Free Gift

Menyambut Hangat Reuni di Bandung yang Dingin

REUNI. Ajakan bertemu kembali dengan teman-teman sekolah yang menyenangkan. Sebaliknya, acara kumpul ini membuat saya berpikir, datang atau tidak?

Namun, ajakan sahabat dan kiriman kaos dari teman baik mengubah kebimbangan, menjadi sebuah ketetapan hati untuk menghadiri sebuah reuni.

Beberapa waktu lalu ada undangan reuni SMA. Pertemuan angkatan, hadir. Reuni lintas Angkatan, saya tidak hadir.

Bertumpuk-tumpuk pertimbangan menghambat sebelum menghadiri reuni:

Karier pekerjaan tak bisa dibanggakan.Kegiatan usaha yang seketika mandek.

Intinya, dompet dan tubuh kurang daya membuat rendah diri menghadiri pertemuan.

Kelemahan-kelemahan di atas membuat saya waferan, eh, baperan: sensitif, rendah diri, dan merasa tak punya guna.

Serangan stroke pada Desember 2018 membuat saya kehilangan daya. Butuh waktu lama untuk pemulihan, dari keadaan lumpuh separuh tubuh menjadi lebih mandiri.

Saya tidak memikirkan pulih seperti sebelum terkena serangan stroke. Tidak! Itu hanya akan bikin stres. Saya ingin lebih mandiri:

Bisa mandi, makan, memakai baju, menggunting kuku tanpa bantuan orang lainMampu menegakkan badan lalu berjalan kaki di luar rumah dan lebih jauh tanpa tongkatSanggup bepergian jauh, bahkan ke luar kota, tanpa caregiver.Jika memungkinkan, produktif dan menghasilkan uang.Berperan dalam masyarakat, entah apa bentuknya. Mudah-mudahan.

Apa pun pencapaiannya, perasaan sensitif dan rendah diri membayangi ketika mendapat undangan reuni. Kadang menghadiri, seringnya tidak. Begitulah cobaan pascastroke.

Sekitar tiga bulan lalu, teman-teman alumni sebuah universitas di Bandung mengundang pertemuan secara daring. Membahas rencana reuni angkatan.

Saya bereaksi cepat. Menolak hadir dengan alasan sedang ada kegiatan lain. Gampang bikin seribu alasan. Sebaliknya, tidak mudah berkata jujur untuk satu hal saja.

Rencana jauhnya, saya tidak perlu hadir di reuni yang direncanakan. Jadi, dari awal sudah melakukan upaya penghindaran. Beres.

Reuni angkatan sudah dijadwalkan pada akhir Oktober 2025. Tentu saja di kampus tercinta di Kota Bandung.

WA Grup alumni pun kemudian jarang saya sambangi. Banyak chat, hapus. Ada lagi pesan-pesan di WAG, hapus lagi. Sesekali saja menjawab salam, mengucapkan selamat ulang tahun, atau mengungkapan duka cita. Hanya itu.

Namun, sebuah pikiran mengoyak kesadaran, sampai kapan menghindari pertemuan dengan teman-teman sekolah dan kuliah?

Demi turut berperan, saya mengirim uang kontribusi penyelenggaraan kegiatan, tetapi tetap tidak mendaftarkan diri. Tidak hendak datang.

Biaya reuni berasal dari saweran tiap-tiap peserta. Nilainya tidak memberatkan. Sumber lainnya berasal dari para donator, yaitu teman-teman yang berkecukupan atau menjadi pejabat.

Berkontribusi untuk mendukung reuni, sekaligus menyatakan bahwa saya masih ada. Itu menbuat perasaan menjadi lega. Saya rasa, teman-teman memaklumi.

Namun, ajakan seorang sahabat dan kiriman kaos dari teman baik mengubah kekerasan hati. Pendirian menjadi berbeda dari semula. Rencana tidak datang ke reuni, bertukar menjadi kehendak untuk hadir.

Seyogianya, kaos reuni warna biru itu digunakan saat menghadiri acara. Pikiran-pikiran berkelebat dalam benak. Muncul satu kegairahan. Sebuah keputusan dibuat.

Maka pada Kamis kemarin saya memesan tiket kendaraan shuttle, untuk keberangkatan pagi Bogor-Bandung dan pulangnya di sorenya pada Minggu (26/10).

Rencananya, acara reuni diselenggarakan di Bukit Dago Utara, Kota Bandung, yang merupakan salah satu kampus selain di jalan Dipati Ukur, Sekeloa, Jatinangor, dan lainnya.

Daerah perbukitan ini menawarkan lanskap pepohonan dan suasana sejuk cenderung dingin. Mungkin sekarang masih dingin. Bisa dirasakan kelak setelah saya tiba di sana.

Dengan merubuhkan pagar pembatas di pikiran, saya akan berangkat ke Kota Kembang yang di sebagian wilayahnya masih dingin.

Ke Kota Bandung demi bergabung dengan teman-teman, dalam hangatnya reuni FISIP UNPAD Angkatan 1982 di Bukit Dago Utara pada hari Minggu lusa.

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar