SaboSaat tumbuh dewasa, kita cenderung melihat orang tua seolah memiliki semua jawaban dan solusi untuk setiap masalah yang terjadi.
Kenyataannya, banyak orang tua juga hanya berusaha menjalani kehidupan sehari-hari, dan seringkali gagal mengajarkan keterampilan penting kepada anak-anaknya.
Kebiasaan orang tua menghindari diskusi atau percakapan yang sulit saat Anda kecil, bisa jadi akar dari kesulitan yang dihadapi di usia dewasa.
Melansir dari Global English Editing, mereka mungkin berpikir sedang melindungi Anda dari hal yang tidak menyenangkan, tetapi hal tersebut justru membuat Anda kurang siap menghadapi “jalanan” kehidupan yang lebih rumit.
1. Mengelola Keuangan Pribadi yang Sulit
Jika orang tua Anda jarang atau bahkan tidak pernah membicarakan masalah uang secara terbuka, kemungkinan besar Anda kesulitan mengatur keuangan pribadi saat ini. Konsep seperti berhemat, membuat anggaran, dan berinvestasi bukanlah hal yang otomatis dipahami ketika seseorang mulai mendapatkan penghasilan. Ketika diskusi penting ini dihindari, Anda terpaksa mencari cara sendiri, yang seringkali berujung pada utang atau hidup dari gaji ke gaji. Mengelola keuangan adalah keterampilan yang harus dipelajari, dan selalu ada waktu untuk memulai dengan membuat anggaran sederhana.
2. Menavigasi Medan Emosional Pribadi
Orang tua yang cenderung menyimpan atau menyapu emosi di bawah karpet dapat membuat anak kesulitan mengekspresikan perasaannya dengan cara yang sehat. Anda mungkin akan menahan perasaan hingga meledak tanpa terkontrol, atau memilih menghindari konflik agar suasana tetap tenang dan damai. Akibatnya, Anda merasa sulit untuk bersikap rentan, meminta bantuan, atau menghadapi seseorang yang telah membuat diri Anda kecewa. Keterampilan mengungkapkan emosi adalah sebuah proses belajar yang bisa ditingkatkan melalui jurnal atau berbagi cerita dengan orang terdekat.
3. Kesulitan dalam Menangani Konflik
Konflik adalah bagian yang tidak terhindarkan dari kehidupan, tetapi jika orang tua sering mengelak dari perselisihan, Anda cenderung melakukan hal yang sama sebagai orang dewasa. Konflik memang tidak nyaman, tetapi juga diperlukan untuk memahami sudut pandang yang berbeda dan memperkuat sebuah hubungan yang ada. Tumbuh di lingkungan yang menghindari konflik membuat Anda memilih diam meskipun hati terasa sakit, atau menyerah hanya untuk menjaga perdamaian yang semu. Resolusi konflik adalah keterampilan yang dapat dilatih dengan menyadari bahwa tidak apa-apa untuk tidak setuju dan mendengarkan secara aktif.
4. Kurangnya Pemahaman tentang Kesehatan Mental
Jika orang tua menghindari topik sensitif seperti depresi, kecemasan, atau stres, Anda mungkin bingung saat menghadapi masalah kesehatan mental diri sendiri di masa dewasa. Memahami kesehatan mental bukan hanya tentang mengenali gejala, tetapi juga tentang empati, penerimaan, dan menghilangkan stigma yang sudah ada di tengah masyarakat. Tanpa adanya percakapan ini, Anda mungkin merasa malu, bersalah, atau takut dihakimi ketika merasa tidak baik-baik saja dan butuh bantuan profesional. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, dan meminta bantuan adalah perwujudan keberanian, bukan kelemahan.
5. Tantangan dalam Menetapkan Batasan ( Boundary )
Psikolog percaya bahwa kemampuan kita menetapkan batasan yang jelas erat kaitannya dengan seberapa besar Anda menghargai diri sendiri. Batasan adalah garis tak terlihat yang mendefinisikan apa yang dapat diterima dan apa yang tidak dalam interaksi dengan orang lain, termasuk keluarga sendiri. Jika orang tua menghindari diskusi mengenai rasa hormat dan ruang pribadi, Anda akan kesulitan menetapkan batasan yang sehat saat ini. Anda mungkin akan mudah berkomitmen berlebihan, menoleransi perilaku yang tidak pantas, atau merasa bersalah saat mengucapkan kata “tidak”.
6. Sulitnya Mengatasi Kegagalan
Kegagalan adalah bagian dari hidup dan proses pertumbuhan, tetapi jika Anda terlindungi dari diskusi tentang kegagalan saat kecil, Anda akan kesulitan menghadapi kemunduran saat dewasa. Menghadapi kegagalan bukan hanya tentang bangkit kembali, melainkan juga tentang belajar dan menyadari bahwa harga diri Anda tidak ditentukan oleh hasil yang buruk. Perisai yang dipasang orang tua justru membuat Anda melihat setiap kegagalan sebagai kekalahan pribadi yang besar dan memalukan. Ketakutan berlebihan akan kegagalan bisa menghalangi Anda mengambil risiko atau mengejar impian, padahal itu adalah batu loncatan menuju kesuksesan yang lebih baik.
7. Kurangnya Kesadaran Diri ( Self-Awareness )
Kesadaran diri adalah landasan kecerdasan emosional dan alat krusial untuk pertumbuhan pribadi yang sehat dan terarah. Jika orang tua menghindari diskusi introspektif, Anda mungkin akan kesulitan mengenali emosi, kekuatan, dan kelemahan diri sendiri. Kesadaran diri adalah kunci hubungan yang sehat dan komunikasi yang sukses, serta membuat Anda memahami bagaimana orang lain memandang diri Anda. Kurangnya hal ini membuat Anda kesulitan menerima kritik atau umpan balik yang membangun, sehingga melewatkan banyak peluang untuk memperbaiki diri.
Mengidentifikasi kesulitan-kesulitan tersebut adalah langkah awal untuk mengatasinya dan menyembuhkan diri Anda sendiri. Anda harus memahami bahwa masa lalu tidak harus menentukan masa depan, karena Anda selalu bisa berubah dengan kesadaran diri dan keberanian yang dimiliki. Mulailah dengan menyadari masalah ini saat muncul dalam kehidupan sehari-hari, lalu berefleksi tentang dampaknya terhadap hubungan dan emosi Anda. Perubahan memang membutuhkan waktu, tetapi bersikap baik pada diri sendiri dan mengambil langkah kecil akan membawa Anda menuju kehidupan yang lebih memuaskan.






