Free Gift

Pembelajaran Dengan Pendekatan CRT Dirancang Dengan Mengacu Pada….

Sabo – Pembelajaran dengan pendekatan CRT dirancang dengan mengacu pada….

Culturally Responsive Teaching (CRT) atau Pembelajaran Responsif Budaya merupakan pendekatan yang menempatkan keberagaman budaya siswa sebagai dasar dalam proses pembelajaran.

Pendekatan ini menekankan pentingnya mengakui, menghargai, dan memanfaatkan latar belakang budaya peserta didik agar proses belajar menjadi lebih bermakna dan inklusif.

Tujuan utamanya adalah membantu siswa memahami serta menghargai identitas budayanya sendiri, sekaligus mendorong peningkatan hasil belajar melalui pengalaman yang relevan dengan kehidupan mereka.

Pendekatan ini tidak sekadar memasukkan unsur budaya dalam materi pelajaran, tetapi juga mencakup upaya guru dalam membangun hubungan yang kuat dengan siswa, memahami pengalaman mereka, serta menjadikan nilai dan pengetahuan budaya sebagai jembatan dalam memahami konsep akademik.

Bagi bapak/ibu guru peserta Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) tahun 2025, materi tentang penerapan pendekatan Culturally Responsive Teaching dibahas dalam Modul Pembelajaran Mendalam dan Asesmen (Umum) yang tersedia di platform Ruang GTK.

Setelah mempelajari topik ini, peserta akan diminta mengerjakan latihan pemahaman untuk menguji sejauh mana penerapan konsep CRT dalam praktik pembelajaran.

Apabila terdapat kendala dalam memahami materi, kunci jawaban latihan pemahaman tentang “Menerapkan Pendekatan Culturally Responsive Teaching pada Pembelajaran” yang disajikan berikut dapat dijadikan referensi belajar yang membantu.

Soal

Pembelajaran dengan pendekatan CRT dirancang dengan mengacu pada….

A. latar belakang pendidikan peserta didik

B. latar belakang keluarga peserta didik

C. latar belakang pertemanan belajar peserta didik

D. latar belakang budaya peserta didik

E. latar belakang sekolah peserta didik

Kunci Jawaban

D. latar belakang budaya peserta didik

Penjelasan

Pembelajaran dengan pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) dirancang dengan mengacu pada latar belakang budaya peserta didik, karena budaya memiliki peran penting dalam membentuk cara seseorang berpikir, berinteraksi, dan memaknai proses belajar.

Pendekatan ini menekankan pentingnya memahami identitas budaya siswa agar guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, relevan, dan bermakna bagi semua peserta didik.

Melalui CRT, guru diharapkan mampu menghargai keragaman budaya di kelas dan menjadikannya sebagai kekuatan dalam proses pembelajaran.

Setiap peserta didik membawa pengalaman, nilai, dan tradisi yang berbeda, sehingga guru perlu menyesuaikan strategi, materi, serta metode pengajaran agar selaras dengan latar belakang tersebut.

Misalnya, dalam pembelajaran bahasa, guru dapat menggunakan contoh teks, cerita rakyat, atau konteks kehidupan sehari-hari yang dekat dengan budaya siswa.

Selain itu, pendekatan ini juga bertujuan menumbuhkan rasa saling menghormati antarindividu dan membangun keadilan sosial di lingkungan pendidikan.

Dengan mengintegrasikan nilai-nilai budaya peserta didik, proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan bermakna, meningkatkan motivasi serta partisipasi aktif mereka.

Pada akhirnya, pembelajaran berbasis budaya tidak hanya membantu siswa memahami materi akademik, tetapi juga memperkuat identitas, rasa percaya diri, dan kebanggaan terhadap budayanya sendiri, sekaligus membuka ruang toleransi terhadap keberagaman di sekitar mereka.***

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar