Free Gift

Irjen Nurworo Danang Ungkap Sistem Keamanan Pangan di SPPG Polri, Dari Dapur Hingga Distribusi

Sabo – Polri menerapkan standar ketat keamanan pangan atau food safety dalam pengelolaan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). Langkah ini dilakukan agar seluruh makanan yang diolah dan disalurkan terjamin kualitas, keamanan, serta kesehatannya.

Kasatgas MBG Polri Irjen Pol Nurworo Danang menjelaskan, setiap proses di SPPG dijalankan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang menjadi pedoman baku dari hulu ke hilir. Mulai dari penyediaan bahan baku, proses pengolahan, hingga pendistribusian makanan bergizi kepada penerima manfaat.

“Sebagai bentuk dukungan terhadap program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan Pemerintah, Polri telah membangun Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG Polri) yang menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang menjadi pedoman baku, mulai dari penyediaan bahan baku, pengolahan, hingga pendistribusian makanan bergizi kepada penerima manfaat,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Jumat (24/10).

Menurutnya, SOP tersebut menunjukkan komitmen Polri untuk memastikan setiap tahap berjalan aman, higienis, dan ramah lingkungan. Setiap karyawan dan relawan wajib melalui tahapan khusus sebelum memasuki area produksi, mulai dari mengganti alas kaki, mencuci tangan, hingga mengenakan alat pelindung diri lengkap.

“Langkah ini menjadi wujud disiplin dan kepatuhan Polri terhadap prinsip kebersihan dan keselamatan kerja. Tahapan berikutnya adalah penerimaan bahan baku,” tuturnya.

Bahan pangan yang datang diperiksa secara ketat oleh petugas Quality Control dan ahli gizi Polri. Pemeriksaan mencakup kualitas, kesegaran, suhu penyimpanan, hingga kuantitas. Bahan yang tidak memenuhi standar langsung dipisahkan dan dilaporkan, sedangkan bahan layak disimpan di ruang pendingin, kering, atau basah sesuai kategorinya.

“Personel dan relawan memproses bahan nabati dan hewani di area terpisah agar tidak terjadi kontaminasi silang. Semua alat masak dan peralatan dipastikan dalam kondisi bersih, kering, dan steril, di bawah pengawasan petugas Quality Control dan ahli gizi Polri,” terangnya.

Proses pengolahan makanan dilakukan dengan suhu minimal 74 derajat Celsius agar matang sempurna dan aman dikonsumsi. Sesuai SOP, makanan wajib diolah dan disajikan maksimal empat jam sebelum waktu konsumsi agar mutu gizi terjaga dan pertumbuhan mikroorganisme berbahaya dapat dicegah.

Selama masa tunggu, makanan disimpan dalam wadah tertutup dengan suhu terjaga. Sebelum disajikan, dilakukan pemeriksaan organoleptik oleh ahli gizi Polri untuk menilai warna, aroma, rasa, dan tekstur makanan, memastikan kualitas tetap konsisten.

Irjen Nurworo menegaskan, keamanan pangan di SPPG Polri diawasi langsung oleh Dokkes Polri. Pengawasan dilakukan melalui rapid test untuk mendeteksi kandungan nitrit, sianida, arsen, dan formalin. Selain itu juga dilakukan uji mikrobiologi dan kimia untuk memastikan makanan bebas dari bakteri berbahaya seperti E. coli dan Salmonella.

“Dari setiap menu, diambil sampel 100 gram, dilabeli dan disimpan selama 24 jam sebagai arsip keamanan pangan Polri,” paparnya.

Tahapan berikutnya adalah pengemasan dan distribusi. Makanan dikemas dalam wadah food grade kedap udara, diberi label identitas, dan dimuat ke kendaraan logistik tertutup milik Polri. Setibanya di lokasi, makanan diserahkan melalui Berita Acara Serah Terima (BAST) untuk menjamin distribusi tepat sasaran.

“Setelah konsumsi, tim SPPG Polri mengelola ompreng dan sisa makanan. Peralatan dikembalikan, dipilah, ditimbang, lalu melalui proses pencucian dan sterilisasi berlapis menggunakan air panas, sabun food grade, disinfektan aman pangan, dan oven suhu tinggi untuk membunuh mikroorganisme patogen, selanjutnya melakukan proses pengeringan menggunakan food tray. Peralatan yang telah steril disimpan di ruang bersih tertutup hingga siap digunakan kembali,” bebernya.

Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan, SPPG Polri juga menerapkan sistem bio tank modern untuk mengolah limbah organik dan cair. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Polri menjaga kebersihan lingkungan, mengurangi pencemaran, dan mewujudkan dapur sehat berkelanjutan.

Selain pengawasan harian, SPPG Polri juga melakukan evaluasi pascadistribusi. Setelah makanan dikonsumsi, tim menyiapkan checklist harian untuk menilai kondisi makanan, tingkat kepuasan, dan masukan dari para penerima manfaat.

“Masukan ini menjadi dasar perbaikan berkelanjutan agar pelayanan gizi Polri semakin baik dan tepat sasaran. Sebagai bentuk peningkatan kualitas nasional, Polri saat ini sedang mengajukan Sertifikat Higienist Nasional bagi seluruh satuan pelayanan gizi,” katanya.

Irjen Nurworo menambahkan, sertifikasi tersebut menjadi bukti nyata komitmen Polri memenuhi standar tertinggi dalam keamanan pangan, sanitasi dapur, dan pengendalian limbah. Melalui penerapan SOP yang disiplin dan higienis, Polri memastikan setiap makanan yang diolah dan didistribusikan aman, sehat, bergizi, serta ramah lingkungan.

“Implementasi SOP ini mencerminkan profesionalisme, kepedulian, dan pengabdian sejati Polri kepada masyarakat,” imbuhnya.

Apakah Anda ingin saya bantu ubah versi ini menjadi press release resmi bergaya Divisi Humas Polri, dengan format institusional (lead – kutipan – tahapan teknis – komitmen nasional – penutup)?

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar