Sabo.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menyiapkan sejumlah cata untuk mengatasi kemacetan di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Salah satunya adalah memangkas trotoar yang berada di kawasan tersebut.
Wakil Koordinator Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Yustinus Prastowo, mengatakan, pihaknya telah mengadakan rapat terbatas untuk mengatasi kemacetan di Jalan TB Simatupang. Menurut dia, Gubernur DKI Pramono Anung Wibowo telah memberikan sejumlah instruksi serta langkah strategis untuk mengurai kepadatan lalu lintas.
“Bapak Gubernur Pramono Anung menggelar rapat terbatas guna mendapatkan laporan lapangan yang lengkap, merumuskan solusi, sekaligus memberikan instruksi. Beliau telah mengarahkan beberapa langkah yang akan segera ditindaklanjuti,” kata Yustinus melalui keterangan pers di Jakarta, Ahad (24/8/2025).
Salah satu langkah penanganan jangka pendek yang akan dilakukan adalah menggunakan sementara trotoar di area terdampak proyek untuk memperlebar ruas jalan. Pasalnya, di area itu terjadi penyempitan (bottleneck), sehingga menyebabkan kemacetan.
“Menggunakan sementara trotoar di area terdampak proyek untuk memperlebar ruas jalan, terutama di titik penyempitan, mengingat trotoar di lokasi tersebut saat ini belum dapat digunakan pejalan kaki,” kata Yustinus.
Selain itu, Pemprov DKI juga akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proyek galian yang tengah berlangsung, yaitu proyek IPALD Perumda Paljaya sepanjang tujuh kilometer (km) di Cilandak dan proyek perpipaan Rusun Tanjung Barat sepanjang empat km. Kedua proyek penting itu ditargetkan rampung pada Oktober dan November 2025.
“PAM Jaya dan Paljaya diinstruksikan mempercepat pekerjaan dengan sistem 24 jam nonsetop, memperpendek pagar proyek, menempatkan flagman, dan langkah teknis lainnya,” kata Yustinus.
Dia menambahkan, Pemprov DKI juga akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mengatur buka-tutup pintu masuk/keluar tol. Pasalnya, kendaraan yang keluar tol di kawasan TB Simatupang juga menyebabkan penumpukan.
Sementara untuk penanganan jangka panjang, Pemprov DKI akan mengkaji pembangunan lintas bawah (underpass) atau atau lintas atas (flyover) di perempatan besar sepanjang Jalan TB Simatupang. Hal itu dilakukan untuk mengendalikan arus lalu lintas.
Yustinus menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan akibat kemacetan di Jalan TB Simatupang. Dia berharap sejumlah strategi yang disiapkan dapat segera mengurai kemacetan dan memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan di kawasan TB Simatupang.
“Kepada warga Jakarta, kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Kami juga mengimbau masyarakat untuk beralih ke transportasi umum agar volume kendaraan di jalan dapat berkurang,” ujar mantan staf khusus Menkeu Sri Mulyani Indrawati itu.