Free Gift

Kapan Musim Hujan Tiba di Daerahmu? Ini Prediksi BMKG

JAKARTA, Sabo – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian besar wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim hujan pada akhir Oktober hingga November 2025. 

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, memastikan bahwa pola musim tahun ini tidak mengalami keterlambatan signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Selama beberapa pekan terakhir, masyarakat di berbagai wilayah Indonesia merasakan cuaca panas ekstrem dengan suhu mencapai 34–37 derajat Celsius. 

Fenomena ini dipengaruhi oleh kombinasi angin kering dari Australia, langit cerah tanpa awan, serta gerak semu matahari yang berada di sekitar selatan ekuator.

BMKG menegaskan bahwa fase panas tersebut adalah bagian dari periode peralihan menuju musim hujan (pancaroba). 

Dalam masa transisi ini, cuaca bisa berubah cepat—pagi terasa terik, namun sore bisa turun hujan lebat disertai angin kencang atau petir.

Menurut BMKG, pola hujan di Indonesia tahun ini bervariasi antarwilayah:

  • Sebagian besar Sumatera dan Kalimantan sudah mulai diguyur hujan sejak Agustus–September 2025.
  • Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara diperkirakan mulai memasuki awal musim hujan pada akhir Oktober hingga November 2025.

BMKG menyebut, tidak ada keterlambatan berarti dalam transisi musim kali ini. Kondisi atmosfer regional, seperti La Niña lemah dan Indian Ocean Dipole (IOD) negatif, turut membantu mempercepat pembentukan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia bagian barat dan tengah.

“Tidak ada keterlambatan signifikan, meski pola hujan tetap dipengaruhi oleh kondisi regional seperti La Niña lemah dan Indian Ocean Dipole negatif,” kata Guswanto saat dihubungi KompasTV, Kamis (23/10/2025).

Dengan kombinasi faktor-faktor tersebut, BMKG memperkirakan awal musim hujan 2025 akan berlangsung secara bertahap, dimulai dari wilayah barat Indonesia dan bergerak ke timur dalam beberapa minggu.

Waspadai Cuaca Ekstrem di Masa Peralihan

BMKG mengingatkan, masa pancaroba menjelang musim hujan sering disertai fenomena cuaca ekstrem. Suhu panas di siang hari dapat memicu pertumbuhan awan konvektif secara cepat, menghasilkan hujan intensitas tinggi disertai petir dan angin kencang sesaat.

BMKG mencatat, hujan sangat lebat dengan curah lebih dari 100 mm per hari telah terjadi di beberapa wilayah seperti Gunung Sitoli (Sumatera Utara) dan Sumatera bagian barat dalam pekan ketiga Oktober.

BMKG meminta masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi perubahan cuaca ini.

  • Hindari berteduh di bawah pohon besar saat hujan deras atau petir.
  • Amankan barang-barang di luar rumah yang mudah terbawa angin.
  • Petani diimbau menyesuaikan waktu tanam dengan prakiraan musim dari BMKG.
  • Pemerintah daerah diminta menyiapkan langkah antisipatif terhadap potensi banjir, tanah longsor, dan genangan air di wilayah rawan.

Musim hujan 2025 akan datang tanpa keterlambatan signifikan, dimulai dari wilayah barat Indonesia pada akhir Oktober dan meluas hingga ke timur pada November. 

Setelah cuaca panas ekstrem yang melanda sepanjang bulan ini, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem lokal selama masa transisi menuju musim hujan. 

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar