Free Gift

Jurus PELNI Siapkan 30.000 Porsi Makanan Penumpang Per Hari Sesuai Standar Keamanan Pangan

Sabo – PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT PELNI (Persero) punya jurus khusus memastikan makanan di atas kapal aman dikonsumsi penumpang dengan penerapan sistem keamanan pangan Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP). 

Melalui sertifikasi internasional itu, PELNI menjamin seluruh sajian makanan di kapal memenuhi standar higienitas internasional dari dapur hingga meja makan. 

Manager Komunikasi Korporasi PELNI, Ditto Pappilanda, menjelaskan bahwa sejak 2023, sistem HACCP mulai diterapkan di kapal penumpang PELNI untuk memastikan seluruh proses pengelolaan bahan pangan terpantau ketat. 

“Ada enam area yang harus kami awasi agar sesuai standar HACCP dan wajib dijalankan secara konsisten oleh kru kapal, terutama yang menangani perbekalan dan pengolahan bahan makanan,” ujar Ditto dalam Media Briefing di Banda Naira, Maluku, Kamis (23/10). 

Lebih lanjut, Ditto juga membeberkan bahwa ada enam area penting itu mencakup penerimaan bahan baku, penyimpanan, penyiapan proses, pengolahan makanan, pengemasan, dan penyajian. Dengan sistem ini, bahan pangan dipastikan aman dari kontaminasi biologis maupun kimia sejak awal proses. 

Lima Kapal Sudah Bersertifikat, Lima Lagi Menyusul 

Adapun hingga saat ini, lima kapal penumpang PELNI sudah mengantongi sertifikasi HACCP, yakni KM Dorolonda, KM Kelud, KM Bukit Siguntang, KM Awu, dan KM Egon. Sementara itu, lima kapal lainnya tengah dalam proses sertifikasi, antara lain KM Dobonsolo, KM Sinabung, KM Lambelu, KM Bukit Raya, dan KM Nggapulu. 

“Selama ini memang tidak pernah ada insiden keracunan pangan di kapal PELNI. Tapi dengan HACCP, kami semakin percaya diri karena standar keamanan pangan kini lebih ketat dan terukur,” beber Ditto. 

Dapur Steril, Kru Patuh 5R 

Sementara itu, Ditto menyebutkan bahwa perbedaan paling mencolok sejak penerapan HACCP tampak dari peralatan dapur dan perlengkapan kru. Semua alat memasak kini wajib berbahan stainless steel antikarat. 

“Mulai pisau, sutil, hingga rak penyimpanan. Kru dapur juga harus memakai hair net, masker, celemek, sarung tangan, dan sepatu dapur antilicin,” ujarnya. 

Menariknya, dapur PELNI kini punya kode warna untuk talenan agar tidak terjadi kontaminasi silang bahan makanan. Seperti, merah untuk daging, kuning untuk ayam, biru untuk ikan, hijau untuk sayur, dan putih untuk roti atau keju. 

“Pemisahan talenan ini mencegah bakteri berbahaya atau alergen menyebar ke bahan lain. Kami juga memasang pemberitahuan tentang kandungan alergen seperti ikan, kacang, susu, gluten, atau telur di area publik kapal,” jelas Ditto. 

Bahkan, ia memastikan bahwa kru dapur pun wajib menerapkan budaya kerja 5R, terdiri dari Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin. Selain itu, semua bahan pangan dan alat masak disimpan di tempat tertutup dengan suhu dan tanggal kedaluwarsa terpantau rutin. 

Layani Jutaan Penumpang, Keamanan Jadi Prioritas 

Dengan jumlah penumpang mencapai 3,36 juta orang hingga September 2025, PELNI menempatkan keamanan pangan setara pentingnya dengan keselamatan pelayaran. Itu sebabnya, setiap makanan yang diberi kepada penumpang dipastikan aman, bahkan disarankan untuk dikonsumsi dalam waktu 2 jam setelah diberikan. 

“Selain keselamatan di laut, keamanan makanan juga jadi prioritas kami. Penumpang harus bisa menikmati sajian dengan tenang dan nyaman,” tukas Ditto.

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar