Free Gift

Melaju Tanpa Macet, Transjatim K1 Hadir Menyatukan Malang dan Batu dalam Satu Jalur

SaboKemacetan di jalur penghubung antara Kota Malang dan Kota Batu yang selama ini menjadi keluhan warga dan wisatawan tampaknya akan segera menemukan solusi.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Dinas Perhubungan dan tiga daerah di Malang Raya tengah mematangkan rencana pengoperasian Bus Transjatim Koridor 1 (K1) tahap kedua.

Setelah sukses melayani rute Terminal Arjosari–Terminal Landungsari, kini layanan massal ini akan diperluas hingga menghubungkan Kota Malang dengan Kota Batu, melalui jalur utama yang dikenal padat aktivitas ekonomi dan pariwisata.

Bus Transjatim K1 dijadwalkan berangkat dari Terminal Landungsari, Kota Malang menuju Terminal Kota Batu, melintasi sejumlah ruas strategis yang menghubungkan dua kota tersebut.

Adapun jalur yang akan dilalui mencakup Jalan Raya Mulyoagung, Jalan Raya Sengkaling, Jalan Sidomakmur, Jalan Raya Sumbersekar (yang menjadi batas Kota Malang dan Kota Batu),

Hingga Jalan Diponegoro, Jalan Raya Junrejo, Jalan Raya Tlekung, Jalan Raya Oro-Oro Ombo, Jalan Agus Salim, Jalan Imam Bonjol, Jalan Pattimura, dan berakhir di Jalan Dewi Sartika, Terminal Batu.

Dalam rencana yang telah disusun, terdapat tujuh titik halte utama yang akan berfungsi sebagai tempat naik-turun penumpang sekaligus titik integrasi dengan angkutan lokal.

Halte-halte ini dirancang agar mudah diakses dan terhubung dengan kawasan aktivitas masyarakat.

Rute tersebut juga dirancang melewati sejumlah destinasi wisata favorit di Kota Batu, seperti Jawa Timur Park 2 dan 3, serta kawasan perdagangan di Junrejo dan Oro-Oro Ombo.

Dengan begitu, Transjatim K1 tidak hanya menjadi alat transportasi publik, tetapi juga sarana pendukung pariwisata dan perekonomian daerah.

Ketua Komisi C DPRD Kota Malang, Muhammad Anas Muttaqin, menyambut positif pengembangan proyek ini.

Menurutnya, Transjatim merupakan langkah nyata untuk mewujudkan sistem transportasi publik yang terintegrasi dan berkelanjutan di Malang Raya.

“Transjatim ini bukan sekadar bus antar kota, melainkan simbol kolaborasi lintas wilayah. Dengan moda transportasi terpadu, masyarakat bisa bepergian lebih cepat, aman, dan nyaman tanpa harus bergantung pada kendaraan pribadi,” ujar Anas, Minggu (19/10).

Ia menegaskan bahwa Komisi C DPRD Kota Malang akan terus mengawal koordinasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Dinas Perhubungan, serta pemerintah daerah di Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu.

Hal itu untuk memastikan bahwa pelaksanaan program ini berjalan lancar tanpa hambatan birokrasi maupun tumpang tindih kewenangan.

“Sinergi antar daerah harus dijaga. Jangan sampai transportasi publik hanya menguntungkan satu wilayah. Semua pihak harus mendapat manfaat, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan,” tegasnya.

Rencana pengoperasian Transjatim K1 juga disambut dengan antusias oleh masyarakat, terutama mereka yang bekerja di sektor pendidikan, wisata, dan perdagangan.

Jalur Landungsari–Batu selama ini dikenal rawan macet, terutama di akhir pekan dan musim liburan.

Dengan hadirnya bus berkapasitas besar dan terjadwal, diharapkan penggunaan kendaraan pribadi bisa berkurang secara signifikan, sehingga arus lalu lintas menjadi lebih tertib dan efisien.

Dari hasil koordinasi antara Komisi C DPRD Kota Malang dan Dinas Perhubungan Jawa Timur, tahap uji coba Transjatim K1 akan dimulai setelah seluruh sarana dan prasarana pendukung siap dioperasikan.

Hal ini meliputi pembangunan halte yang representatif, penerapan sistem pembayaran non-tunai, serta penyediaan fasilitas park and ride di titik-titik strategis agar masyarakat dapat berganti moda transportasi dengan mudah.

Program Transjatim di Malang Raya merupakan bagian dari pengembangan transportasi massal terpadu yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Sebelumnya, sistem serupa telah berjalan dengan baik di Surabaya Raya dan Tapal Kuda.

Kini, giliran Malang Raya yang diproyeksikan menjadi kawasan ketiga dengan layanan transportasi publik modern, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Anas menambahkan, kehadiran Transjatim akan membawa dampak positif jangka panjang, bukan hanya dari sisi mobilitas, tetapi juga ekonomi lokal.

“Dengan meningkatnya konektivitas antarkota, pelaku UMKM dan sektor wisata akan ikut terdorong. Transjatim bisa menjadi penggerak ekonomi baru di Malang Raya,” pungkasnya.

Dengan berbagai persiapan yang terus dimatangkan, Transjatim K1 menjadi harapan baru bagi warga Malang Raya untuk menikmati transportasi publik yang layak, efisien, dan terintegrasi.

Bukan sekadar proyek infrastruktur, namun langkah menuju masa depan mobilitas perkotaan yang lebih hijau dan inklusif.***

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar