SEKOLAH Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Pertamedika resmi menjalin kerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia untuk memperluas jejaring dan memperkuat eksistensi pendidikan tinggi kesehatan. “Kerja sama ini mencakup berbagai bidang strategis, antara lain pengembangan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) internasional, pertukaran mahasiswa dan dosen, kolaborasi riset, pengabdian masyarakat lintas negara, serta kegiatan promosi kesehatan bagi masyarakat Indonesia di Malaysia,” kata Ketua STIKes Pertamedika Ns Maryati dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 22 Oktober 2025.
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) ini dilaksanakan di kantor KBRI Malaysia, Kuala Lumpur, pada pertengahan Oktober 2025. Maryati mengatakan Malaysia menjadi salah satu negara yang penting bagi STIKes Pertamedika. Alasannya, kolaborasi ini bisa memberi ruang transfer pengetahuan, teknologi, dan praktik khususnya dalam pendidikan kesehatan. Dari Malaysia, timnya belajar tentang sistem pendidikan keperawatan berbasis teknologi dan penelitian terapan. Sebaliknya, mitra Malaysia tertarik dengan pendekatan keperawatan komunitas dan praktik klinik berbasis empati sosial yang menjadi kekuatan kampus kami. “Jadi, kolaborasi ini bersifat dua arah—saling belajar, saling memperkuat, dan memberi dampak nyata bagi mahasiswa maupun masyarakat,” katanya.
Melalui kerja sama ini, Maryati mengatakan ingin membuka ruang pembelajaran internasional serta pengembangan kapasitas bagi mahasiswa dan dosen kami. “Sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Indonesia di luar negeri, khususnya di Malaysia,” ujar Maryati.
Kerja sama dengan KBRI Malaysia baru dimulai tahun 2025. Pada tahun pertama, rencananya timnya akan fokus pada implementasi awal dan penjajakan program bersama KBRI Malaysia. Lalu tahun mendatang kerja sama akan mulai diarahkan pada penguatan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat lintas negara. “Sedangkan untuk kerja sama dengan institusi pendidikan Malaysia sudah kami mulai sejak tahun 2023 sebagai tonggak kampus dalam kancah global,” kata Maryati.
Kolaborasi riset STIKes Pertamedika dengan mitra di Malaysia umumnya berfokus pada isu-isu kesehatan masyarakat dan pendidikan kesehatan lintas budaya, seperti promosi kesehatan, gizi anak, kesehatan mental, serta penggunaan teknologi dalam pembelajaran keperawatan. Malaysia menjadi mitra strategis karena memiliki kedekatan geografis dan budaya, sehingga hasil riset lebih mudah diimplementasikan di kedua negara. “Selain itu, Malaysia juga memiliki ekosistem riset kesehatan yang maju dan terbuka untuk kolaborasi internasional, yang sangat mendukung peningkatan kapasitas dosen dan mahasiswa kami,” kata Maryati.
Yang juga unik, kolaborasi ini harapannya bisa mendukung mahasiswa STIKes Pertamedika yang mau melakukan KKN Internasional ke Malaysia. Program ini memberi kesempatan bagi mahasiswa kami untuk belajar langsung di lapangan, khususnya di komunitas anak-anak Indonesia yang belum terlayani pendidikan formal di Malaysia. “Setiap tahun, antusiasme mahasiswa sangat tinggi (untuk KKN Internasional ke Malaysia),” katanya.
Malaysia menjadi tujuan utama karena memiliki komunitas diaspora Indonesia terbesar di Asia Tenggara, termasuk anak-anak dari pernikahan tidak tercatat secara hukum yang belum mendapatkan hak pendidikan formal. “Selain memberikan pengalaman internasional bagi mahasiswa, kegiatan ini juga membantu memperluas kontribusi kami dalam bidang edukasi dan kesehatan masyarakat lintas negara,” kata Maryati.
Ketua Yayasan Pendidikan Pertamedika Asep Saifudin menilai kerja sama dengan KBRI Malaysia menjadi tonggak penting dalam memperluas jejaring akademik dan non-akademik STIKes Pertamedika di kancah internasional. “Kami yakin bahwa kolaborasi ini akan memberikan dampak positif bagi pengembangan kompetensi mahasiswa, dosen, dan institusi secara keseluruhan,” ujar Asep.
Asep berharap kerja sama ini pun bisa memperkuat posisi STIKes Pertamedika sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi kesehatan yang aktif menjalin kemitraan luar negeri. Sebelumnya, lembaga itu sudah menjalin kerja sama dengan PBRI Thailand, IIUM Malaysia, Universiti Putra Malaysia (UPM) dalam bidang pendidikan, riset dan pengabdian masyarakat.
“Kami ingin agar mahasiswa STIKes Pertamedika tidak hanya unggul dalam kompetensi klinis, tetapi juga memiliki wawasan global dan kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap dinamika dunia kesehatan modern,” kata Maryati.






