Sabo, JAKARTA – Emiten kongsi Boy Thohir dan TP Rachmat, PT ESSA Industries Indonesia Tbk. (ESSA) membukukan kinerja lesu sepanjang kuartal III/2025. Laba bersih ESSA bahkan terkoreksi 36,53% secara tahunan (year-on-year/YoY).
Melansir laporan keuangan ESSA, perseroan membukukan pendapatan senilai US$200,35 juta pada kuartal III/2025. Torehan tersebut susut 12,93% YoY dari US$230,11 juta pada periode yang sama 2024.
Lemahnya kinerja top line ESSA sejalan dengan melemahnya kinerja sejumlah segmen bisnis perseroan. Pada segmen elpiji dan jasa pengolahan, misalnya, ESSA membukukan pendapatan segmen senilai US$30,39 juta pada periode yang berakhir September 2025. Dibandingkan kinerja segmen yang sama pada akhir 2024 sebesar US$45,08 juta, pendapatan ESSA di segmen ini susut 32,58% sepanjang tahun berjalan 2025 (year-to-date/YtD).
Begitu juga pada segmen amonia yang hanya mampu mencatatkan pendapatan senilai US$169,96 juta, turun dari US$256,31 juta YtD.
Padahal, Presiden Direktur ESSA Kanishk Laroya, menerangkan bahwa ESSA telah mencatatkan fasilitas produksi amoniak yang mencapai tingkat utilitas hingga 113%. Namun, tantangan datang dari penurunan harga amoniak hingga 10% secara YoY. Begitu juga pada harga LPG yang sempat terkoreksi 2% secara tahunan.
“Mencapai posisi tanpa utang merupakan langkah penting dalam perjalanan ESSA menuju pertumbuhan. Pencapaian ini memberikan fleksibilitas bagi kami untuk berinvestasi pada proyek-proyek yang akan membentuk masa depan ESSA, khususnya dalam pengembangan amoniak rendah karbon dan Sustainable Aviation Fuel (SAF),” katanya dalam keterangan resmi, Kamis (23/10/2025).
Seiring dengan lemahnya kinerja pendapatan ESSA, perseroan juga mencatatkan beban pokok pendapatan yang susut 2,66% YoY dari US$148,74 juta, menjadi US$144,78 juta pada periode yang berakhir September 2025.
Susutnya beban pokok pendapatan perseroan terutama disebabkan oleh menyusutnya beban pokok pada bahan baku yang digunakan oleh ESSA. Pada kuartal III/2024, nilai beban pokok bahan baku tercatat sebesar US$87,80 juta dan menyusut menjadi US$84,68 juta pada kuartal III/2025.
Meskipun mencatatkan penurunan beban pokok pendapatan, ESSA hanya mampu membukukan laba kotor senilai US$55,57 juta pada kuartal III/2025. Torehan itu turun signifikan dari US$81,36 juta pada periode yang sama 2024.
Alhasil, setelah dikurangi berbagai beban dan pajak, ESSA hanya mampu meraup laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih senilai US$21,30 juta pada kuartal III/2025, turun 36,53% YoY dari US$33,56 juta pada periode yang sama 2024.
Dari sisi neraca, ESSA mencatatkan jumlah aset senilai US$610,29 juta pada kuartal III/2025, turun dari US$693,67 juta pada Desember 2024. Penurunan nilai aset ini terutama disebabkan oleh menyusutnya jumlah aset lancar ESSA menjadi US$157,55 juta per kuartal III/2025.
Sementara itu, ESSA membukukan liabilitas yang menyusut signifikan menjadi US$53,68 juta pada September 2025. Jumlah ini menyusut 61,59% sepanjang tahun berjalan 2025 dari posisi US$139,79 juta pada Desember 2024. Penurunan liabilitas ini terutama disebabkan oleh susutnya jumlah liabilitas jangka pendek ESSA hingga 80,71% YtD menjadi US$17,88 juta per September 2025.
Sebaliknya, jumlah ekuitas ESSA justru naik menjadi US$556,61 juta pada kuartal III/2025, dari posisi US$553,87 juta pada Desember 2024.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sabotidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.






