Free Gift

Klarifikasi Calista Amore Bikin Haru,Akui Salah dan Minta Maaf pada Keluarga Timothy

 Setelah menuai hujatan karena komentarnya, Calista Amore menyampaikan permintaan maaf tulus dan janji memperbaiki diri.

Sabo– Calista Amore Manurung akhirnya muncul melalui pernyataan di media sosial setelah menuai sorotan publik.

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (Unud) itu disebut-sebut menyampaikan komentar tidak pantas mengenai kematian mahasiswa Unud, Timothy Anugerah Saputra.

Komentar tersebut diketahui disampaikan dalam percakapan grup WhatsApp. Timothy merupakan mahasiswa jurusan Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unud yang tewas setelah melompat dari lantai empat gedung FISIP pada Rabu (15/10/2025).

Dari penelusuran warganet, Calista diketahui baru saja mengikuti wisuda. Dalam tangkapan layar yang dibagikan akun @gu_coci, seorang dokter bernama dr Guco mengunggah percakapan grup yang memperlihatkan sikap tidak pantas para calon dokter.

Salah satu pesan memperlihatkan seseorang menulis, “Percobaan bunuh diri di kamsud lompat dri lt 2.”

Lalu muncul tanggapan dari akun bernama Calista Amore Manurung yang menulis, “Gaberasa lt 2 mah.”

Komentar itu dianggap tidak pantas di tengah suasana duka dan langsung menuai kecaman publik.

Calista kemudian muncul melalui video di akun Instagram @calistaamoree pada Senin (20/10/2025).

Ia memberikan klarifikasi terhadap pernyataan tersebut.

“Perkenalkan saya Calista Amore Manurung, mahasiswi Kedokteran Universitas Udayana yang ada dalam screenshot chat yang sempat menjadi perbincangan beberapa waktu terakhir ini,” kata Calista dikutip TribunJakarta.com.

Ia juga menyampaikan ucapan duka cita atas kepergian almarhum Timothy.

“Semoga keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberikan kekuatan dan penghiburan, dan semoga almarhum Timothy mendapat tempat terbaik di sisi-Nya,” ucapnya.

Calista kemudian meminta maaf kepada seluruh pihak yang tidak berkenan atas perkataannya.

“Saya menyadari bahwa tindakan nir empati yang saya lakukan tidak dapat dibenarkan dalam keadaan apa pun,” ujar Calista.

Ia mengaku menyesal dan menjadikan kejadian itu sebagai pelajaran berharga dalam hidupnya.

“Lebih bertanggung jawab atas setiap kata yang saya ucapkan,” imbuhnya.

Dalam keterangan tambahan di caption unggahannya, Calista menulis:

“Saya menyadari bahwa tindakan dan perkataan saya beberapa waktu lalu mencerminkan ketidakpekaan yang tidak seharusnya terjadi. Dari kejadian ini, saya banyak belajar tentang empati, tanggung jawab, dan bagaimana setiap kata bisa berdampak besar bagi orang lain.”

Ayah Korban Buka Suara

Sementara itu, ayah mendiang Timothy, Lukas Triana Putra, mengaku hatinya hancur mengetahui adanya dugaan perundungan terhadap anaknya.

“Secara manusia, saya ya sakit ya pak, hati saya,” kata Lukas seperti dikutip dari Metro TV News, Minggu (20/10/2025).

Meski begitu, Lukas berusaha ikhlas dan memaafkan perbuatan para pelaku.

“Saya juga punya Tuhan yang mengajarkan saya apabila saya harus memaafkan orang-orang yang salah, biarlah pihak kampus yang melakukan tindakan,” ujarnya.

Lukas juga menegaskan tak akan memberikan sanksi pribadi terhadap pelaku perundungan, dan menyerahkan sepenuhnya kepada kampus serta kepolisian.

Polisi dan Kampus Turun Tangan

Kasi Humas Polresta Denpasar, Kompol I Ketut Sukadi, menyampaikan bahwa pihaknya tengah mendalami kasus meninggalnya Timothy Anugerah Saputra.

Polisi belum dapat menyimpulkan apakah peristiwa itu murni bunuh diri atau kecelakaan.

“Masih dilakukan penyelidikan pendalaman terkait ada unsur sengaja atau kecelakaan, belum bisa disimpulkan bunuh diri,” tegas Kompol Sukadi.

Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat agar lebih bijak menggunakan media sosial dan tidak melakukan cyberbullying.

Sementara itu, pihak Universitas Udayana menegaskan telah membentuk tim khusus untuk menelusuri dugaan perundungan serta ucapan nir empati yang beredar di media sosial.

Ketua Unit Komunikasi Publik Unud, Dr Dewi Pascarani, menyebut tim investigasi didukung oleh ahli hukum dan psikolog.

“Tim ini bertugas mengumpulkan dan menelaah data serta fakta mengenai aspek psikososial almarhum. Diharapkan tim segera menyusun rekomendasi mengenai sanksi yang akan diberlakukan,” jelasnya.

Selain itu, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto juga menegaskan kampus harus menjadi tempat aman dari segala bentuk kekerasan dan perundungan.

“Kami meminta pihak kampus untuk terus berkomunikasi dengan keluarga korban dan melakukan pembinaan agar kasus seperti ini tidak terulang,” ujarnya.

Enam mahasiswa yang terbukti melakukan perundungan terhadap Timothy telah diberhentikan dari jabatan organisasi kemahasiswaan.

Sabo| Nahya Febita

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar