TRIBUNBAATAM.id – Pegawai BUMN berinisial GDF (42) tega menghabisi nyawa istrinya BW (52) di rumahnya di Jalan Serayu Nomor 54, Kelurahan Panderejo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pada Senin (20/10/2025).
Kasus pembunuhan itu terungkap setelah GDF memilih untuk menyerahkan diri pada polisi.
Setelah pihak kepolisian mendatangi tempat kejadian perkara (TKP), korban BW ditemukan bersimbah darah dengan luka bagian dada.
Pihak kepolisian sudah mengamankan barang bukti berupa pisau dapur yang digunakan GDF untuk menikam istrinya hingga tewas.
Insiden pembunuhan suami istri tersebut membuat geger warga sekitar, termasuk Ketua RT bernama Deni Tri Rahayu.
Deni tak menyangka BW yang dikenal aktif berkegiatan di lingkungan rumah tewas dibunuh GDF.
Apalagi korban dan pelaku dikenal sebagai keluarga yang harmonis, meskipun tertutup.
Deni lantas teringat keinginan terakhir korban, yang diungkap saat terakhir kali bertemu dengannya.
“Kami nggak menyangka sama sekali. Keluarganya terlihat harmonis, baik-baik saja. Nggak ada tanda-tanda keributan atau masalah apapun antara mereka selama ini,” ucapnya, Senin (20/10/2025).
“Mereka sudah tinggal di sini lama. Anak yang kecil itu sudah lama, pokoknya sudah beberapa tahun. Istrinya aktif di PKK, sering ikut kegiatan. Suaminya sih jarang terlihat ikut kegiatan apa-apa.” lanjutnya.
Deni mengatakan bahwa GDF adalah suami kedua korban.
“Suami pertamanya masih hidup, dan mereka sudah berpisah. Istrinya menikah lagi dengan Pak GDF ini. Menurut informasi saya, mereka menikah sekitar 14 tahun yang lalu.” ceritanya.
Deni pun kemudian mengungkap kronologi ia mendengar kematian BW.
“Saya mendapat telepon sekitar pukul 09.00 pagi. Ada yang memberi tahu kalau Mbak BW, istri Pak GDF, sudah tidak ada. Saya langsung keluar dan melihat kerumunan, memang sudah ramai di sekitar rumah mereka. Polisi sudah ada di tempat kejadian, jadi saya tidak bisa masuk.
“Saya tidak bisa mendapatkan informasi yang jelas, karena tidak ada yang memberi tahu secara pasti. Saya hanya bisa diam dan menunggu informasi lebih lanjut. Barulah setelah bertemu dengan Pak Lurah, saya mendapatkan kepastian. Sempat kaget juga karena pasangan ini terlihat seperti keluarga yang baik-baik saja.” cerita Deni.
Deni lalu mengungkap pertemuan terakhir dengan korban dan mengungkap keinginan terakhir korban.
“Terakhir kali saya bertemu satu minggu yang lalu. Waktu itu dia sedang bersih-bersih di luar rumah. Kami sempat ngobrol sebentar. Biasanya kalau ada kegiatan PKK, dia pasti ikut. Kalau ada pengajian, dia juga pasti datang. Dia orangnya sangat ramah dan aktif.”
“Dia orangnya sangat baik, ramah, dan selalu bersikap baik dengan tetangga. Tidak pernah ada masalah dengan orang lain. Bahkan kalau ketemu, dia sering menyapa saya dengan ceria.” ucap Deni yang juga membenarkan pekerjaan korban sebagai karyawan bank swasta.
“Dia sudah bekerja cukup lama di sana dan sering berpindah-pindah jabatan. Terakhir, dia bekerja di bagian kasir, sebelum dipindah ke unit lain. Sebentar lagi dia akan pensiun karena sudah berusia 50 tahun. Dia sempat bilang kalau setelah pensiun, dia akan fokus pada kegiatan sosial dan aktif di PKK.”
Deni lalu mengatakan bahwa korban tertutup soal keluarganya.
“Mereka sangat tertutup soal keluarga. Tidak pernah membicarakan masalah pribadi di depan umum. Mereka lebih sering berbicara tentang anak-anak, terutama yang paling kecil, yang sekarang masih SMP.” lanjutnya.
Selain bertemu korban, Deni juga mengaku sempat bertemu dengan pelaku.
“Dia mengantar anaknya sekolah sekitar pukul 06.30 pagi tadi. Biasanya yang mengantar anaknya itu adalah orangtuanya dari Karang Baru, tapi kali ini dia sendiri yang mengantar. Itu cukup aneh bagi saya, karena biasanya tidak seperti itu.” ucapnya.
Kematian BW, dibenarkan Deni mengagetkan warga.
Ia mengakui bahwa BW adalah orang yang aktif dan suka membantu.
“Dia terakhir kali mengikuti pengajian malam Jumat. Dia selalu aktif dalam kegiatan seperti itu. Banyak tetangga yang merasa kehilangan karena dia orang yang sangat terbuka dan selalu siap membantu.” tutupnya.
(Sabo)
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul “Ketua RT Ungkap Keinginan Terakhir Istri yang Dibunuh Suami di Banyuwangi: Warga Merasa Kehilangan”






