Free Gift

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 45 Kurikulum Merdeka: Cerpen Lelaki yang Menderita bila Dipuji

Pedoman Tangerang – Artikel ini menyajikan pembahasan lengkap dan terbaru mengenai kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 11 halaman 45 Kurikulum Merdeka, yang berfokus pada cerpen berjudul “Lelaki yang Menderita bila Dipuji” karya sastrawan terkenal Ahmad Tohari.

Materi ini bersumber dari buku teks resmi Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut: Cakap Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI (Edisi Revisi 2024) karya Rahmah Purwahida dan Maman, yang diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan, KemendikbudRistek. Soal-soal pada halaman 45 masuk dalam Latihan Bab II: Mengapresiasi Prosa, khususnya bagian Men­yimak Teks Prosa.

Kunci jawaban berikut disusun dengan mengacu pada Buku Panduan Guru agar dapat menjadi referensi belajar yang akurat dan kredibel, serta membantu siswa memperdalam keterampilan apresiasi sastra sesuai semangat Kurikulum Merdeka.

Pembacaan Cerpen

Simak cerpen “Lelaki yang Menderita bila Dipuji” karya Ahmad Tohari dengan memindai kode QR di buku teks atau tautan yang disediakan. Setelah itu, isi tabel pemahaman di bawah ini.

Pembahasan Soal Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 45

1. Tokoh dalam Cerpen

Tokoh utama: Mardanu

Tokoh tambahan: Kosim (tukang becak), dua anak Mardanu, cucunya Manik, serta masyarakat sekitar.

2. Isi Cerpen

Cerita ini mengisahkan Mardanu, seorang pensiunan tentara yang justru merasa tidak nyaman setiap kali menerima pujian. Meski orang-orang di sekitarnya menganggap hidupnya patut dicontoh—punya anak mandiri, tubuh sehat, dan hidup sederhana—Mardanu merasa dirinya belum pernah melakukan hal besar yang pantas dibanggakan.

Kenangan masa muda sebagai prajurit yang tak sempat ikut berperang membuatnya merasa belum berjasa bagi bangsa. Hingga suatu hari, Mardanu melepaskan burung kutilangnya ke alam bebas, dan cucunya, Manik, memuji perbuatannya dengan tulus. Pujian itu menjadi satu-satunya yang membuat Mardanu merasa damai dan benar-benar dihargai.

3. Watak Tokoh

Mardanu: rendah hati, reflektif, sederhana, dan mudah tersentuh.

Manik: tulus, polos, penuh kasih sayang.

Kosim: pekerja keras, sabar, bersahaja.

4. Peristiwa Penting dalam Cerpen

1. Mardanu kerap menerima pujian atas hidupnya.

2. Ia merasa terbebani karena menganggap pujian itu tidak layak.

3. Ia mengenang masa lalunya sebagai tentara yang tak sempat berjuang di medan perang.

4. Ia melepaskan burung kutilangnya ke alam bebas.

5. Cucunya memuji tindakan itu dengan tulus.

6. Untuk pertama kalinya, Mardanu merasa bangga dan tenang menerima pujian.

Cerpen “Lelaki yang Menderita bila Dipuji” mengajarkan nilai keikhlasan dan makna sejati dari penghargaan. Pujian yang lahir dari ketulusan hati—bukan basa-basi—dapat menyembuhkan luka batin seseorang yang selama ini merasa belum berarti.

Melalui kisah Mardanu, pembaca diajak memahami bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari pengakuan besar, tetapi dari ketulusan kecil yang datang dari orang terdekat.***

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar