Investor asing kembali mencatat aksi beli besar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sepanjang periode 20–24 Oktober 2025, investor asing membukukan net buy senilai Rp 4,23 triliun, seiring penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 4,5% ke level 8.271,72 pada penutupan Jumat (24/10).
P.H. Sekretaris Perusahaan BEI Aulia Noviana Utami Putri, menyebutkan bahwa IHSG dan kapitalisasi pasarInvestor asing kembali mencatat aksi beli besar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sepanjang periode 20–24 Oktober 2025, investor asing membukukan net buy senilai Rp 4,23 triliun.
“Kapitalisasi pasar BEI turut meningkat, sebesar 3,31% menjadi Rp15.234 triliun dari Rp14.746 triliun pada sepekan sebelumnya,” tulis Aulia dalam keterangan resmi yang dikutip Sabtu (25/10).
Arus dana asing yang deras mendorong kapitalisasi pasar BEI naik Rp 488 triliun menjadi Rp 15.234 triliun. Meski begitu, nilai transaksi harian rata-rata turun 18,85% menjadi Rp 22,28 triliun.
- Danantara Sebut Proyek Kelola Sampah Jadi Listrik Dimulai Maret 2026
- Bahlil Maafkan Pembuat Meme Dirinya, Terbiasa Dihina Sejak Kecil
- Bahlil Akan Berikan Izin Ekspor Konsentrat ke Amman Mineral
Sementara itu rata-rata frekuensi transaksi harian mengalami perubahan yaitu sebesar 12,91% menjadi 2,36 juta kali transaksi, dari 2,71 juta kali transaksi pada pekan lalu. Rata-rata volume transaksi harian Bursa pada pekan ini juga turun 19,70% menjadi 30,47 miliar lembar saham, dari 37,95 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.
Kenaikan IHSG pekan ini ditopang oleh saham-saham berkapitalisasi besar, terutama perbankan dan telekomunikasi. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi penopang utama dengan kontribusi 72,47 poin terhadap IHSG setelah naik 10,33%. Disusul PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang menguat 10%,
Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) juga melonjak 14,24% diikuti PT Bank Mandiri (BMRI) Tbk naik 12,35%, serta PT Astra International Tbk (ASII) yang menguat 16,89%. Saham PT Bank Negara Indonesia Tk (BBNI) turut menopang penguatan indeks dengan kenaikan 15%.
Dari sisi sektoral, properti dan real estate menjadi sektor dengan penguatan tertinggi, naik 15,82% dalam sepekan. Sektor keuangan dan industri juga mencatatkan kenaikan masing-masing 5,76% dan 7,41%. Sebaliknya, sektor teknologi dan bahan baku (basic materials) menekan IHSG setelah turun masing-masing 4,67% dan 2,67%.
Beberapa saham justru menjadi pemberat indeks. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) anjlok 14,15%, memberikan tekanan sebesar 17,61 poin terhadap IHSG. Saham PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) juga turun tajam 32,17%, diikuti PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) yang terkoreksi 4,06%, dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) merosot 9,28%.
Dari daftar saham dengan kenaikan tertinggi, PT Nirvana Development (NIRO) mencatat lonjakan 128,33% menjadi top gainer pekan ini. Saham PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE) naik 106,56%, PT Buana Listya Tama Tbk (BULL) melesat 76,17%, disusul PT Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM) yang menguat di atas 50%. Sebaliknya, saham PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) menjadi top loser setelah ambles 44,97%, diikuti PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) dan PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA).
Meski aktivitas transaksi menurun, pergerakan pasar pekan ini menunjukkan kembalinya kepercayaan investor asing terhadap saham-saham domestik, terutama di sektor perbankan dan telekomunikasi. Jika arus modal asing berlanjut, IHSG berpotensi menguji kembali level tertinggi tahunannya dalam beberapa pekan ke depan.






