Free Gift

Menhub Beberkan Capaian 1 Tahun Prabowo-Gibran di Bidang Transportasi

Sabo, JAKARTA — Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengklaim dalam kurun waktu 1 tahun pertama pemerintahan Prabowo—Gibran, pihaknya telah meningkatkan konektivitas pada sektor transportasi darat, laut, kereta, maupun udara.

Dudy menekankan bahwa konektivitas dan keselamatan merupakan kunci mewujudkan sistem transportasi yang andal, efisien, serta berkeadilan.

“Konektivitas dan keselamatan pada sektor transportasi memiliki efek ganda yang besar bagi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, terbukanya peluang usaha, serta berkurangnya kesenjangan antarwilayah,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip pada Selasa (21/10/2025). 

Lantas, apa saja yang sudah dilakukan Kemenhub selama setahun ini? 

Secara umum, Dudy menuturkan bahwa seluruh layanan transportasi dilakukan dengan penuh keselamatan. Hal itu terbukti saat pelaksanaan Natal 2024, tahun baru 2025, serta Idulfitri 2025, yang mana pada waktu tersebut mobilitas masyarakat meningkat. 

Berdasarkan data Integrated Road Safety Management System (IRSMS) Korlantas Polri, saat pelaksanaan Nataru 2024/2025 pada 18 Desember 2024 (H-7) s.d. 5 Januari 2025 (H+11), terdapat sebanyak 3.434 kecelakaan. 

Angka kecelakaan tersebut mengalami penurunan sebesar 13,96% dibandingkan dengan Nataru 2023/2024 sebanyak 3.991 kecelakaan. Sementara itu, pada Lebaran 2025, Kakorlantas menyatakan, selama periode 23 Maret hingga 2 April 2025, jumlah kecelakaan turun dari 2.152 kasus menjadi 1.477 kasus, atau turun sebesar 31,37%. 

Jumlah korban meninggal dunia akibat kecelakaan selama mudik juga berkurang drastis, dari 324 korban pada 2024 menjadi 223 korban pada 2025, yang berarti turun 32%.

Capaian Berbagai Transportasi 

Pada transportasi darat, Kemenhub telah melaksanakan angkutan lintas batas negara, subsidi angkutan orang, barang, dan penyeberangan, serta modernisasi layanan angkutan perkotaan. 

Terdapat pula layanan perintis yang menjangkau kurang lebih 75% daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan. Hasil survei triwulan II/2025 menyatakan, tingkat kepuasan masyarakat terhadap layanan transportasi darat sebesar 96,01%. 

Tak hanya mobilitas orang, Kemenhub juga ingin memastikan mobilitas barang juga berkeselamatan, khususnya truk over dimension over loading (ODOL), yang bakal sesegera mungkin dilakukan. 

“Semakin kita mengundur maka kita akan memberikan peluang terjadinya kecelakaan yang lebih banyak. Lebih cepat lebih baik supaya tidak ada korban-korban lagi yang timbul berkaitan dengan ODOL,” kata Dudy. 

Pada sektor transportasi laut, sejumlah program telah dilakukan antara lain layanan kapal perintis penumpang dan barang, penyelenggaraan public service obligation (PSO) bidang angkutan laut, layanan rede transport, serta layanan kapal khusus ternak. 

Saat ini terdapat 107 trayek kapal perintis dengan kapasitas 38.604 penumpang dan 16.753 ton barang, 26 kapal PSO, 18 trayek kapal rede, 39 kapal angkutan laut perintis barang, serta 6 trayek kapal ternak dengan 6 unit armada yang masing-masing berkapasitas 500 ekor. 

Kemenhub juga memperkuat layanan tol laut dan pelayaran perintis. Hingga September 2025, program Tol Laut telah melakukan 523 voyage dan melayani 104 pelabuhan dari barat sampai timur Indonesia. 

Pada sektor transportasi udara, pengembangan dilakukan melalui layanan penerbangan perintis dan jembatan udara. Saat ini, terdapat 266 rute perintis penumpang, 46 rute perintis kargo, serta 1 rute subsidi udara kargo. 

Kemudian, pada sektor udara dilakukan juga penetapan 36 bandara umum sebagai bandara internasional. Pada Januari–Agustus 2025, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang internasional mencapai kurang lebih 13,5 juta. 

Angka ini naik 9,54% dibanding periode yang sama pada 2024. Dengan status internasional, pembangunan menjadi lebih merata, konektivitas global menguat, serta bandara akan menjadi simpul perdagangan, pariwisata, investasi, juga pendukung pertahanan negara.

Meski sejumlah capaian telah diraih, tantangan memperkuat konektivitas antardaerah dan menjaga keselamatan di semua moda transportasi masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah ke depan. 

Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah MTI Pusat Djoko Setijowarno menuturkan bahwa kunci konektivitas maupun integrasi transportasi adalah kualitas dari transportasi umum. Sepanjang belum mumpuni, integrasi pun sulit dilakukan. 

“Selama kualitas transportasi jelek, apa yang mau diintegrasikan? Kalau konektivitas oke, jaringan jalannya koneksi kan sudah ada, tetapi integrasinya enggak ada,” tuturnya, Minggu (19/10/2025). 

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar