Sabo, JAKARTA — Emiten pengelola gerai minuman Teguk, PT Platinum Wahab Nusantara Tbk. (TGUK) bersiap memperluas portofolio bisnisnya ke sektor daging beku (frozen meat) dan pengolahan makanan.
Dalam keterbukaan informasi yang diterbitkan pada 24 Oktober 2025, Teguk mengumumkan rencana perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar untuk menambah kegiatan usaha baru di bidang perdagangan besar daging sapi dan ayam, serta industri pengolahan dan pengawetan produk daging dan makanan olahan. Langkah ini menandai diversifikasi usaha Teguk dari lini kedai minuman dan makanan cepat saji ke sektor bahan pangan olahan dengan nilai tambah tinggi.
“Perseroan berencana menambahkan kegiatan usaha di bidang frozen meat dan food processing sebagai bagian dari strategi diversifikasi dan penguatan rantai nilai bisnis di sektor makanan olahan,” tulis manajemen TGUK dalam keterbukaan informasi tersebut.
Berdasarkan klasifikasi baku lapangan usaha Indonesia (KBLI), kegiatan baru Teguk mencakup Perdagangan Besar Daging Sapi dan Daging Sapi Olahan (KBLI 46321), Perdagangan Besar Daging Ayam dan Daging Ayam Olahan (KBLI 46322), Industri Pengolahan dan Pengawetan Produk Daging dan Daging Unggas (KBLI 10130), serta Industri Makanan dan Masakan Olahan (KBLI 10750). Selain itu, Teguk juga menambah kegiatan Perdagangan Besar Makanan dan Minuman Lainnya (KBLI 46339).
Manajemen menilai, peluang di bisnis daging beku dan pengolahan makanan di Indonesia masih sangat besar. “Bisnis frozen meat dan food processing di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang kuat, didorong oleh urbanisasi, meningkatnya jumlah pekerja perkotaan, serta tingginya permintaan terhadap produk siap saji dan sumber protein hewani,” ujar manajemen.
Menurut data Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI), nilai pasar makanan beku nasional telah menembus Rp200 triliun pada 2024 dan diproyeksikan terus meningkat pada 2025. Adapun riset IMARC Group memperkirakan pasar makanan beku Indonesia mencapai US$3,4 miliar pada 2024 dan akan naik menjadi US$5,9 miliar pada 2033, dengan pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) sekitar 6,31% sepanjang 2025–2033.
Untuk mendukung langkah ekspansi tersebut, Teguk akan mengalihkan dana hasil pengembalian dari rencana pengembangan gerai sebesar Rp42,93 miliar menjadi modal kerja bisnis baru frozen meat dan food processing. Dana tersebut sebelumnya termasuk dalam alokasi hasil penawaran umum perdana (IPO) yang dilakukan pada Juli 2023.
Perseroan menjadwalkan kegiatan usaha baru di bidang daging beku dan pengolahan makanan akan mulai beroperasi pada November 2025. “Pada tahap awal, kegiatan usaha food processing akan dijalankan melalui jasa kontrak produksi (maklon) dengan pihak ketiga, hingga seluruh kebutuhan investasi untuk produksi mandiri rampung,” tulis Teguk.
Berdasarkan studi kelayakan yang dilakukan oleh Kantor Jasa Penilai Publik Ferdinand, Danar, Ichsan & Rekan (KJPP FDI&R), proyek tersebut dinilai layak secara finansial. Hasil analisis menunjukkan nilai Net Present Value (NPV) positif, Internal Rate of Return (IRR) di atas tingkat diskonto, serta Profitability Index (PI) lebih besar dari 1, yang mengindikasikan prospek finansial yang menarik.
Sebagai bagian dari tahapan regulasi, Teguk akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 2 Desember 2025 di BSD City, Tangerang. Agenda rapat mencakup persetujuan atas penambahan kegiatan usaha dan perubahan penggunaan dana hasil penawaran umum.
Langkah ekspansi ke bisnis frozen meat diharapkan dapat memperkuat posisi Teguk di industri makanan dan minuman nasional, serta membuka sumber pendapatan baru di luar bisnis kedai minuman yang selama ini menjadi inti usahanya.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sabotidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.






