JAKARTA, KOMPAS.TV– Imunisasi merupakan salah satu intervensi kesehatan paling efektif dan hemat biaya dalam mencegah penyakit menular.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), imunisasi mampu menyelamatkan 3,5 hingga 5 juta jiwa setiap tahun dari penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan vaksin.
Sebagai upaya pencegahan (preventif), imunisasi juga menjadi fondasi penting layanan kesehatan primer, sekaligus langkah strategis dalam mencegah kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular.
Namun, tantangan dalam pelaksanaan imunisasi masih besar.
WHO mencatat ada 14,5 juta anak di dunia yang belum mendapatkan imunisasi pada 2023, dengan Indonesia menempati posisi keenam tertinggi — sekitar 1,35 juta anak belum menerima imunisasi dasar sepanjang 2019–2023.
Berbagai survei menunjukkan faktor penyebabnya beragam, mulai dari penolakan orang tua akibat kekhawatiran terhadap efek samping dan suntikan ganda, hingga kurangnya pemahaman tentang jadwal dan manfaat imunisasi.
Selain itu, hoaks dan informasi keliru yang tersebar di masyarakat turut memperburuk kondisi ini.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sendiri telah menetapkan 14 jenis vaksin sebagai imunisasi dasar rutin anak.
Awalnya, imunisasi dasar hanya mencakup 11 jenis vaksin. Namun sejak 2024, Kemenkes menambah tiga vaksin baru, yaitu:
• HPV (Human Papillomavirus Vaccine) – mencegah kanker serviks pada anak perempuan usia 11–12 tahun.
• PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) – mencegah pneumonia.
• Rotavirus Vaccine (RV) – mencegah diare berat pada bayi dan balita.
Selain itu, Kemenkes juga menambahkan dosis kedua vaksin polio suntik (IPV2) agar kekebalan anak semakin optimal.
Daftar 14 Imunisasi Dasar Rutin Anak
- BCG (tuberkulosis)
- DPT-HB-Hib (difteri, tetanus, pertusis, hepatitis B, dan Haemophilus influenzae tipe b)
- MR (measles rubella)
- MMR (measles, mumps, rubella)
- OPV (polio tetes)
- IPV1 (polio suntik dosis pertama)
- IPV2 (polio suntik dosis kedua)
- TT (tetanus toksoid)
- DT (difteri dan tetanus)
- Td (tetanus dan difteri dosis rendah)
- Japanese Encephalitis (JE, untuk daerah endemis)
- HPV
- PCV
- Rotavirus
Jadwal Imunisasi Anak Sesuai Rekomendasi Kemenkes
- Usia <24 jam: Hepatitis B (HB0)
- <1 bulan: BCG, OPV1
- 2 bulan: DPT-HB-Hib1, OPV2, PCV1, RV1
- 3 bulan: DPT-HB-Hib2, OPV3, PCV2, RV2
- 4 bulan: DPT-HB-Hib3, OPV4, IPV1, RV3
- 9 bulan: Campak-Rubella, IPV2
- 10 bulan: JE (khusus daerah endemis)
- 12 bulan: PCV3
- 18 bulan: Campak-Rubella 2, DPT-HB-Hib 4
- Kelas 1 SD: Campak-Rubella, DT
- Kelas 2 SD: Td
- Kelas 5 SD: Td, HPV (perempuan)
- Kelas 6 SD: HPV (perempuan)
- Remaja, dewasa, dan lansia: COVID-19 (untuk kelompok tertentu dengan risiko tinggi)
Gratis di Posyandu dan Fasilitas Kesehatan
Seluruh vaksin ini tersedia tanpa biaya di posyandu, puskesmas, dan rumah sakit yang menjadi mitra BPJS Kesehatan.
Orang tua cukup membawa anak sesuai jadwal imunisasi yang tercantum dalam Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak).
Pemerintah juga rutin menggelar Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) serta program imunisasi sekolah dasar untuk memperluas cakupan layanan.
Kemenkes menargetkan cakupan imunisasi minimal 95 persen agar terbentuk kekebalan kelompok (herd immunity) yang dapat melindungi masyarakat luas dari risiko wabah.






