Sabo – Kita semua adalah “arsitek” dari harapan kita sendiri. Namun, ketika harapan tersebut ditujukan pada perilaku dan sikap orang lain orang tua, pasangan, sahabat, atau rekan kerja kita sering kali membangun jebakan emosional yang siap meledak.
Saat realita (sikap atau tindakan orang lain) tidak selaras dengan cetak biru harapan di kepala kita, munculah kekecewaan. Kekecewaan ini sering kali memicu overthinking: memutar ulang percakapan, menganalisis motivasi orang lain, dan menyalahkan diri sendiri atau pihak lain secara berlebihan.
Lantas, bagaimana cara keluar dari siklus overthinking yang melelahkan ini?
Kuncinya adalah mengubah fokus dari apa yang tidak bisa kita kontrol (perilaku orang lain) menjadi apa yang sepenuhnya di bawah kendali kita (reaksi dan ekspektasi diri sendiri).
1. Pahami Prinsip “Kontrol Terbatas”
Langkah pertama adalah menerima fakta yang mendasar: Anda tidak bisa mengendalikan orang lain.
Tarik Garis Batas: Sadari bahwa perilaku orang lain adalah cerminan dari pikiran, pengalaman, dan batasan mereka, bukan semata-mata cerminan dari nilai Anda.
Identifikasi Sumber Kekecewaan: Tanyakan pada diri sendiri: “Apakah saya kecewa karena tindakan mereka buruk, atau karena tindakan mereka tidak sesuai dengan skenario yang saya buat?” Sering kali, kita kecewa karena perbedaan antara ekspektasi vs. realita, bukan karena niat jahat mereka.
2. Turunkan dan Sesuaikan Ekspektasi (Be Realistic)
Overthinking karena ekspektasi adalah tanda bahwa standar yang Anda tetapkan mungkin terlalu tinggi, kaku, atau tidak realistis.
Ekspektasi Fleksibel: Ganti ekspektasi kaku (“Dia seharusnya selalu ingat ulang tahun saya”) menjadi pemahaman yang fleksibel (“Wajar jika dia bisa lupa, karena dia sedang banyak pikiran”). Ini mengurangi beban emosional yang Anda letakkan pada orang lain.
Komunikasi, Bukan Asumsi: Jika ada hal penting yang Anda butuhkan, komunikasikan secara terbuka dan jelas, daripada diam-diam berharap orang lain akan “peka” atau “tahu dengan sendirinya”. Asumsi adalah bahan bakar utama overthinking.
3. Praktikkan Thought Challenge Saat Overthinking Menyerang
Ketika pikiran mulai berputar pada “Kenapa dia begitu?” atau “Seharusnya dia…” segera lakukan tantangan pikiran:
Pertanyaan Kritis Contoh Jawaban yang Sehat
- Apa bukti pikiran ini benar? “Saya berpikir dia marah, tapi buktinya hanya dia membalas chat singkat.”
- Adakah penjelasan lain? “Mungkin dia sedang sibuk, lelah, atau ada masalah yang tidak ada hubungannya dengan saya.”
- Apakah pikiran ini produktif? “Tidak. Memikirkan ini hanya membuat saya stres dan tidak menyelesaikan masalah.”
- Apa yang bisa saya kontrol sekarang? “Saya bisa mengalihkan fokus ke pekerjaan saya atau melakukan teknik relaksasi.”
4. Alihkan Energi ke Diri Sendiri (Self-Focus)
Energi yang Anda gunakan untuk menganalisis dan overthinking perilaku orang lain adalah energi yang terbuang. Alihkan energi itu kembali pada diri sendiri.
Tetapkan Batas Waktu Berpikir: Izinkan diri Anda overthinking selama 10-15 menit. Setelah waktu habis, katakan “Stop” dan paksa diri Anda beralih ke aktivitas fisik atau mental lain (misalnya, berolahraga, membaca buku yang menantang, atau menekuni hobi).
Fokus pada Tujuan Pribadi: Dorong diri Anda untuk mengejar tujuan dan nilai-nilai hidup yang penting bagi Anda. Ketika Anda sibuk membangun kehidupan yang otentik, Anda akan memiliki lebih sedikit waktu dan energi untuk terganggu oleh sikap orang lain.
Latihan Memaafkan Diri Sendiri: Seringkali, overthinking terhadap orang lain berakar dari rasa bersalah atau ketakutan akan penolakan. Maafkan diri Anda karena memiliki ekspektasi, dan maafkan orang lain karena menjadi manusia biasa yang tidak sempurna.
Mengatasi overthinking atas sikap orang lain adalah perjalanan melepaskan ilusi kendali. Dengan bersikap realistis terhadap ekspektasi, berkomunikasi secara asertif, dan berfokus pada apa yang benar-benar bisa Anda ubah—diri Anda sendiri—Anda akan menemukan kedamaian yang jauh lebih besar daripada kepuasan karena orang lain bertindak sesuai harapan.***
Disclaimer: Artikel ini dibuat dengan bantuan AI Gemini/ChatGPT yang dimodifikasi oleh editor manusia untuk kenyamanan pembaca.






