Sabo – Di tengah pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) di berbagai daerah, muncul kisah menarik yang menyentuh hati. Sejumlah anak sekolah dasar di wilayah terpencil ternyata ada yang baru pertama kali melihat dan mencicipi buah kelengkeng berkat adanya program tersebut.
Kesaksian itu diungkap Direktur Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat Badan Gizi Nasional (BGN), Tengku Syahdana saat menjadi narasumber di Podcast ‘Banyak Tanya’ di Kantor Jawa Pos Media, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (23/10).
Tengku menceritakan pengalaman itu saat meninjau langsung pelaksanaan program di berbagai daerah terpencil. Ia mengaku terharu melihat reaksi polos anak-anak yang baru mengetahui bentuk buah kelengkeng.
“Jadi ada buahnya kelengkeng, ini baru sekali ini dia melihat, ‘oh ini buah kelengkeng ya?’ Tuh dahsyatnya tuh. Sampai mereka itu nangis. Tidak ada setting-an. Mereka itu memang jarang makan,” aku Tengku.
Tengku menjelaskan, fenomena tersebut menggambarkan betapa terbatasnya akses pangan bergizi di sejumlah wilayah Indonesia. Banyak anak di daerah terpencil yang bahkan tidak terbiasa sarapan sebelum berangkat ke sekolah.
Sejak program MBG berjalan, kata Tengku, tingkat kehadiran siswa meningkat tajam. Anak-anak yang sebelumnya sering absen kini antusias untuk datang ke sekolah setiap pagi.
“Bahkan yang agak-agak pusing sedikit ya, agak-agak demam sedikit mereka meriang, tetap masuk gitu loh. Karena mereka mau sarapan (dari MBG),” tutur Tengku.
Selain membiasakan pola makan sehat, program tersebut juga terbukti meningkatkan daya tahan tubuh anak. “Nah, itu salah satu target kita supaya ketahanan tubuh anak-anak kita ini menjadi lebih kuat lagi, seperti itu,” ungkapnya.
Menurutnya, kisah anak-anak yang baru mengenal kelengkeng menjadi simbol kesenjangan gizi yang nyata di lapangan. Karena itu, pemerintah berkomitmen memperluas jangkauan program MBG agar manfaatnya semakin dirasakan oleh masyarakat miskin di pelosok.
Program makan bergizi gratis juga menyasar ibu hamil, ibu menyusui, dan balita sebagai bagian dari upaya pencegahan stunting. Asupan bergizi lengkap, mulai dari protein, mineral, vitamin, hingga karbohidrat seimbang, diharapkan dapat memperkuat tumbuh kembang anak sejak dini.
“Nah, ini yang menjadi catatan bahwa di samping kita memberikan makan bergizi gratis, kita mengedukasi penerima manfaat itu bagaimana sebuah makanan sehat itu seperti apa, bukan makanan kenyang. Menjaga supaya kualitas kesehatan Indonesia ini semakin meningkat,” ujarnya.
Perluas Jangkauan
Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) berkomitmen memperluas jangkauan MBG ke daerah lain. Program ini dirancang agar siswa di berbagai wilayah mendapat akses makanan sehat yang setara.
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menegaskan kolaborasi dengan platform digital akan mempercepat distribusi makanan. Kemkomdigi siap menjadi penghubung agar sinergi ini berdampak nyata bagi masyarakat.
“Kementerian Komdigi siap menjadi penghubung untuk mendorong sinergi antara platform digital dan ekosistem kami, sehingga program ini dapat menyasar daerah-daerah yang membutuhkan,” ujar Meutya.






