Sabo Pernah nggak sih kamu buka ponsel cuma untuk “cek sebentar”, lalu tanpa sadar ternyata berjam-jam sudah terlewat, dan kamu merasa lelah tanpa alasan? Nah, itu yang disebut doomscrolling.
Awalnya mungkin cuma ingin tahu berita terbaru atau melihat update dari teman. Tapi tanpa sadar, kamu sudah masuk ke pusaran waktu untuk menonton video, meme, berita-berita buruk, tweet, reels secara terus menerus.
Untuk banyak orang, terutama Gen Z, milenial, dan Gen Alpha, kebiasaan ini seakan sudah jadi rutinitas harian. Padahal, kalau dilakukan terus-menerus selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, efeknya bisa sangat serius, baik untuk mental, fisik, maupun cara berpikirmu.
Lalu, apa sebenarnya doomscrolling itu? Dan apa yang terjadi jika kamu terus melakukannya setiap hari selama setahun, atau bahkan bertahun-tahun? Yuk, kita bahas satu per satu.
Apa Itu Doomscrolling?
Pada salah satu video di kanal Youtube psikologi populer yakni Psych2go dijelaskan bahwa, secara sederhana, doomscrolling adalah kebiasaan mengonsumsi konten tanpa henti dari TikTok, YouTube Shorts, Instagram Reels, hingga Reddit.
Doomscrolling memberikan ilusi koneksi sosial, padahal justru membuat kamu merasa kosong dan kelelahan secara emosional. Berikut beberapa dampaknya yang sangat ngeri.
1. Terjadi Kelelahan Emosional
Doomscrolling memaksa otakmu untuk memproses terlalu banyak emosi sekaligus.
Kamu bisa tertawa di satu detik karena melihat video lucu, lalu sedih di detik berikutnya karena menonton konten sedih.
Menurut para psikolog, paparan emosi berlebihan seperti ini membuat keseimbangan emosionalmu terganggu.
Lama-kelamaan, kamu mulai kehilangan sensitivitas terhadap kebahagiaan kecil, mudah stres karena hal sepele, dan merasa lelah meski tidak melakukan apa-apa. Akhirnya otak akan terbiasa dengan stimulasi berlebihan.
2. Otak Jadi Kabur dan Sulit Fokus
Pernah nggak kamu lupa dengan apa yang kamu lakukan? Itu tandanya kamu mengalami cognitive fatigue atau kelelahan kognitif.
Menurut penelitian di Computers in Human Behavior Reports (2023), paparan konten emosional intens yang terjadi secara terus-menerus, bisa menyebabkan overload kognitif.
Otakmu jadi sulit membedakan mana informasi penting dan mana yang tidak. Fokus menurun, daya ingat melemah, dan kamu jadi lebih cemas karena otak tak pernah benar-benar istirahat.
Jika ini berlangsung lama, daya konsentrasi menurun drastis, dan berpikir kritis pun terasa lebih sulit.
3. Tubuh Ikut Merasakan Dampaknya
Meskipun doomscrolling dilakukan sambil duduk diam, tubuhmu tetap bereaksi seperti menghadapi ancaman nyata.
Paparan berita buruk dan drama digital memicu reaksi stres kronis yang mengaktifkan mode “fight or flight” yang terus berulang.
Penelitian di jurnal PLOS ONE menunjukkan bahwa stres digital yang terus-menerus dapat menyebabkan gangguan tidur, sakit kepala, masalah pencernaan, hingga penurunan imun tubuh.
Jadi, kalau kamu sering bangun dengan rasa lelah meski tidur cukup, bisa jadi doomscrolling adalah penyebabnya.
4. Produktivitas dan Kreativitas Menurun
“Cuma scroll sebentar” sering berakhir jadi puluhan menit bahkan berjam-jam. Kebiasaan ini, menurut studi Computers in Human Behavior (2024), membuat banyak orang kehilangan fokus, semangat kerja menurun, dan cepat kelelahan secara mental.
Lebih dari sekadar buang waktu, doomscrolling juga menghilangkan momen kebosanan padahal dari rasa bosan itulah sering muncul ide kreatif dan refleksi diri. Ketika otakmu terus dijejali konten, tidak ada ruang tersisa untuk berpikir, berimajinasi, atau sekadar tenang.
5. Cara Pandangmu Terhadap Dunia Bisa Berubah
Efek paling halus tapi berbahaya dari doomscrolling adalah perubahan persepsi terhadap dunia. Ketika kamu terus melihat hal negatif setiap hari, otak mulai menganggap dunia memang seburuk itu.
Studi terhadap 800 mahasiswa di AS dan Iran menunjukkan bahwa paparan media negatif berlebihan meningkatkan kecemasan eksistensial dan pandangan hidup yang pesimis.
Kamu jadi lebih mudah merasa putus asa, negatif thinking, dan kehilangan harapan bahwa sesuatu bisa berubah menjadi lebih baik.
Apa yang Bisa Kamu Lakukan untuk Menghindarinya?
Inilah beberapa langkah sederhana yang bisa kamu coba:
-
Batasi waktu scroll dengan timer 10 menit.
-
Unfollow atau mute akun yang bikin kamu merasa berat atau cemas.
-
Ikuti akun yang memberi inspirasi dan edukasi.
-
Coba aktivitas tanpa layar, seperti membaca buku, berkebun, atau bermain puzzle.
-
Ingat, perhatianmu sangat berharga. Otakmu pantas mendapatkan ketenangan, bukan hanya banjir informasi tanpa henti.
Sebagai penutup, doomscrolling memang menggoda, tapi perlahan-lahan bisa menguras energi bahkan menghancurkan mentalmu.
Sosial media memang juga punya dampak positif dan kamu tidak perlu berhenti total dari media sosial, cukup mulai dengan langkah kecil untuk mengatur cara kamu berinteraksi dengan dunia digital.
Karena pada akhirnya, kedamaianmu jauh lebih penting daripada sekadar mengetahui update terbaru di timeline.






