Para presiden dari negara-negara Amazon di Amerika Selatan berkumpul bersama para pemimpin Masyarakat Adat untuk menyepakati rencana bersama untuk melindungi hutan hujan terbesar di dunia — wilayah luas yang dipandang penting untuk memperlambat pemanasan global.
Pesiden Kolombia, Brasil, dan Bolivia bergabung dengan wakil presiden Ekuador dan pejabat tinggi lainnya dari negara-negara Amazon berkumpul di ibu kota Kolombia, Bogota, pada Jumat (22/8) lalu.
“Tidak ada jalan keluar individu dari krisis iklim. Kita membutuhkan tata kelola global baru dengan otoritas untuk membuat negara-negara menepati janji mereka,” kata Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dalam deklarasinya, seperti dikutip AP News.
Mereka menandatangani “Deklarasi Bogota,” sebuah cetak biru politik yang akan secara resmi diadopsi oleh negara-negara ACTO (Amazon Cooperation Treaty Organization). Deklarasi itu menetapkan visi bersama untuk kerja sama yang lebih dalam di seluruh kawasan, yang membentang lebih dari 6,7 juta kilometer persegi.
- Dunia Kehilangan 6,7 Juta Hektare Hutan pada 2024, Dipicu Kebakaran Amazon
- Brasil Tolak Seruan untuk Merelokasi COP30 Meski Biaya Akomodasi Melambung
- Penjaga Hutan dan Pemuda Papua akan Tuntut Hak di Forum Iklim Dunia COP30
Wakil Presiden Ekuador, María José Pinto, mendesak para pemimpin untuk bergerak melampaui “niat baik” menuju “tindakan konkret” untuk melindungi Amazon. Ia menyebutnya sebagai tanggung jawab kawasan itu dan warisannya bagi dunia.
Dia mengatakan pekerjaan itu harus dipimpin dari daerah, mendengarkan masyarakat, dan menghormati pengetahuan leluhur. Ia menekankan hutan hujan harus menjadi pusat agenda global karena apa yang terjadi di hutan hujan menentukan masa depan semua orang.
“Di Ekuador, kami percaya solusi tidak dibangun dari ibu kota, tetapi dari daerah-daerah, dengan mendengarkan dan bekerja bersama masyarakat kami. Kita harus menjaga Amazon tetap menjadi pusat percakapan global,” kata Pinto.
Pada malam pertemuan, para menteri luar negeri dari delapan anggota Organisasi Perjanjian Kerja Sama Amazon — sebuah badan antarpemerintah yang menghubungkan semua negara di Amazon — menyetujui 20 resolusi. Resolusi-resolusi tersebut mencakup Mekanisme Masyarakat Adat Regional yang baru hingga inisiatif tentang ketahanan pangan, risiko iklim, dan penguatan institusional.
Amazon Berfungsi sebagai Penyerap Karbon
Para ilmuwan mengatakan Amazon berfungsi sebagai penyerap karbon besar yang menyerap lebih banyak karbon dioksida daripada yang dilepaskannya dan memainkan peran kunci dalam mengatur pola curah hujan jauh di luar Amerika Selatan. Kehilangan hutan Amazon dapat mempercepat pemanasan global dan mengganggu pertanian hingga ke wilayah Midwest AS dan sebagian Eropa, serta mengancam kelangsungan hidup ribuan spesies yang tidak ditemukan di tempat lain di Bumi.
Para pejabat tinggi juga bertemu untuk meninjau kemajuan komitmen yang dibuat pada Deklarasi Belem. Deklarasi yang dibuat tahun 2023 dan ditandatangani di Brasil itu menjanjikan koordinasi yang lebih erat dalam melindungi Amazon, termasuk kebijakan tentang deforestasi, perubahan iklim, dan hak-hak masyarakat adat.
Setiap negara ACTO akan menunjuk dua delegasi pemerintah dan dua delegasi masyarakat adat ke badan tersebut, yang akan bertemu setiap tahun dan dapat mengadakan sesi luar biasa. Keputusan harus dibuat dengan suara bulat.
Oswaldo Muca, yang mewakili komunitas Adat Amazon Kolombia, mengatakan kepada The Associated Press bahwa komunitasnya berkomitmen untuk menjaga, melindungi, dan merawat wilayahnya dan Amazon. Dia mengatakan mereka menentang penambangan dan eksplorasi minyak karena menghancurkan kemanusiaan dan kehidupan masyarakat di sekitar Amazon.
Muca menyambut baik persetujuan para menteri terhadap mekanisme pembiayaan langsung untuk masyarakat adat. Ia menyebut hal itu satu-satunya cara untuk menghindari mencapai titik tidak bisa kembali. “Kami sekarang menjadi bagian dari mekanisme perjanjian itu.”
Ketika ditanya apakah dia yakin para kepala negara akan menindaklanjuti, Muca mengatakan mereka telah banyak berbicara tentang menyelamatkan Amazon. Namun, ia menekankan bahwa janji tersebut harus lebih dari sekadar pidato politik. “Mereka harus menjadi tindakan nyata dan konkret,” ujarnya.
Sekretaris Jenderal ACTO, Martín von Hildebrand, mengatakan kemauan politik dan persatuan di antara negara-negara anggota sangat penting untuk melindungi hutan, sungai, dan keanekaragaman hayati di wilayah tersebut. Sumber daya tersebut menyimpan jumlah karbon yang besar dan membantu mengatur iklim planet ini.
“Kami meminta negara-negara untuk mengambil tindakan segera karena deforestasi dan polusi terus meningkat, dan dampak perubahan iklim sangat parah,” kata Pemimpin asli Peru, Julio Cusurichi, yang hadir dalam acara tersebut.






