Mereka tetap terjebak dalam pola pikir lama, kebiasaan defensif, dan cara pandang yang membatasi diri—seolah waktu berhenti untuk batin mereka, walau tubuh terus menua.
Psikologi modern menyebut fenomena ini sebagai stagnasi psikologis: kondisi di mana seseorang berhenti berkembang secara emosional dan kognitif karena enggan merefleksikan diri atau menghadapi ketidaknyamanan.
Dilansir dari Geediting pada Jumat (24/10), terdapat 10 kebiasaan umum yang membuat seseorang bertambah tua, namun tidak bertambah bijak, menurut psikologi.
1. Selalu Ingin Benar
Orang yang tidak tumbuh dalam kebijaksanaan biasanya sulit mengakui kesalahan.
Kebijaksanaan lahir bukan dari selalu benar, tapi dari keberanian untuk belajar dari salah.
2. Menolak Pandangan Baru
Seiring usia, banyak orang merasa sudah “cukup tahu.”
Padahal, kebijaksanaan justru lahir dari keterbukaan terhadap dunia yang terus berubah.
3. Menghindari Refleksi Diri
Orang bijak terbiasa bertanya: “Mengapa aku bereaksi seperti ini?”
Tanpa refleksi, seseorang akan mengulangi kesalahan yang sama dalam bentuk yang berbeda—tahun demi tahun.
4. Menyalahkan Orang Lain untuk Segala Hal
Salah satu tanda ketidakmatangan emosional adalah kecenderungan menyalahkan orang lain.
Orang yang bijak tahu, tidak semua hal bisa dikendalikan, tapi sikap terhadap hal itu selalu bisa dipilih.
5. Menyimpan Dendam dan Luka Lama
Dendam adalah beban mental yang memperlambat pertumbuhan jiwa.
Kebijaksanaan sejati dimulai dari penerimaan, bukan penolakan terhadap masa lalu.
6. Mengabaikan Empati
Semakin tua, sebagian orang justru makin sinis.
Psikologi positif menemukan bahwa orang yang berempati memiliki tingkat kepuasan hidup lebih tinggi dan hubungan sosial yang lebih sehat.
7. Terlalu Fokus pada Materi dan Status
Ketika kebijaksanaan tidak tumbuh, orang mencari validasi dari luar: uang, jabatan, atau pengakuan sosial.
Dalam teori Self-Determination oleh Deci & Ryan, manusia baru merasa benar-benar berkembang ketika kebutuhan akan autonomy, competence, dan relatedness terpenuhi—bukan sekadar materi.
8. Menolak Perubahan
Kebijaksanaan lahir dari kemampuan beradaptasi.
Orang yang bijak tidak menolak perubahan—mereka menari di dalamnya.
9. Mengabaikan Kesehatan Mental
Orang yang tidak bertambah bijak sering menganggap stres, cemas, atau trauma sebagai “hal biasa” yang harus ditahan.
Padahal, menurut American Psychological Association, mencari bantuan profesional justru merupakan bentuk keberanian dan kesadaran diri yang tinggi—dua ciri khas orang bijak.
10. Hidup Tanpa Rasa Syukur
Tanpa rasa syukur, hidup terasa berat, seolah selalu kekurangan.
Syukur membuat seseorang melihat hidup bukan dari kacamata kekurangan, tapi dari kelimpahan yang tenang.
Kesimpulan: Kebijaksanaan Bukan Hadiah Usia, Tapi Buah Kesadaran
Menjadi tua adalah keniscayaan. Tapi menjadi bijak adalah pilihan sadar.
Namun, jika berani membuka diri, mengakui kesalahan, dan belajar dari setiap pengalaman, usia tak lagi menjadi batas, melainkan pelindung lembut yang menaungi kedewasaan jiwa.
Seperti kata Viktor Frankl, “Antara stimulus dan respons, ada ruang.






