Sabo Di era serba digital, berbelanja online bukan lagi sekadar tren, melainkan kebutuhan.
Banyak orang memilih belanja daring karena praktis, hemat waktu, dan bisa dilakukan kapan saja.
Namun, ada alasan lain yang lebih mendalam: sebagian orang secara sadar atau tidak justru menghindari keramaian toko fisik.
Dilansir dari Geediting pada Kamis (21/9), dari perspektif psikologi, keputusan ini tidak hanya berbicara soal kenyamanan, tapi juga mencerminkan sifat-sifat tertentu yang melekat pada kepribadian seseorang.
Lantas, apa saja sifat yang mungkin tercermin ketika seseorang lebih suka menekan tombol “checkout” di layar ponsel dibanding berjalan di lorong supermarket yang penuh orang? Berikut penjelasannya.
1. Introvert yang Menyukai Ruang Pribadi
Mereka yang cenderung menghindari keramaian biasanya memiliki sifat introvert.
Bagi tipe ini, kerumunan bisa menguras energi.
Belanja online memberi kesempatan untuk tetap memenuhi kebutuhan tanpa harus bertemu banyak orang, sehingga ruang pribadi tetap terjaga.
2. Cermat dalam Mengatur Energi
Psikologi juga melihat bahwa orang yang memilih belanja online sering kali paham betul bagaimana cara mengatur energinya.
Keramaian dianggap membuang tenaga, sementara berbelanja daring lebih hemat energi dan bisa dilakukan dalam suasana santai.
3. Lebih Mudah Cemas di Tempat Ramai
Bagi sebagian orang, berada di antara banyak orang dapat menimbulkan rasa cemas atau overthinking.
Psikologi menyebut ini sebagai social anxiety ringan.
Maka, belanja online jadi jalan keluar untuk menghindari rasa tidak nyaman di ruang publik.
4. Senang Mengontrol Situasi
Belanja di toko fisik berarti harus menghadapi antrian panjang, kasir yang sibuk, atau stok yang habis tiba-tiba.
Mereka yang memilih belanja online biasanya punya sifat ingin mengendalikan situasi—lebih nyaman saat semua bisa dilakukan dengan klik dan tanpa drama.
5. Praktis dan Solutif
Salah satu sifat yang menonjol adalah sikap praktis.
Orang dengan karakter ini lebih suka solusi cepat dan efisien.
Alih-alih menghabiskan waktu mencari parkiran dan berjalan di lorong-lorong toko, belanja online dianggap jauh lebih efektif.
6. Lebih Mandiri dalam Keputusan
Orang yang tidak suka berbelanja di tengah keramaian cenderung lebih mandiri.
Mereka tidak terlalu terpengaruh oleh promosi yang ditawarkan pramuniaga atau dorongan dari teman belanja.
Online shopping memungkinkan mereka mengambil keputusan sesuai kebutuhan sendiri.
7. Perfeksionis yang Suka Membandingkan
Sifat perfeksionis juga sering terlihat.
Mereka suka membandingkan harga, membaca ulasan, hingga meneliti detail produk sebelum membeli.
Sesuatu yang lebih mudah dilakukan saat belanja online ketimbang di toko fisik.
8. Kreatif Menyiasati Keterbatasan
Menghindari keramaian tidak berarti pasif.
Justru banyak dari mereka yang kreatif dalam menemukan alternatif.
Belanja online adalah bentuk kreativitas dalam memanfaatkan teknologi untuk menyesuaikan kebutuhan dengan gaya hidup pribadi.
9. Lebih Menjaga Kesehatan Mental
Akhirnya, ada pula kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental.
Orang yang tidak nyaman dengan keramaian memilih cara yang membuat pikirannya lebih tenang.
Psikologi menilai ini sebagai bentuk self-care: melindungi diri dari hal-hal yang bisa memicu stres.
Kesimpulan
Berbelanja online untuk menghindari keramaian bukan hanya tentang gaya hidup digital, melainkan juga cerminan sifat psikologis.
Dari introvert, praktis, hingga perfeksionis, semua menunjukkan bahwa setiap pilihan dalam hidup kita punya makna lebih dalam.
Jika Anda termasuk yang lebih suka belanja daring, mungkin itu adalah bentuk kesadaran diri dalam menjaga energi, kesehatan mental, dan kebebasan mengambil keputusan.
Pada akhirnya, bukan soal di mana kita berbelanja, tapi bagaimana cara kita merasa nyaman dengan diri sendiri.
***









