KOMISI Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyoroti harga beras premium dan medium yang masih mahal di pasaran saat ini, bahkan melampaui harga eceran tertinggi (HET). Untuk itu, KPPU turun tangan mengecek ke lapangan, baik di tingkat penggilingan maupun pengecer.
“Untuk memperoleh informasi lebih komprehensif, KPPU melakukan survei lapangan ke tingkat penggilingan, distributor dan pasar pengecer,” kata Ketua KPPU M. Fanshurullah Asa melalui keterangan tertulis yang dikutip Senin, 18 Agustus 2025.
Fanshurullah mengatakan, penelitian KPPU ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kenaikan harga beras premium dan medium di pasar. Kemudian, mencari tahu kemungkinan adanya hambatan di rantai pasok atau praktik usaha, yang dapat memengaruhi harga dan kualitas beras di pasar.
“KPPU berharap temuan kajian ini nantinya dapat menjadi masukan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat koordinasi, baik di tingkat pemerintah pusat, daerah, maupun pelaku usaha,” ujarnya.
Merespons kenaikan harga jual beras premium serta medium di pasar retail, Fanshurullah mendorong urgensi peran Perum Bulog, khususnya dalam fungsi stabilisasi pasar. Berdasarkan data dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Perhimpunan Penggilingan Padi Indonesia (Perpadi), per Agustus 2025, produksi beras mencapai 24,95 juta ton dan Bulog hanya menguasai 17,2 persen atau 4,2 juta ton. Dari 4,2 juta ton tersebut, lebih dari 99 persennya merupakan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
“Meskipun porsi penguasaan pasokan tersebut relatif rendah, KPPU menilai bahwa peranan Bulog tetap penting untuk memengaruhi pergerakan harga beras di pasar agar lebih stabil,” ujar Fanshurullah.
Mengingat peran Bulog yang strategis sebagai pengelola cadangan pangan nasional, kata dia, KPPU menilai kapasitas dan dukungan kebijakan perlu ditingkatkan. Ia berharap langkah ini dapat membantu mengendalikan harga dan menjaga kualitas beras yang beredar di pasaran. “Serta memastikan keterjangkauan dengan tetap menjaga kesempatan usaha yang sama bagi masyarakat,” tutur Fanshurullah.
Berdasarkan data Panel Harga Bapanas hari ini per pukul 15.35 WIB, harga beras premium dan medium di zona 1, 2, dan 3 masih berada di atas HET. HET beras premium untuk zona 1 dan nasional adalah Rp 14.900 per kg, lalu Rp 15.400 untuk zona 2, Rp 15.800 untuk zona 3. Hari ini, harga rata-rata beras premium zona 1 tercatat Rp 15.484 per kg, di zona 2 seharga Rp 16.573, dan zona 3 Rp 18.399 per kg.
Sementara untuk beras medium, HET nasional ditetapkan Rp 12.500 per kg, untuk zona 1 Rp 12.500, zona 2 Rp 13.100, dan zona 3 sebesar Rp 13.500. Namun, pada kenyataannya rata-rata harga beras medium di zona 1 tercatat Rp 13.905 per kg, di zona 2 Rp 14.531, dan zona 3 Rp 16.407.