Sabo Beauty influencer ternama, Tasya Farasya, tengah menjadi perhatian publik setelah membagikan pengalamannya menjalani terapi akibat insomnia akut melalui Instagram Story pribadinya @tasyafarasya. Kondisi tersebut sudah cukup lama dirasakan Tasta, hingga mengganggu pola tidur dan berdampak pada aktivitas sehari-hari.
Sebagai figur publik yang aktif di media sosial, Tasya memilih untuk terbuka soal masalah kesehatannya. Ia menilai bahwa berbagi pengalaman pribadi dapat menjadi pengingat bagi banyak orang tentang pentingnya menjaga kesehatan mental maupun fisik. Keputusan Tasya menjalani terapi pun menjadi langkah serius untuk memperbaiki kualitas tidurnya.
Namun, keterbukaan Tasya ini ternyata memicu berbagai komentar dari warganet. Banyak yang memberikan dukungan dan doa agar dirinya segera pulih. Meski begitu, sejumlah komentar negatif bermunculan di media sosial. Beberapa bahkan mengaitkan kondisi Tasya dengan gaya hidup maupun masalah pribadi.
Dalam sebuah unggahan akun TikTok @tasyafarasya.story, salah satu komentar datang dari akun @aqila yang menuliskan, “Hartanya banyak tapi tetap nggak bisa tidur, padahal mau apa saja ada. Sementara kita yang banyak beban justru matanya ngantuk terus,”. Komentar ini seolah menyoroti kontras antara kondisi Tasya dengan kehidupan orang kebanyakan.
Akun lain bernama @Penggemarmu juga memberikan komentar berbeda dengan menulis, “Lebih baik segera meminta maaf kepada saudara kembarmu sebelum terlambat,”. Ucapan ini seolah mengaitkan masalah kesehatan yang dialami Tasya dengan hubungan personal dalam keluarganya.
Di sisi lain, sejumlah warganet menilai kondisi yang dialami Tasya adalah hal yang wajar. Menurut mereka, insomnia bisa dialami siapapun, termasuk orang dengan kondisi finansial yang mapan. Hal ini karena penyebab insomnia bukan hanya faktor fisik, melainkan juga pikiran yang terlalu aktif dan sulit dikendalikan.
Sementara itu, dikutip dari Alodokter, insomnia akut merupakan gangguan tidur yang biasanya berlangsung dalam jangka pendek, mulai dari satu malam hingga beberapa minggu. Kondisi ini dapat dipicu oleh berbagai faktor. Tingkat stres yang tinggi, peristiwa traumatis termasuk kondisi psikologis seperti Stockholm syndrome, serta depresi, diketahui berperan besar dalam munculnya gangguan tidur.
Selain itu, gaya hidup yang tidak sehat, penggunaan obat-obatan tertentu, serta kebiasaan tidur yang buruk juga dapat memperburuk kondisi ini. Perubahan jadwal tidur, misalnya akibat jet lag atau bekerja dengan sistem shift, hal ini dapat menjadi pemicu yang membuat seseorang sulit tidur nyenyak.
Kondisi yang dialami Tasya dapat menjadi gambaran nyata masalah kesehatan mental yang banyak terjadi di era digital. Rutinitas padat, tuntutan pekerjaan, hingga ekspektasi publik terhadap figur populer membuat seseorang lebih rentan mengalami tekanan psikologis.
Meski mendapat komentar negatif, langkah Tasya untuk berbagi cerita justru dipandang positif oleh sebagian besar pengikutnya.
Hal ini juga menjadi pengingat bahwa kehidupan selebriti tidak selalu identik dengan gemerlap dan kenyamanan. Melalui keterbukaannya, Tasya menunjukkan pesan penting menjaga kesehatan mental dan fisik sama pentingnya dengan penampilan luar. (*)