagian daerah mengalami panas menyengat, sejumlah wilayah lain justru dilanda hujan lebat dengan curah di atas 100 mm/hari. Data BMKG menunjukkan hujan ekstrem terjadi di:

  • Gunung Sitoli, Sumatera Utara (121,5 mm/hari)
  • Nangapinoh, Kalimantan Barat (110,6 mm/hari)
  • Tapanuli Tengah, Sumatera Utara (157,2 mm/hari)
  • Nagan Raya, Aceh (154,4 mm/hari)

Selain wilayah-wilayah di atas hujan diperkirakan rata di berbagai wilayah di Indonesia termasuk di pulau Jawa-Bali.

Fenomena ini memperlihatkan betapa variatifnya kondisi cuaca di Indonesia yang dipengaruhi oleh banyak faktor atmosferik yang saling berinteraksi.

Faktor Dinamika Atmosfer yang Menyebabkan Hujan

BMKG menjelaskan, peningkatan curah hujan di pekan keempat Oktober 2025 disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor atmosfer. Salah satunya adalah Dipole Mode Index (DMI) yang saat ini menunjukkan nilai negatif sebesar -1,39. Kondisi ini menandakan adanya suplai uap air yang meningkat dari Samudra Hindia menuju Indonesia bagian barat, sehingga memicu pembentukan awan hujan.

Selain itu, gelombang atmosfer seperti Gelombang Rossby Ekuator dan Gelombang Kelvin juga sedang aktif di beberapa wilayah.

  • Gelombang Rossby bergerak ke arah barat dan memicu pertumbuhan awan hujan di Sumatra, Jawa, hingga Nusa Tenggara Timur.
  • Gelombang Kelvin yang berpropagasi ke timur terpantau aktif di wilayah Samudra Hindia Barat Daya Lampung hingga Kalimantan Barat.

Kedua gelombang ini turut berperan dalam memperkuat potensi hujan dalam beberapa hari ke depan.

Pengaruh Bibit Siklon Tropis dan Sirkulasi Angin

Faktor lain yang turut berkontribusi terhadap peningkatan curah hujan adalah keberadaan Bibit Siklon Tropis Fengshen di Laut China Selatan dan Bibit Siklon Tropis 95S di Samudra Hindia Barat Daya Bengkulu. Kedua sistem tekanan rendah ini menyebabkan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dan pertemuan massa udara (konfluensi), yang pada akhirnya memicu pembentukan awan hujan tebal di sekitarnya.

Menurut BMKG, pola angin semacam ini juga dapat meningkatkan risiko cuaca ekstrem seperti hujan disertai petir, angin kencang, bahkan gelombang laut tinggi di sejumlah perairan Indonesia.

La Niña Mulai Terjadi, Dampaknya Masih Terbatas

Selain faktor atmosfer harian, BMKG juga memperkirakan potensi munculnya fenomena La Niña dengan peluang mencapai 50–70% pada periode Oktober 2025 hingga Januari 2026. Namun, berdasarkan indeks dan durasi kejadiannya, La Niña kali ini tergolong kategori lemah sehingga pengaruhnya bersifat lokal dan tidak merata di seluruh wilayah Indonesia.

Menurut Dr. Emilya Nurjani, S.Si., M.Si., Dosen Fakultas Geografi UGM, La Niña terjadi akibat perbedaan tekanan udara yang menyebabkan peningkatan tekanan di Samudra Pasifik bagian timur. Saat tekanan udara di wilayah Indonesia lebih rendah, suplai uap air meningkat dan peluang hujan pun bertambah.

Namun, Emilya menegaskan bahwa dampak La Niña sangat bergantung pada kondisi topografi dan wilayah. “Tidak semua daerah akan terdampak sama. Misalnya, efek La Niña di Yogyakarta tidak selalu sama dengan yang terjadi di Kalimantan atau Jakarta,” jelasnya pada Kamis, 23 Oktober 2025.

Kapan Hujan Akan Berhenti di Akhir Oktober 2025?

Berdasarkan proyeksi BMKG, potensi hujan sedang hingga lebat diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir pekan keempat Oktober 2025, terutama di wilayah barat dan tengah Indonesia. Setelah itu, intensitas hujan berpotensi menurun secara bertahap memasuki awal November, tergantung pada perkembangan dinamika atmosfer global dan regional.

Namun demikian, BMKG tetap mengimbau masyarakat agar waspada terhadap cuaca ekstrem, khususnya di wilayah rawan banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Aktivitas luar ruangan juga sebaiknya disesuaikan dengan kondisi cuaca terkini.

Hingga akhir Oktober 2025, potensi hujan masih tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia. Fenomena global seperti DMI negatif, gelombang atmosfer aktif, dan bibit siklon tropis menjadi pemicu utama meningkatnya curah hujan. Sementara itu, La Niña yang diprediksi muncul mulai akhir Oktober turut memperkuat peluang hujan, meski dengan dampak yang berbeda di setiap daerah.

Masyarakat diharapkan tidak hanya bertanya “kapan hujan akan berhenti?”, tetapi juga memahami pola perubahan cuaca yang kompleks. Dengan kesiapsiagaan dan informasi yang akurat dari BMKG, risiko bencana akibat cuaca ekstrem dapat diminimalkan.***

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar