Free Gift

Panduan Resmi Pengisian DRH PPPK Paruh Waktu 2025: Syarat Dokumen dan Format Benar

Sabo– Setelah melewati tahap administrasi dan ujian seleksi, peserta PPPK Paruh Waktu 2025 kini memasuki fase penting berikutnya: pengisian Daftar Riwayat Hidup (DRH) di portal SSCASN. Meski terlihat sederhana, tahap ini justru kerap menjadi penentu apakah seorang peserta benar-benar akan diangkat menjadi aparatur negara atau gagal di tahap akhir.

Tidak sedikit kasus pada seleksi tahun-tahun sebelumnya di mana peserta yang sudah dinyatakan lulus seleksi, akhirnya batal dilantik hanya karena kesalahan teknis. Mulai dari dokumen yang tidak sesuai format, data pribadi tidak konsisten, hingga berkas yang kedaluwarsa. Padahal, kesalahan kecil ini seharusnya bisa dihindari dengan persiapan matang.

Melalui artikel ini, akan dibahas secara menyeluruh strategi sukses mengisi DRH PPPK Paruh Waktu 2025, mulai dari daftar dokumen wajib, aturan format file, tips unggah di SSCASN, hingga daftar kesalahan umum yang harus dihindari agar tidak mengalami kendala pada tahap verifikasi.

1. Memahami Fungsi DRH

DRH bukan sekadar biodata. Dokumen ini menjadi alat verifikasi resmi yang memastikan peserta memenuhi syarat hukum, kesehatan, dan integritas. Seluruh informasi yang diunggah akan diperiksa oleh instansi, BKPSDM, hingga BKN. Jika terdapat ketidaksesuaian, status kelulusan bisa dibatalkan meski sebelumnya lulus ujian seleksi.

2. Prioritaskan Dokumen yang Prosesnya Lama

Beberapa dokumen memerlukan waktu pengurusan lebih panjang, misalnya:

  • SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian).
  • Surat Keterangan Sehat dari rumah sakit pemerintah atau dokter ASN.

Kesalahan umum peserta adalah menunda pengurusan hingga mendekati batas waktu. Akibatnya, saat sistem SSCASN sudah mendekati penutupan, banyak peserta belum memiliki dokumen lengkap. Sebaiknya, urus dokumen ini lebih awal untuk menghindari kepanikan di akhir.

3. Legalitas Dokumen Pendidikan

Selain ijazah dan transkrip nilai asli, beberapa instansi meminta salinan legalisir resmi. Peserta sering kali keliru dengan mengunggah dokumen asli tanpa legalisasi, padahal persyaratan instansi jelas mewajibkannya. Pastikan seluruh dokumen sesuai standar BKPSDM, dan jika perlu dilegalisir, lakukan segera agar tidak ditolak sistem verifikasi.

4. Format File yang Wajib Diperhatikan

Salah satu penyebab kegagalan unggah adalah file tidak sesuai format. Beberapa aturan yang biasanya berlaku di SSCASN:

  • File wajib dalam bentuk PDF atau JPG.
  • Ukuran file maksimal ditentukan (misalnya 200–500 KB per dokumen).
  • Dokumen hasil scan harus jelas terbaca.

Jika ukuran file terlalu besar, gunakan aplikasi kompresi yang aman tanpa mengurangi kualitas. Hindari kompresi online sembarangan karena bisa menurunkan resolusi atau merusak metadata dokumen.

5. Waktu Unggah yang Tepat

Server SSCASN sering mengalami kepadatan, terutama pada siang hingga malam hari. Untuk menghindari error seperti “Galat 500”, coba lakukan unggah dokumen pada pagi hari atau dini hari saat trafik rendah. Dengan begitu, kemungkinan gagal unggah dapat ditekan.

6. Konsistensi Data Identitas

Perbedaan sekecil apapun, misalnya huruf pada nama atau angka di tanggal lahir, bisa menyebabkan dokumen ditolak. Pastikan seluruh data sesuai dengan KTP, KK, dan ijazah. Jika ada perbedaan, segera lengkapi dengan surat keterangan dari Dukcapil agar validasi tidak terganggu.

7. Komunikasi dengan Instansi Penempatan

Beberapa dokumen seperti surat penempatan atau keterangan unit kerja diterbitkan oleh instansi tujuan, bukan BKPSDM. Karena itu, penting untuk menjalin komunikasi aktif dengan instansi agar dokumen bisa terbit lebih cepat. Tanpa koordinasi, proses bisa terhambat dan membuat unggah dokumen tidak tepat waktu.

8. Simpan Arsip Digital dan Fisik

Gangguan teknis bisa terjadi kapan saja. Untuk mengantisipasi, simpan salinan dokumen dalam bentuk digital di cloud storage serta arsip fisik dalam map khusus. Jika terjadi kendala pada sistem SSCASN, peserta bisa menunjukkan bukti unggah maupun file cadangan ke BKPSDM sebagai klarifikasi.

9. Utamakan Informasi Resmi

Hindari mengandalkan informasi yang beredar di grup media sosial tidak resmi. Semua informasi valid hanya bersumber dari:

  • Website SSCASN (https://sscasn.bkn.go.id).
  • Badan Kepegawaian Negara (BKN).
  • BKPSDM daerah masing-masing.

Mengikuti informasi tidak resmi bisa menyebabkan kesalahan fatal, misalnya salah format file atau salah dokumen.

10. Disiplin Adalah Kunci

Kesalahan terbesar peserta biasanya karena menunda pekerjaan. Peserta yang disiplin mengurus dokumen sejak awal akan lebih tenang dibandingkan mereka yang baru mengunggah di hari terakhir. Ingat, kelalaian administratif bisa menutup peluang besar yang sudah diperjuangkan sejak awal seleksi.

Kesalahan Umum yang Harus Dihindari

Beberapa kesalahan teknis yang sering menyebabkan kegagalan antara lain:

  • Mengunggah SKCK atau Surat Sehat yang sudah kedaluwarsa.
  • Tidak menyertakan dokumen legalisir bila diwajibkan.
  • Ukuran file melebihi batas maksimal.
  • Nama atau tanggal lahir tidak sesuai dengan dokumen identitas.
  • Tidak melakukan pengecekan ulang sebelum klik Submit.

Dengan menghindari kesalahan ini, peluang lolos verifikasi DRH semakin besar. Mengisi DRH PPPK Paruh Waktu 2025 adalah tahapan penting yang tidak boleh disepelekan. Keberhasilan peserta bukan hanya ditentukan oleh hasil ujian, tetapi juga ketelitian dalam urusan administratif.

Peserta yang disiplin, menyiapkan dokumen lebih awal, menjaga konsistensi data, serta mematuhi aturan format file akan lebih mudah melewati proses verifikasi. Ingat, banyak peserta gagal bukan karena tidak cerdas, melainkan karena lalai dalam detail kecil. Dengan strategi yang tepat, pengisian DRH bisa berjalan lancar dan menjadi gerbang menuju penetapan Nomor Induk PPPK serta penerbitan SK resmi. ***

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar