Free Gift

Kampung Cina Cibubur yang Kian Sepi Menyisakan Kenangan dari Masa Kejayaan

JAKARTA, Sabo — Di antara deretan ruko dan perumahan mewah di kawasan Kota Wisata Cibubur, Kabupaten Bogor, berdiri sunyi sebuah kawasan yang dulu pernah jadi magnet wisata, Kampung Cina Cibubur.

Ornamen oriental di pintu gerbangnya masih berdiri, tapi warnanya pudar, sementara ilalang tumbuh menembus ubin yang retak.

Pada awal 2000-an, tempat ini jadi destinasi favorit warga Jakarta dan Bogor.

Ribuan pengunjung datang setiap akhir pekan untuk berburu pernak-pernik Tiongkok, berfoto di bawah lampion merah, atau mencicipi kuliner khas oriental.

Namun, suasana itu kini tinggal cerita.

Ketika Sabomenelusuri kawasan ini pada Selasa (21/10/2025), yang tersisa hanya empat kios yang masih buka—tiga di antaranya warung makan.

Selebihnya, bangunan tampak keropos, cat mengelupas, dan atap-atap bocor dibiarkan tanpa perawatan.

“Suasananya udah beda banget. Banyak toko tutup, bangunan-bangunannya udah pada hancur, udah ga keurus ini, kayaknya emang udah ga buat wisata lagi deh,” kata Rani (44), seorang pengunjung.

Ia masih mengingat masa ketika Kampung Cina begitu hidup. Banyak lokasi yang kerap dijadikan tempat foto.

“Dulu waktu jamannya ini rame banget. Jadi tempat foto-foto, nongkrong, sama jajanan-jajanan khasnya juga banyak,” ujarnya.

Kini, ia hanya melintas sekadar melihat kenangan yang tersisa.

Beralih jadi tempat makan siang

Alih-alih wisatawan, kini yang datang ke Kampung Cina kebanyakan para pekerja yang mencari makan siang.

“Ya karena kerja di sini kebetulan. Tapi emang sekarang yang datang paling orang-orang sekitar aja, atau karyawan lain yang makan siang,” kata Dito (41), seorang karyawan di kawasan Kota Wisata.

Ia mengaku datang bukan untuk berwisata, melainkan sekadar mengisi perut di jam istirahat.

“Biasanya cuma buat makan siang, udah jadi kebiasaan. Kalau bukan karena kerja, mungkin saya juga gak akan ke sini,” katanya.

Dito masih mengingat jelas masa kejayaan Kampung Cina, terlebih ketika sebelum pandemi.

“Dulu rame banget. Tiap hari ada aja rombongan datang, terutama pas weekend. Toko-toko semua buka, ada musik, dekorasinya rame. Sekarang mah kaya foodcourt jatuhnya,” ucapnya.

Menurut dia, penurunan pengunjung mulai terasa sejak pandemi Covid-19.

“Kalau ga salah itu sejak pandemi itu. Waktu itu tuh banyak yang ga buka lagi pedagang jadi yang buka tuh cuma beberapa kaya tukang baju kebanyakan, terus mungkin pengunjung juga semakin sepi jadinya pada pindah, akhirnya kelihatan makin mati,” ungkap Dito.

Meski kini nyaris ditinggalkan, masih ada harapan agar Kampung Cina bisa kembali hidup seperti dulu.

“Harapan saya sih Kampung Cina bisa kembali ramai engga cuma (jadi) tempat makan siang, jadi ada kehidupan di sini, engga sepi kayak sekarang,” kata Dito.

Rani pun berharap pengelola melakukan revitalisasi dan menghidupkan kembali suasana oriental yang dulu menjadi ciri khasnya.

Baginya, Kampung Cina tak hanya sekadar tempat wisata, tapi juga bagian dari kenangan masa yang tak ingin benar-benar hilang.

Kini, di antara bangunan berarsitektur Tiongkok yang memudar dan jalanan yang dipenuhi daun kering, Kampung Cina Cibubur seakan menunggu kehidupan baru, seperti lampion merah yang menunggu kembali dinyalakan.

(Reporter: Hafizh Wahyu Darmawan | Editor: Larissa Huda)

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar