LAMPUNG INSIDER – Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal meresmikan pabrik penyulingan minyak kelapa sawit (Lampung Refinery) milik PT. Parcim Nusantara Lestari Foods, bagian dari perusahaan global Cargill Group, di Cargill Main Office, Kecamatan Panjang, Bandarlampung, Senin (20/10/2025). Peresmian ini menandai tonggak penting dalam transformasi ekonomi Lampung menuju pusat industri pengolahan berkelanjutan dan hilirisasi komoditas pangan nasional.
Dalam sambutannya, Gubernur Mirza menekankan kebanggaannya atas kehadiran investasi global berskala besar di Lampung. “Kami sangat bersyukur Lampung menjadi pilihan strategis bagi investasi global. Kehadiran perusahaan sebesar Cargill menunjukkan bahwa Lampung memiliki potensi luar biasa, baik dari sisi sumber daya alam, tenaga kerja, maupun dukungan infrastruktur yang memadai,” ujarnya.
Menurut Gubernur, kontribusi sektor pertanian dan perkebunan saat ini mencapai 30 persen dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Lampung, sedangkan sektor industri pengolahan baru sekitar 19 persen. Pemerintah Provinsi menargetkan peningkatan signifikan pada sektor ini agar nilai tambah ekonomi daerah dapat meningkat dan Lampung menjadi provinsi tujuan hilirisasi komoditas pangan nasional.
“Industri pengolahan di Lampung harus meningkat dua kali lipat untuk mendukung arahan Presiden RI. Kehadiran Lampung Refinery menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi, khususnya bagi petani kelapa sawit yang mengelola sekitar 190 ribu hektare lahan di Lampung. Ini akan menstabilkan harga sawit dan mendorong program replanting,” jelas Gubernur.
Gubernur Mirza juga menyoroti dampak sosial dan ekonomi dari keberadaan pabrik ini. “Cargill tidak hanya menghadirkan fasilitas industri, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia, pengembangan industri lokal, dan program tanggung jawab sosial yang langsung dirasakan masyarakat sekitar,” tambahnya. Ia menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Lampung terus menciptakan iklim investasi kondusif melalui perbaikan infrastruktur, digitalisasi layanan publik, penyederhanaan perizinan, dan jaminan persaingan usaha yang sehat.
Dari sisi Cargill, Group President Cargill Agriculture and Trading Business in Asia Pacific Penne Kehl mengapresiasi dukungan pemerintah Indonesia dan Lampung sejak tahap perencanaan hingga operasional. “Lampung Refinery bukan sekadar proyek bisnis, tetapi komitmen global Cargill dalam membangun rantai pasok berkelanjutan, transparan, dan inklusif. Indonesia menjadi pusat strategis kami yang menghubungkan produksi agribisnis nasional dengan pasar global di Amerika Utara, Eropa, dan Asia Pasifik,” ujarnya.
Penne menekankan bahwa investasi ini tidak hanya menyasar aspek ekonomi, tetapi juga sosial dan lingkungan. “Kami mendukung program-program yang meningkatkan gizi masyarakat, pendidikan, layanan kesehatan, dan kesadaran lingkungan di Lampung. Ini sejalan dengan nilai-nilai Cargill yang menempatkan manusia sebagai prioritas utama,” tambahnya.
Membacakan sambutan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Iklim Usaha dan Investasi Doddy Rahadi menyatakan bahwa pembangunan Lampung Refinery menjadi tonggak penting bagi hilirisasi industri kelapa sawit nasional. Nilai investasi terbaru sebesar 200 juta dolar AS atau sekitar Rp3,3 triliun, dengan kapasitas produksi 1 juta ton per tahun, menunjukkan komitmen Cargill terhadap pengembangan industri hilir yang berkelanjutan.
Doddy menekankan bahwa industri hilirisasi kelapa sawit menjadi subsektor prioritas nasional, karena menyerap lebih dari 4,1 juta tenaga kerja dan menjadi sumber penghidupan bagi lebih dari 16 juta orang. “Keberadaan Lampung Refinery juga memperkuat ketahanan pangan dan menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar Pulau Jawa. Sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan sektor swasta seperti Cargill sangat penting untuk keberlanjutan investasi industri,” ujarnya.
Gubernur Mirza optimistis proyek ini akan menciptakan efek berganda. Dari sisi hulu, petani mendapat akses pasar yang lebih baik, sementara sektor transportasi, logistik, dan industri terkait akan terdorong, meningkatkan aktivitas ekonomi daerah secara menyeluruh. Ia berharap sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan Cargill menjadi contoh nyata semangat Sai Bumi Ruwa Jurai—tempat pertemuan yang saling menguatkan untuk kemajuan bersama.
Lampung Refinery tidak hanya menjadi simbol kemajuan industri, tetapi juga menegaskan komitmen Lampung sebagai provinsi yang siap menghadirkan ekonomi berkelanjutan berbasis industri hijau, sosial, dan inklusif.***






