Sabo,- Ascaris lumbricoides atau cacing gelang merupakan parasit yang paling umum ditemukan pada usus manusia.
Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yang juga staf Departemen Parasitologi FKUI Saleha Sungkar, cacing gelang bisa bertahan dan hidup di rongga usus manusia.
Cacing betina akan bertelur dan telur tersebut dapat dikeluarkan dari tubuh bersama dengan feses saat buang air besar.
Tidak main-main, cacing gelang ini sekali bertelur bisa mencapai 100.000-200.000 butir telur sehari.
Untuk cacing jantan ukurannya bisa mencapai 10-30 sentimeter (cm).
Sedangkan cacing betina, ukurannya bisa lebih panjang, yakni 22-35 cm.
“Jika anak-anak bermain di tanah, dan telur cacing gelang menempel di tangan, maka saat anak memegang makanan, telur menempel di makanan, dan ikut tertelan bersama makanan, telur bisa masuk ke usus lalu menetas menjadi larva di usus halus,” terang Saleha Sungkar, dikutip dari Kompas.id.
Cacing gelang ini pula yang kemudian menjadi pemicu penyakit cacingan pada manusia.
Siklus hidup cacing gelang
Sejumlah jurnal kesehatan menyebutkan, siklus hidup Ascaris dimulai dari telur yang tertelan manusia, menetas menjadi larva di usus kecil.
Kemudian, larva tersebut bermigrasi melalui aliran darah ke paru-paru, lalu larva naik ke tenggorokan dan tertelan kembali ke usus halus untuk tumbuh menjadi cacing dewasa.
Ketika cacing gelang ini tumbuh besar, ia akan menciptakan infeksi pada tubuh manusia.
Cacing gelang akan menimbulkan gangguan kesehatan, mulai dari gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah, sakit perut, hingga gangguan pernapasan selama fase migrasi larva.
Infeksi berat bisa menyebabkan gangguan gizi dan komplikasi serius.
Cara mengatasi cacing gelang
Cara mengatasi infeksi cacing gelang (Ascaris lumbricoides) pada manusia biasanya dilakukan dengan pengobatan menggunakan obat anti cacing atau antelmintik.
Beberapa obat yang umum diresepkan dokter adalah:
-
Albendazole dosis tunggal 400 mg untuk dewasa dan anak >2 tahun, atau 200 mg untuk anak usia 12-24 bulan.
-
Mebendazole dosis 500 mg tunggal atau 100 mg dua kali sehari selama 3 hari.
-
Pirantel pamoat dengan dosis sesuai berat badan, biasanya 10-11 mg/kg berat badan (maksimal 1 gram).
Obat ini efektif membunuh cacing dewasa di usus.
Pengobatan biasanya perlu diulang setelah 1-3 bulan untuk memastikan larva yang baru tumbuh juga mati.
Selain pengobatan obat, jika terjadi komplikasi seperti penyumbatan usus akibat cacing yang terlalu banyak, diperlukan penanganan medis lebih lanjut seperti pemasangan selang nasogastrik, pemberian cairan infus, atau bahkan tindakan operasi untuk mengeluarkan cacing dan memperbaiki kerusakan.
Penting juga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan agar infeksi tidak berulang, misalnya rajin mencuci tangan, mengonsumsi makanan matang dan air bersih, serta membersihkan lingkungan sekitar supaya telur cacing tidak tersebar.
Pada ibu hamil, obat yang aman diberikan adalah pirantel pamoat dan piperazin pada trimester kedua dan ketiga, sementara obat lain perlu konsultasi dokter.
Pengobatan yang tepat dan menjaga kebersihan adalah kunci utama mengatasi infeksi cacing gelang sehingga penyakit ini tidak menyebabkan komplikasi serius seperti gangguan pencernaan, penyumbatan usus, dan gangguan nutrisi.(Sabo)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan