Sabo.CO.ID, JAKARTA — Negara Amerika mendorong keterlibatan Turki dalam proses perdamaian di Gaza. Presiden Amerika Donald Trump menyatakan Turki merupakan mitra strategis yang luar biasa membantu dunia mewujudkan gencatan senjata di tanah Palestina itu setelah Israel dan kelompok perlawanan berbakuhantam hebat sejak Oktober 2023.
Turki berhasil meyakinkan kelompok perlawanan Hamas untuk menerima gencatan senjata. Donald Trump senang sekali. Dia memuji habis Presiden Turki Erdogan yang dinilainya menjadi fasilitator yang berperan sangat penting dalam proses ini. Trump menyebutnya teman terbaik, mitra terbaik, dan sebagainya. Karena mitra terbaik, Trump memutuskan untuk melibatkan Turki dalam perdamaian di Gaza dengan mengirimkan pasukan militer ke sana.
Erdogan menyetujui keputusan itu. Dia berkomitmen mengirimkan militernya ke sana sekaligus juga gelontoran bantuan kemanusiaan untuk meningkatkan taraf hidup warga Gaza.
Namun, komitmen Turki mewujudkan gencatan senjata di Gaza bertepuk sebelah tangan. Sebabnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mulai ngeyel ingin melanjutkan permasalahan Gaza sesuai keinginannya. Dia tidak mau ada pasukan Turki masuk sana.
Respons ini muncul setelah laporan-laporan menyebutkan adanya perselisihan antara Netanyahu dan kepala intelijen Mesir, Hassan Rashad, mengenai kemungkinan peran Ankara dalam penstabilan pascaperang di wilayah tersebut. Kantor Perdana Menteri Israel secara spesifik menyatakan bahwa “tidak akan ada keterlibatan Turki” di Gaza, sebuah pernyataan yang dikeluarkan untuk membantah spekulasi dan menggarisbawahi sikap Israel.
Dalam sebuah konferensi pers bersama Wakil Presiden AS J.D. Vance, Netanyahu secara tersirat menyampaikan penolakannya terhadap peran militer Turki. Ketika ditanya mengenai ide pasukan keamanan Turki di Gaza, Netanyahu merespons dengan nada retoris, “Kami akan memutuskan bersama tentang itu. Jadi saya punya pendapat yang sangat kuat tentang itu. Ingin menebak apa pendapat saya?”, kata Netanyahu didampingi Wapres Amerika JD Vance sebagaimana diberitakan The Times of Israel.
Sikap ini menunjukkan penolakannya secara tidak langsung, yang juga mengisyaratkan ketidaksetujuan mendalam Israel terhadap keterlibatan militer Turki di Gaza.
Penolakan keras ini juga ditegaskan oleh laporan dari Sky News Arabia, yang mengutip sumber Palestina bahwa Netanyahu “sepenuhnya menolak” partisipasi Turki dalam pasukan penjaga perdamaian potensial di Gaza.
Berikut ini adalah gambaran kehebatan pasukan darat Turki yang dihimpun dari berbagai sumber:
Secara umum, Pasukan Darat Turki sangat mampu secara teknis untuk menjalankan tugas menjaga perdamaian di Gaza dan menghadapi pelanggaran batas oleh IDF.
Mereka punya nyali, senjata, dan pengalaman. Namun, kemampuan itu akan “diborgol” oleh realitas politik global. Keberadaan mereka mungkin bisa menjadi faktor pencegah (deterrent) yang kuat, membuat IDF lebih berhati-hati.
Tapi jika situasi memanas menjadi perang terbuka, itu akan menjadi badai yang tidak diinginkan siapa pun, dan kemenangan mutlak bagi salah satu pihak adalah hal yang hampir mustahil.
1. Raksana NATO dengan Pengalaman Tempur Nyata
Angkatan Darat Turki bukan cuma pasukan ‘kertas’. Mereka adalah kekuatan terbesar kedua di NATO setelah AS. Yang bikin mereka disegani bukan cuma jumlah personelnya yang hampir 400.000 tentara aktif, tapi juga pengalaman tempur yang sangat intens.
Mereka terlibat dalam konflik langsung melawan kelompok seperti PKK di tenggara Turki dan utara Irak/Suriah. Pengalaman di medan tempur yang kompleks ini adalah “sekolah” terbaik yang tidak dimiliki banyak angkatan darat lainnya.
2. Industri Pertahanan yang Mandiri dan Canggih
Turki sudah tidak mau bergantung sepenuhnya pada senjata impor. Mereka punya industri pertahanan dalam negeri yang sangat maju. Mereka memproduksi sendiri tank Altay, kendaraan lapis baja, dan bahkan drone Bayraktar yang sudah membuktikan kehebatannya di beberapa medan tempur.
Kemampuan logistik dan suplai senjata secara mandiri ini adalah nilai plus besar yang membuat mereka tidak mudah diembargo atau ditekan oleh negara lain.
3. Doktrin Tempur yang Agresif dan Terbiasa dengan Geografi Sulit
Doktrin tempur Turki dibentuk oleh medan yang beragam, dari pegunungan terjal hingga daerah perkotaan. Mereka terbiasa dengan operasi counter-insurgency (perang melawan pemberontak) yang rumit.
Mental pasukannya juga dikenal tangguh dan agresif, warisan dari tradisi militer Kesultanan Utsmaniyah yang panjang. Mereka bukan tipe pasukan yang hanya berlatih di lapangan hijau.
4. Elite Khusus: Pasukan Komando dan Bordo Bereliler
Ini adalah ujung tombak yang paling ditakuti. Pasukan khusus Turki yang dikenal sebagai Bordo Bereliler atau “Baret Marun” merupakan unit elite dari Komando Pasukan Khusus Turki (Özel Kuvvetler Komutanlığı).
Unit ini terdiri dari personel yang dipilih secara ketat dari seluruh cabang Angkatan Bersenjata Turki dan menjalani pelatihan yang luar biasa intensif selama beberapa tahun.
Mereka dilatih untuk menjadi operator serbaguna yang mampu beroperasi di bawah tekanan ekstrem, dalam kondisi lingkungan yang paling sulit, serta menguasai berbagai keterampilan tempur dan non-tempur.
Unit ini bertanggung jawab atas operasi khusus, pengintaian, peperangan tidak konvensional, serangan langsung, penyelamatan sandera, dan tugas-tugas sensitif lainnya baik di dalam maupun luar negeri. Keberadaan dan operasi mereka sering kali dirahasiakan, menjadikannya salah satu aset paling berharga dan elit dalam militer Turki.
Keahlian yang dimiliki oleh anggota Bordo Bereliler mencakup spektrum yang sangat luas, mulai dari pertempuran jarak dekat, keahlian menembak presisi, hingga kemampuan bertahan hidup di berbagai medan seperti pegunungan, gurun, dan wilayah kutub.
Pelatihan mereka tidak hanya berfokus pada kekuatan fisik dan taktik tempur, tetapi juga pada aspek intelijen, bahasa, dan diplomasi yang diperlukan untuk menjalankan misi rahasia. Mereka dikenal memiliki disiplin yang tinggi, ketahanan mental yang luar biasa, dan kemampuan untuk bekerja secara mandiri atau dalam tim kecil di balik garis musuh.
Reputasi mereka sebagai salah satu pasukan khusus paling tangguh dan terlatih di dunia didasarkan pada keberhasilan mereka dalam berbagai operasi di wilayah konflik, terutama di perbatasan Turki dengan Suriah dan Irak, di mana mereka secara efektif memerangi kelompok teroris dan ancaman keamanan lainnya.
5. Terbiasa dengan Teknologi Drone yang Mengubah Permainan
Turki adalah pionir dalam penggunaan drone militer, terutama seri Bayraktar TB2. Keberhasilan drone ini di Azerbaijan, Suriah, dan Ukraina membuktikan bahwa Turki menguasai seni perang modern. Kemampuan untuk melakukan pengintaian dan serangan presisi tanpa menempatkan pilot dalam bahaya adalah keunggulan strategis yang massive.
6. Pengalaman dalam Operasi Perdamaian Internasional
Turki bukan baru kenal misi perdamaian. Mereka telah berkontribusi di Somalia, Afghanistan, Bosnia, dan lainnya. Pengalaman ini memberi mereka pemahaman tentang diplomasi di lapangan, berinteraksi dengan penduduk sipil, dan navigasi dalam aturan engagement (ROE) yang ketat – skill yang vital untuk misi di Gaza.
7. Kekuatan Artileri dan Armor yang Signifikan
Turki memiliki ribuan howitzer, roket artileri, dan tank modern. Kekuatan tembakan tidak langsung mereka sangat besar. Dalam skenario perang konvensional, kemampuan untuk menghujani posisi musuh dengan tembakan artileri adalah faktor penentu yang bisa mengubah momentum pertempuran.
8. Faktor Psikologis dan Politik: “Underdog” yang Percaya Diri
Ada faktor non-teknis yang penting: kepercayaan diri. Di bawah kepemimpinan Erdogan, Turki memiliki ambisi untuk menjadi pemimpin dunia Muslim. Sikap tegas terhadap Israel dan dukungan untuk Palestina telah menjadi bagian dari identitas politiknya. Ini berarti, jika dikirim, pasukan Turki akan datang dengan moral dan motivasi yang tinggi, merasa bahwa mereka membawa “mandat” dari dunia Islam.
Mampukah Mereka Menjaga Perdamaian di Gaza dan Berhadapan dengan IDF?
Ini pertanyaan yang sangat kompleks, dan jawabannya adalah: MAMPU, tapi dengan konsekuensi yang sangat besar.
Secara murni kemiliteran, Angkatan Darat Turki adalah lawan yang seimbang, bahkan tangguh, bagi Israel Defense Forces (IDF). Mereka bukan pasukan dari negara kecil yang bisa dianggap remeh.
Kelebihan Turki: Jumlah personel darat yang lebih besar, pengalaman tempur intensif jarak dekat, industri pertahanan mandiri, dan keunggulan di drone.
Kelebihan IDF: Keunggulan teknologi yang lebih menyeluruh (terutama di Angkatan Udara dan sistem pertahanan udara seperti Iron Dome), dukungan intelijen (Mossad) yang legendaris, dan dukungan tanpa syarat dari Amerika Serikat.
Jadi, bagaimana skenario konfrontasinya?
Jika hanya bentrokan di perbatasan, pasukan Turki sangat mampu membalas dan bahkan memberi pelajaran keras kepada unit IDF yang “menyerobot”. Disiplin tembak dan keberanian pasukan Turki cukup untuk membuat IDF berpikir dua kali.
Satu lagi adalah perang skala penuh. Inilah yang akan jadi bencana bagi kedua belah pihak. Turki akan kesulitan melawan superioritas udara Israel sepenuhnya. Namun, IDF juga akan menghadapi tentara darat yang jauh lebih besar, lebih berpengalaman, dan dengan moral tinggi. Perang ini akan sangat berdarah dan merugikan kedua pihak.
Yang paling menentukan adalah faktor politik internasional. AS tidak akan pernah membiarkan sekutu utama NATO-nya (Turki) berperang habis-habisan dengan sekutu utama non-NATO-nya (Israel). Intervensi diplomatik dan tekanan militer dari AS akan datang dengan sangat cepat untuk mencegah eskalasi.






