Free Gift

Jangan Sampai Kejadian di Anda: Inilah 7 Perilaku yang Membuat Orang di Sekitar Menjauh Menurut Psikologi

Sabo – Bukan rahasia lagi, kita semua menua. Pertumbuhan pribadi, pengembangan kecerdasan, dan akumulasi kebijaksanaan. Semua ini adalah aspek-aspek dari bertambahnya usia yang kita sambut dengan hangat, bukan?

Namun, pernahkah Anda berpikir bahwa seiring bertambahnya usia, beberapa perilaku Anda mungkin membuat orang lain tidak menyukainya tanpa Anda sadari?

Penuaan bukanlah alasan untuk berperilaku tidak menyenangkan. Sayangnya, beberapa orang mengembangkan kebiasaan selama bertahun-tahun yang membuat mereka kurang disukai seiring bertambahnya usia.

Mulai dari mengekspresikan kenegatifan secara terus-menerus hingga menolak perubahan, ada cara-cara halus yang tanpa disadari dapat membuat orang menjauh.

Jadi, dengan semangat untuk memperbaiki diri, mari kita selidiki perangkap perilaku ini.

Dilansir dari Geediting, inilah tujuh kebiasaan kecil yang jika dibiarkan, akan membuat orang terdekat menjauh.

Kebiasaan-kebiasaan ini mungkin tidak terekam jelas, namun kesadaran adalah langkah pertama menuju perubahan. 

1. Menolak Perubahan

Menua terkadang berarti kita semakin terjebak dalam kebiasaan-kebiasaan kita. Sudah menjadi kodrat manusia untuk menemukan kenyamanan dalam hal-hal yang familiar, menikmati zona nyaman dari hal-hal yang dikenal.

Namun, hal ini dapat dengan mudah berubah menjadi penolakan keras terhadap perubahan, suatu perilaku menua yang dapat sangat menjengkelkan.

Bayangkan jika terus-menerus menolak perspektif baru, menolak kemajuan teknologi baru, atau menolak mentah-mentah evolusi norma-norma masyarakat.

Ini bisa menggambarkan seseorang yang statis, kaku, dan tak tergoyahkan. Bukan gambaran yang bagus, kan?

Ingatlah, perubahan adalah satu-satunya hal yang konstan dalam hidup. Meski terdengar menyakitkan, jangan biarkan usia mengeraskan kita menjadi batu karang yang stagnan, tak tergoyahkan oleh arus kehidupan yang mencengangkan.

Marilah kita menjadi tanah liat yang lunak, yang dapat dibentuk, yang dapat beradaptasi, dan yang siap menerima perubahan.

Jadi, inilah kesempatanmu untuk menunjukkan keberanianmu. Bangunlah menghadapi kenyataan, tantang statusmu, terbukalah pada pengalaman baru, dan rangkul perubahan yang berputar di sekitar kita.

Keterbukaan pikiran ini tidak hanya akan membuat Anda lebih disukai, tetapi juga akan membuat Anda tetap bersemangat dan relevan, berapa pun usia Anda. 

2. Menyimpan Dendam

menyimpan dendam sama sekali tidak menyenangkan atau bermartabat. Memendam dendam hanya akan membayangi aura Anda dengan kesuraman berbisa yang membuat orang menjauh.

Inilah bongkahan kebenaran yang saya rasa sangat berharga, pengampunan bukan berarti melepaskan orang lain dari kesalahan, melainkan melepaskan beban kepahitan kita sendiri.

Oleh karena itu, lain kali Anda merasa menyimpan dendam, berkomitmenlah untuk memaafkan dan melepaskannya.

Belajar untuk melepaskan, membuka hati terhadap seni memaafkan, dan membuang jauh-jauh rasa dendam yang menimbulkan rasa tidak suka.

3. Meremehkan Generasi Muda

Pernahkah Anda terjebak dalam narasi zaman saya atau generasi Anda? Kita semua tahu bahwa kecenderungan untuk meremehkan generasi muda, cita-cita mereka, atau perubahan yang mereka bawa.

Namun, inilah kendalanya. Usia tidak selalu berarti kebijaksanaan, dan pengalaman tidak selalu berarti kebenaran.

Mengidealkan masa lalu yang indah dan terus-menerus membandingkannya secara negatif, dengan masa kini bisa dianggap merendahkan dan meremehkan.

Evolusi ini memperkaya, menyegarkan, dan membuka cakrawala baru. Jadi, mengapa meremehkannya jika kita bisa belajar, menghargai, atau sekadar menikmati prosesnya?

Coba ganti di waktuku dengan biarkan aku memahami waktumu. Hal ini semacam pendekatan yang halus namun transformatif yang dapat membuat Anda secara mengejutkan lebih disukai oleh orang-orang dari segala usia.

Karena pada akhirnya, bukankah ikatan yang menjembatani generasi lebih baik daripada jurang yang memisahkan satu generasi?

4. Mengabaikan Pertumbuhan

Bayangkan ini, Anda bertemu seseorang yang meskipun bertambah usia, tetap stagnan dalam hal pertumbuhan atau pengembangan pribadi.

Mereka memiliki kebiasaan, sikap, dan keyakinan yang sama seperti yang mereka miliki beberapa dekade lalu.

Apakah ini menggambarkan gambaran yang menarik dan memikat? Belum tentu.Memang, pertumbuhan pribadi adalah sebuah perjalanan, bukan perlombaan. 

Namun, ketika kita berhenti bertumbuh, kita berisiko menjadi kurang dinamis dan, kurang menarik bagi orang lain.

Sejujurnya, itu sesuatu yang perlu direnungkan. Usia memang membekali kita dengan pengalaman, tetapi kitalah yang harus mengubah pengalaman ini menjadi kebijaksanaan.

Sederhana sekali, namun banyak di antara kita yang membiarkan kesempatan untuk terus-menerus memperbaiki diri berlalu begitu saja.

Pendekatan belajar seumur hidup itu menarik karena menunjukkan bahwa kita berpikiran terbuka, mudah beradaptasi, dan selalu berkembang.

Jadi, ingatlah untuk selalu memuaskan keingintahuan Anda, memelihara minat Anda, dan teruslah tumbuh, beradaptasi, dan berkembang.

Orang-orang secara alami tertarik pada mereka yang memancarkan aura perbaikan diri yang konstan. 

5. Meningkatnya Negativitas

Pernahkah Anda menyadari bagaimana perspektif hidup menjadi sedikit lebih menakutkan seiring bertambahnya usia? 

Seiring bertambahnya usia, beban cobaan dan kesengsaraan hidup seringkali membuat kita lebih rentan terhadap hal-hal negatif.

Tetapi tahukah Anda, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Psychology and Aging, orang dewasa yang lebih tua cenderung memiliki pandangan yang lebih positif daripada rekan-rekan mereka yang lebih muda?

Meski begitu, sebagian orang menonjolkan sisi negatifnya seiring bertambahnya usia, menunjukkan pesimisme terus-menerus yang dapat menguras tenaga orang-orang di sekitar mereka

Seolah-olah kacamata berwarna mawar masa muda telah digantikan oleh lensa abu-abu badai.

Terlalu memikirkan hal-hal negatif dapat membuat orang lain merasa seperti berjalan di atas kulit telur di depan Anda.

Hal itu menimbulkan rasa tidak nyaman, menciptakan jarak, dan sayangnya, hal itu mengurangi tingkat kesukaan terhadap Anda secara signifikan.

Pertimbangkan ini, membuat pilihan sadar untuk lebih fokus pada hal-hal positif, menghargai hal-hal kecil, dan menumbuhkan rasa syukur.

Hal ini bukan tentang mengabaikan kenyataan, tetapi lebih kepada aktif mencari hikmah di balik musibah kehidupan.

Ini tidak hanya akan membangkitkan semangat Anda, tetapi juga akan membuat orang lain merasa lebih positif terhadap Anda. Sikap positif itu menular dan itu seperti magnet yang terus menarik.

6. Meremehkan Orang Lain

Pernahkah Anda memperhatikan bagaimana kita terkadang meremehkan pentingnya waktu orang lain seiring bertambahnya usia kita?

Mari kita hadapi kenyataan, usia terkadang memberi kita keleluasaan untuk mengatur jadwal orang lain agar sesuai dengan jadwal kita sendiri dengan sikap acuh tak acuh yang mengkhawatirkan.

Pengingat ramah untuk kita semua: waktu setiap orang harus dihormati, terlepas dari usia kita atau usia mereka.

Bayangkan terlambat menghadiri janji temu atau memperpanjang percakapan atau kunjungan tanpa mempertimbangkan apakah pihak lain mungkin memiliki komitmen lain.

Hal ini adalah cara untuk memberi tahu orang lain bahwa kita merasa waktu kita lebih berharga daripada waktu mereka.

Ingatlah, kesopanan kecil beresonansi dengan riak kebaikan. Kesopanan itu memberi tahu orang lain, saya melihat Anda. Saya menghormati Anda.

Bukankah itu sesuatu yang kita semua dambakan? Menghargai waktu orang lain bukan hanya tanda empati, tetapi juga sesuatu yang secara langsung dapat memengaruhi tingkat kesukaan seseorang.

Jadi, marilah kita pupuk kebiasaan tepat waktu, peduli, dan menghargai waktu orang lain. Kenali bahwa setiap momen yang mereka habiskan bersama kita adalah hadiah yang mereka tawarkan, bukan kewajiban yang harus mereka penuhi.

Kebaikan dan rasa hormat memang dua sifat yang paling disukai, mari kita pastikan sifat-sifat tersebut tetap ada dalam diri kita, tidak peduli berapa banyak lilin yang kita nyalakan di kue ulang tahun kita.

7. Tidak Mendengarkan

Kita telah menjelajahi berbagai aspek yang berhubungan dengan kesukaan, dan kini kita sampai pada belokan yang paling krusial.

Tindakan sederhana mendengarkan. Seiring bertambahnya usia, beberapa dari kita mungkin, tanpa sengaja, melupakan pentingnya komunikasi dua arah.

Karena asyik berbagi kebijaksanaan dan pengalaman, kita mungkin berakhir menjadi penggila monolog, lupa untuk berhenti sejenak dan mendengarkan.

Mendengarkan, mendengarkan dengan sungguh-sungguh, jauh lebih dari sekadar diam saat orang lain berbicara.

Ini tentang kehadiran sepenuhnya, membangkitkan empati, dan berusaha memahami sudut pandang mereka untuk benar-benar memahami perspektif mereka sebelum bereaksi.

Jangan pernah meremehkan keajaiban mendengarkan aktif memiliki kekuatan luar biasa untuk membuat orang merasa dipahami, dihargai, dan diterima. 

Mendengarkan aktif menjalin hubungan yang mendalam dan menjembatani perbedaan. Oleh karena itu, hal itu memiliki dampak besar pada kesukaan terhadap kita.

Oleh karena itu, marilah kita ingat untuk mendengarkan dengan penuh empati orang-orang di sekitar kita dan menciptakan ruang yang hangat dan ramah bagi semua suara, termasuk yang paling pelan sekalipun.

Ini sifat sederhana, tetapi mungkin yang paling berarti untuk menjadi seseorang yang memancarkan pesona sederhana dan disukai, tanpa memandang usia

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar