Free Gift

Lambatnya Tanggul Rob Muara Angke, Proyek yang Menggerus Aktivitas Warga Pesisir

JAKARTA, Sabo – Sejumlah warga mengeluhkan lambatnya proses pembangunan tanggul mitigasi rob di RW 22, Muara Angke, Jakarta Utara.

“Kalau dibilang menganggu memang menganggu karena kerjanya lama, kurang cepat,” ujar Ketua RT 04, RW 22, Udin (46) saat diwawancarai Sabodi lokasi, Senin (20/10/2025).

Udin mengatakan, pengerjaan tanggul mitigasi rob Muara Angke ditargetkan rampung dalam waktu enam bulan.

Namun, sudah tiga bulan berjalan, pengerjaan tanggul itu tak menunjukan hasil yang signifikan.

Sebab, dari 1,4 kilometer yang akan dibangun, pengerjaannya baru 100 meter dan itu pun belum rampung secara keseluruhan.

Pengamatan Sabo di lokasi, tanggul mitigasi rob yang tengah dibangun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta di Muara Angke berupa jalan yang ditinggikan.

Lebar jalan tersebut sekitar enam meter dengan ketinggian satu meter. Diharapkan dengan jalan yang sudah tinggi, air laut tak akan tumpah ke perumahan warga ketika sedang pasang.

Tak sesuai kesepakatan

Selain lambat, warga menilai pengerjaan pembangunan tanggul mitigasi itu dilakukan tidak berdasarkan kesepakatan awal dengan warga.

“Faktanya pengerjaan di lapangan tidak sesuai dengan apa yang sudah disepakati di awal,” ujar Ketua LMK RW 22 Muslimin (47).

Sebab di awal, pemegang proyek berjanji akan mengerjakan tanggul itu secara berangsur-angsur.

“Seperti yang disepakati di awal, bahwa setiap pembangunan dilaksanakan setiap 50 meter itu akan diselesaikan terlebih dahulu, baru bergeser lagi,” kata Muslimin.

Namun, setelah tiga bulan berjalan, pembangunannya dilakukan secara acak dan terputus-putus.

Penyebab pengerjaan terhambat

Muslimin menjelaskan, pembangunan tanggul itu bisa terhambat dan tak sesuai kesepakatan karena masih ada rumah warga yang melebihi Garis Sempadan Bangunan (GSB) dan belum dibongkar.

Padahal, sebelum tanggul itu dikerjakan, pemegang proyek sudah mendata rumah warga yang terdampak dan area depannya harus dibongkar karena melebihi GSB.

“Dari sembilan meter, menjadi enam meter (lebar tanggul yang dibangun). Jadi, yang terdampak itu cuma di angka sekitar 77 (bangunan),” ungkap Muslimin.

Dari 77 bangunan itu, belum semua area depannya yang melebihi GSB dibongkar.

Padahal, warga sudah rela area depan rumahnya yang melebihi GSB dibongkar untuk pembangunan tanggul.

Hanya saja, mereka meminta agar pemilik proyek mendanai proses pembongkaran area depan rumahnya.

“Sebenarnya mereka tidak meminta ganti rugi atau apa, cuma memang ada semacam uang bongkar buat tukang lah, itu sebenarnya yang diharapkan oleh warga,” ujar Muslimin.

Permintaan warga itu sudah disampaikan Muslimin dan pengurus RW lainnya ke pihak proyek, tetapi belum memdapat respon hingga kini.

Aktivitas perekonomian terganggu

Terhambat dan lambatnya pengerjaan tanggul mitigasi rob membuat aktivitas perekonomian warga di Muara Angke terganggu.

“Sekarang bukan hanya terdampak bangunan, tapi justru akses lalu lalang warga atau ekonomi sehari-hari,” ujar Muslimin.

Sebab, banyak warga Muara Angke yang berprofesi sebagai pengusaha ikan.

Hal itu lah yang membuat jalan di Muara Angke banyak dilalui mobil kontainer untuk mengangkut ikan sehari-harinya.

Namun, tiga bulan belakangan ini, akses jalan yang biasa dilalui mobil pengangkut ikan itu sulit dilewati karena adanya pembangunan tanggul mitigasi rob.

Alhasil, banyak warga yang punya usaha terpaksa melakukan bongkar muat ikan di malam hari.

“Kalau dibilang menganggu memang menganggu karena kerjanya lama, kurang cepat apalagi di kami kan ada pengusaha pergudagangan ekspor ikan mereka merasa terganggu karena aksesnya susah, paling bisanya kalau malam, kalau bisa jalan,” kata Udin.

Berharap segera rampung

Terganggunya aktivitas perekonomian, membuat sejumlah warga berharap pengerjaan tanggul mitigasi rob segera rampung.

“Proyek ini sebenarnya dari warga kami sangat setuju karena bisa mengurangi dampak air dari laut masuk ke pemukiman, cuma ada kurang senangnya warga karena pengerjaannya lambat, penginnya dipercepat aja, supaya usaha warga jalan,” ucap Udin.

Cepat selesainya pembangunan tanggul, membuat jalan di Muara Angke kembali mudah dilalui sehingga aktivitas usaha warga bisa kembali normal.

Selain itu, warga juga berharap, agar pemegang proyek bisa memberikan dana untuk membongkar area depan rumahnya yang melebihi GSB.

Dengan begitu, proses pengerjaan tanggul mitigasi rob bisa berjalan sesuai rencana dan diharapkan bisa selesai dalam enam bulan.

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar