Free Gift

Menilik Usaha di Balik Sajian Menu MBG di SPPG Kebon Jeruk

Sabo— Di sebuah dapur di kawasan Kebon Jeruk, aktivitas seakan tak pernah berhenti. Sejak dini hari, para petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) bekerja keras menyiapkan ribuan porsi makanan bergizi untuk anak-anak sekolah.

“Di sini itu ada relawan yang 47 orang. Kalau tim intinya ada saya sebagai Kepala SPPG. Ada Ali Gizi sama Akuntan. Jadi tiga orang, semuanya berarti 50,” ujar Ketua SPPG Kebon Jeruk, Siti Rahma kepada Sabo, Jumat (12/9).

Setiap hari, 3.547 porsi makanan bergizi diproduksi di dapur ini untuk kemudian didistribusikan ke enam sekolah. Operasional tetap berjalan sebagaimana mestinya, dengan seorang juru masak utama bernama Ana yang membawahi 24 kru. Mereka terbagi menjadi tim persiapan, pengolahan, hingga pemorsian.

“Alhamdulillahnya di sini pada kompak mereka (para tim dapur),” katanya.

Menyediakan makanan bergizi untuk ribuan anak sekolah setiap hari bukanlah perkara mudah. Tak jarang tim dapur SPPG Kebon Jeruk mengalami tantangan, utamanya terkait bahan baku.

“Pasti setiap hari ada aja hecticnya. Ada aja tantangannya entah bahannya kurang atau apa. Nah itulah kita harus siap sedia ketika bahan kurang. Kita harus mencari bahan yang sesuai. Kualitasnya bagus, juga harganya terjangkau,” kata Siti.

Meski bahan makanan dipesan H-2, namun masalah tetap bisa muncul. Seperti misalnya kualitas buah atau sayur yang datang tidak sesuai dengan yang dipesan. “Itu kita harus siap sedia untuk mengganti hal-hal tersebut,” ujarnya.

Di saat makanan kurang dari target, tim dapur pun harus bergerak cepat. “Jadinya semuanya ini sebenarnya deg-degan kalau misalnya distribusi semuanya itu belum terdistribusi. Itu pasti deg-degan. Kurang nggak ya? Porsinya kurang nggak ya? Ini kira-kira lauknya kalau dikasih segini, kurang nggak buat 3.547,” ungkap Siti.

Sementara itu, Deputi Pemantauan dan Pengawasan (Tauwas) BGN, Mayjen TNI (Purn) Dadang Hendrayudha menekankan pentingnya penerapan standar operasional prosedur (SOP) SPPG mulai dari, kebersihan dapur, pemilihan bahan baku, proses pengolahan, hingga distribusi makanan.

Hal ini dilakukan agar program MBG benar-benar memberikan manfaat secara maksimal, baik dari sisi kesehatan maupun keberlanjutan. “Kami ingin memastikan program MBG berjalan dengan baik dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat terutama penerima manfaat,” ujar Dadang, di sela kunjungan berbagai SPPG di Wiayah Jawa Tengah, dikutip dari siaran pers BGN, Rabu (10/9).

Langkah ini menjadi bagian penting dari upaya BGN dalam memastikan keberlangsungan Program MBG yang aman, bergizi, dan berdampak positif bagi generasi penerus bangsa.

Perluas Jangkauan

Di samping itu, Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) berkomitmen memperluas jangkauan MBG ke daerah lain. Program ini dirancang agar siswa di berbagai wilayah mendapat akses makanan sehat yang setara.

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menegaskan kolaborasi dengan platform digital akan mempercepat distribusi makanan. Kemkomdigi siap menjadi penghubung agar sinergi ini berdampak nyata bagi masyarakat.

“Kementerian Komdigi siap menjadi penghubung untuk mendorong sinergi antara platform digital dan ekosistem kami, sehingga program ini dapat menyasar daerah-daerah yang membutuhkan,” ujar Meutya.

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar