KORAN-PIKIRAN RAKYAT – Kebakaran yang melanda Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Heuleut milik Pemerintah Kabupaten Majalengka di Desa Heuleut, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, hingga Senin 20 Oktober 2025, masih terjadi. Sumber api diperkirakan berasal dari api pembakaran lahan milik warga yang akan membuka lahan untuk persiapan musim penghujan.
Api tampak sulit dipadamkan walaupun telah dikerahkan tiga unit kendaraan pemadam kebakaran. Hal itu akibat suhu panas yang mencapai lebih dari 37 derajat selcius serta angin yang terus berembus kencang. Letupan api pun terus muncul dari sejumlah titik walaupun sudah diguyur air. Asap mengepul pekat keluar dari dalam tumpukan sampah yang terbakar, mengikuti arah angin.
Meski demikian pengiriman sampah oleh kendaraan pengangkut sampah tidak terganggu, karena titik sebelah barat masih aman dari kebakaran.
Menurut Pelaksana Tugas Camat Kadipaten Mumuh Muhyidin disertai Kepala Desa Kadipaten Agus Sofyan, Senin 20 Oktober 2025, kebakaran sampah mulai terjadi pada Minggu 19 Oktober 2025, sekitar pukul 13.00. Sumber api diperkirakan berasal dari api pembakaran pembukaan lahan yang dilakukan warga yang jaraknya sekitar 50 meter dari lokasi TPA.
Namun, menurut Agus, api terus merembet, memutar ke bagian barat dan selatan hingga ke TPA yang kondisi sampahnya menggunung. Apalagi, sebagian sampah dalam kondisi kering. Api pun terus meluas hingga akhirnya membakar sekitar 1 hektare sampah di TPA.
”Asap yang ditimbulkan, sekarang, kalau malam hari, hingga ke Kampung Cikenong yang jaraknya sekitar 1 kilometer dari TPA sini,” ujar Agus Sofyan.
Penyekatan
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka Ricky Firmansyah menyebutkan, untuk mengendalikan api agar tidak merembet ke lahan milik warga lainnya, pihaknya sudah melakukan sekat bakar di bagian barat. Dengan cara itu, diharapkan api tidak akan sampai ke perkebunan warga apalagi ke permukiman.
Selain membuat kanal, pihaknya menerjunkan 50 personal dan 3 unit pemadam kebakaran sejak terjadinya kebakaran. Namun, letupan api dan asap pekat terus muncul di sejumlah titik ketika embusan angin terjadi. Bahkan saat malam hari dan embusan angin terjadi, seolah ada gunung api karena kobaran api muncul di mana-mana.
”Kami beberapa puluh orang menginap di sini menjaga kemungkinan api merembet ke tanah warga. Tim damkar bersama petugas kami terus bekerja sejak pagi hari hingga malam. Kami harap hari ini api bisa dikendalikan. Mudah-mudahan angin tidak terlalu kencang dan suhu mulai turun. Kami akan terus berada di sini sebelum api benar-benar padam,” kata Ricky.
Siang kemarin, Bupati Majalengka Eman Suherman yang mengaku baru mendapat informasi soal kebakaran tersebut tampak mendatangi TPA. Eman pun menginstruksikan stafnya untuk terus memonitor kondisi api. Jangan sampai api merembet ke permukiman atau lahan warga.
Untuk sementara ini, menurut Eman, belum diperlukan bantuan dari pihak lain. Hal itu masih diupayakan oleh tim pemadam kebakaran secara maksimal.
”Buat sekat bakar di sekeliling TPA dan pastikan api tidak merembet. Diupayakan api bisa benar-benar padam,” ucapnya.
Dia pun mengingatkan para petani agar tidak lagi membakar ilalang saat membuka lahan untuk dijadikan ladang, karena membahayakan. ”Pembukaan lahan untuk ladang dengan cara dibakar harus dihindari, karena salah satu dampaknya ya seperti ini,” kata Eman.***






