Free Gift

Konflik Mengeskalasi, Israel Balas Houthi

KORAN – PIKIRAN RAKAYT – Ibu kota Yaman, Sana’a, diguncang serangan udara Israel pada Minggu 24 Agustus 2025 waktu setempat, menewaskan sedikitnya enam orang dan melukai 86 lainnya, menurut ke­terangan pejabat kesehatan Houthi. Dilansir The Guardian, Senin 25 Agustus ­2025, serangan tersebut disebut sebagai balasan atas serangkaian rudal dan pesawat tanpa awak yang diluncurkan kelompok Houthi ke wilayah Israel dalam beberapa hari terakhir.

Militer Israel menyatakan target serangan kali ini mencakup kompleks militer yang menampung ista­na kepresidenan Yaman, dua pembangkit listrik, dan sebuah fasilitas penyimpanan bahan bakar di Sana’a.

“Serangan ini dilakukan sebagai respons atas berulangnya serangan dari rezim teroris Houthi terhadap negara Israel dan warganya, termasuk peluncuran rudal permukaan-ke-per­mukaan serta UAV ke wilayah Israel,” bunyi pernyataan militer Israel.

Gambar dan video yang beredar memperlihatkan bola api besar mem­­bubung ke langit dari lokasi se­rang­an di Sana’a. Ledakan dahsyat menimbulkan kepanikan warga se­tempat yang telah lama hidup di ba­wah ancaman konflik berkepanjang­an, termasuk perang saudara.

Ketegangan antara Israel dan ke­lompok Houthi meningkat sejak pe­cahnya perang Israel dengan Hamas di Gaza pada Oktober 2023. Houthi, yang bersekutu dengan Iran dan me­nguasai sebagian besar wilayah ber­penduduk Yaman, kerap meluncur­kan serangan ke arah Israel dan ka­pal-kapal di Laut Merah sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Pales­tina di Gaza.

Serangan Houthi

Pada Jumat 22 Agustus 2025 lalu, ke­lompok Houthi mengaku menembak­kan rudal balistik terbaru ke arah Israel. Menurut seorang pejabat angkatan udara Israel, rudal tersebut diyakini membawa beberapa submunisi yang dirancang untuk meledak saat menghantam target.

“Ini pertama kalinya jenis rudal seperti ini ditembakkan dari Yaman,” kata pejabat tersebut. Meski demi­kian, sebagian besar rudal dan pesawat nirawak yang diluncurkan Hou­thi ke Israel selama ini ber­hasil dicegat sebelum mencapai sa­saran.

Sebagai balasan, Israel telah berulang kali melancarkan serangan ke wilayah Yaman yang dikuasai Hou­thi. Beberapa serangan sebelumnya menargetkan pelabuhan penting di Hodeidah, yang menjadi jalur vital pa­sokan bagi warga Yaman. Konflik ini menambah kompleksitas perang Gaza yang telah menelan banyak kor­ban dan memicu dampak meluas ke kawasan regional.

Abdul Qader al-Murtada, pejabat senior Houthi, menegaskan bahwa kelompoknya tidak akan menghentikan dukungan terhadap Palestina meski menghadapi serangan balasan. “(Israel) harus tahu bahwa kami ti­dak akan meninggalkan saudara-sau­dara kami di Gaza, apa pun pengorbanannya,” tulisnya di platform X.

Serangan timbal balik antara Israel dan Houthi ini menambah eskalasi konflik di Timur Tengah yang sudah sangat tegang. Situasi tersebut me­micu kekhawatiran internasional atas potensi meluasnya perang di luar Gaza, mengingat jalur Laut Merah me­­­rupakan salah satu rute perda­gang­an global paling penting. Hingga kini belum ada tanda-tanda penurunan eskalasi, dan kedua pihak ber­sumpah akan melanjutkan aksi mili­ter mereka masing-masing.***

Want a free donation?

Click Here

Tinggalkan komentar