Sabo Kita sering mendengar tentang gangguan mental seperti depresi, kecemasan, atau skizofrenia.
Namun, tahukah kamu bahwa ada banyak gangguan mental lain yang jauh lebih langka dan belum banyak diketahui masyarakat?
Pada salah satu video di kanal Youtube psikologi populer yakni Psych2go dijelaskan bahwa, gangguan-gangguan ini bisa memengaruhi perilaku, emosi, hingga persepsi seseorang terhadap dunia di sekitarnya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas enam gangguan mental langka yang menarik dan penting untuk kamu ketahui.
1. Reactive Attachment Disorder (RAD)
Reactive Attachment Disorder atau RAD adalah gangguan yang membuat seseorang, terutama anak-anak, sulit membentuk ikatan emosional dengan orang lain.
Menurut Cleveland Clinic, kondisi ini umumnya terjadi pada anak-anak yang mengalami pelecehan atau penelantaran sejak kecil.
Anak dengan RAD sering kali tidak mampu menunjukkan kasih sayang, menghindari kontak sosial, dan sulit mempercayai orang lain.
RAD biasanya berkembang karena hubungan emosional yang positif tidak pernah terbentuk pada masa awal kehidupan.
2. Selective Mutism
Selective mutism adalah gangguan kecemasan di mana seseorang tidak mampu berbicara dalam situasi tertentu, meski sebenarnya mereka bisa berbicara dalam kondisi lain.
Misalnya, seorang anak mungkin sangat aktif berbicara di rumah, tetapi tidak mengeluarkan sepatah kata pun di sekolah.
Menurut American Speech-Language-Hearing Association, kondisi ini sering memiliki komponen genetik dan dapat terjadi bersamaan dengan gangguan lain seperti autisme atau gangguan pemrosesan sensorik.
Selective mutism bukan karena malu biasa, melainkan karena kecemasan yang sangat kuat.
3. Pica (Piko)
Pernah mendengar seseorang yang suka makan benda yang tidak bisa dimakan? Itulah yang terjadi pada orang dengan gangguan Pica.
Mereka memiliki dorongan kuat untuk memakan benda-benda yang tidak layak konsumsi seperti tanah, kapur, atau cat.
Healthline menjelaskan bahwa Pica sering dikaitkan dengan kekurangan zat besi atau seng, dan umum terjadi pada anak-anak serta ibu hamil.
Karena sifatnya kompulsif, penderita Pica bisa terus melakukannya meski tahu itu berbahaya, bahkan terkadang harus menjalani prosedur medis untuk mengeluarkan benda beracun dari tubuh mereka.
4. Apotemnophilia (Keinginan untuk Amputasi)
Bagi kebanyakan orang, kehilangan anggota tubuh adalah hal yang menakutkan. Namun, bagi penderita apotemnophilia, mereka justru memiliki keinginan kuat untuk mengamputasi anggota tubuh yang sebenarnya sehat.
Menurut Cambridge University Press, mereka merasa ada bagian tubuh yang “tidak cocok” dengan diri mereka.
Bagi sebagian orang, ini bisa menjadi dorongan seksual, namun ada juga yang penyebabnya murni karena perasaan psikologis.
Kondisi ini sangat mengganggu dan bisa menyebabkan penderita berusaha keras untuk menjalani amputasi demi merasa “lengkap”.
5. Kleptomania
Kleptomania adalah gangguan di mana seseorang memiliki dorongan tak tertahankan untuk mencuri, bukan karena butuh atau ingin barangnya, melainkan karena dorongan emosional.
Mayo Clinic menjelaskan bahwa penderita kleptomania biasanya merasa cemas dan tegang sebelum mencuri, lalu merasa lega sesudahnya, mirip seperti perokok yang merasa tenang setelah mengisap rokok.
Tindakan ini bukan karena kebutuhan ekonomi, dan bahkan risiko tertangkap tidak mampu menghentikan dorongan tersebut. Gangguan ini termasuk dalam kategori impulsif yang perlu penanganan psikologis.
6. Ekbom Syndrome (Delusi Parasit)
Ekbom Syndrome, juga dikenal sebagai delusi parasit, adalah gangguan di mana seseorang yakin bahwa ada serangga atau parasit hidup di bawah kulitnya.
Mereka benar-benar merasakan sensasi seperti ada yang merayap di tubuh, meski hasil medis menunjukkan tidak ada apa-apa.
Karena merupakan bentuk delusi, penderita biasanya sulit diyakinkan bahwa mereka sehat. Penanganannya mirip dengan gangguan psikotik lainnya, menggunakan kombinasi terapi dan obat antipsikotik.
Dunia kesehatan mental sangat luas dan kompleks. Meski gangguan seperti depresi atau kecemasan lebih umum dikenal, kondisi langka seperti yang telah dijelaskan di atas juga penting untuk dipahami agar kita bisa lebih berempati dan sadar akan beragamnya tantangan yang dihadapi manusia.
Jika kamu mengenal seseorang dengan perilaku yang tidak biasa, penting untuk mendukung mereka mencari bantuan profesional, bukan menghakimi.
Semakin banyak kita tahu, semakin besar pula pemahaman dan kepedulian kita terhadap kesehatan mental secara keseluruhan.






