Ringkasan Berita:
- Rekaman CCTV yang seharusnya merekam detik-detik saat Timothy jatuh justru tidak ditemukan.
- Ayah Timothy, Lukas Triana Putra, mendapat keterangan dari pihak kampus yang menyatakan bahwa tidak ada CCTV di lantai 4 Gedung FISIP.
- Tak hanya pasrah dengan penjelasan tersebut, Lukas pun memutuskan untuk mendatangi langsung lokasi kejadian.
SaboPenyebab jatuhnya Timothy Anugerah Saputra dari lantai 4 Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Udayana Bali hingga kini masih menjadi misteri.
Anehnya, rekaman CCTV yang seharusnya merekam detik-detik saat Timmy jatuh justru tidak ditemukan.
Padahal, di lantai tersebut seharusnya terpasang kamera closed circuit television (CCTV) yang dapat merekam aktivitas di sana.
Ketidakhadiran rekaman ini pun memunculkan banyak pertanyaan, khususnya dari ayah Timmy, Lukas Triana Putra.
Ia mendapat keterangan dari pihak kampus yang menyatakan bahwa tidak ada CCTV di lantai 4 Gedung FISIP.
Lukas berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada anaknya sebelum insiden tragis itu.
“Dari pihak universitas saya tanyakan CCTV alasannya CCTV di lantai 4 tidak ada,” ujarnya saat diwawancara Kompas TV.
Tak hanya pasrah dengan penjelasan tersebut, Lukas pun memutuskan untuk mendatangi langsung lokasi kejadian.
Ia ingin memastikan sendiri kondisi gedung tempat anaknya meninggal dunia.
Faktanya, saat berada di lokasi, Lukas menemukan adanya kamera CCTV yang terpasang di lantai 4.
“Sedangkan saya lihat di lantai 4 itu ada CCTV,” kata Lukas.
Menurut pengamatannya, setiap sisi Gedung FISIP Universitas Udayana memang dipasangi CCTV, yang menimbulkan pertanyaan mengapa rekaman penting tersebut tidak tersedia.
“Pintu masuk yang jatuhnya anak saya itu, harusnya sih saksi mata pun juga ada karena itu jam 9, jamnya lagi sibuk-sibuknya,” katanya.
Perlu diingatkan kembali Timothy Anugerah Saputra (22) ditemukan terjatuh di Gedung FISIP Unud pada pukul 09.00 WIB, Rabu (15/10/2025).
Saat itu Timmy masih dalam kondisi bernyawa.
Ia kemudian dievakuasi ke rumah sakit.
Namun sayangnya nyawa Timmy tidak tertolong.
Setelah kematiannya, justru banyak mahasiswa yang kedapatan membully Timothy Anugerah Saputra.
Hal ini menimbulkan asumsi bahwa semasa kuliah Timmy juga mendapat perlakuan serupa.
Oleh sebab itulah ayah Timmy, Lukas, mengecek sendiri kondisi di tempat kejadian perkara (TKP) guna membuktikan segala kemungkinan tentang penyebab kematian anaknya.
“Saya lihat CCTV di lapangan banyak sekali,” katanya.
Lukas mengatakan pihak Unud beralasan bahwa lantai 4 mengalami renovasi, sehingga di sana tidak terdapat CCTV.
“Menurutu pihak kampus di lantai 4 ada renovasi gedung sehingga CCTV di lantai 4 tidak ada. Di lantai 3, 2, dan 1 itu ada,” katanya.
Setelah dicek, Lukas mendapati kamera CCTV tertempel di lantai 4.
Namun begitu ia tak bisa memastikan kamera itu berfungsi atau tidak.
“Setelah saya cek sendiri di lapangan lantai 4 tuh ada, tapi gak tahu hidup atau tidaknya,” katanya.
Maka dari itulah Lukas mendatangi kantor polisi untuk meminta agar kasus kematian anaknya diselidiki demi mendapat kejelasan.
“Oleh sebab itu saya rasa lebih baik yang menangani ini adalah pihak kepolisian, biar tuntas,” katanya.
Kapolsek Denpasar Barat Kompol Laksmi Trisnadewi mengungkap hasil dari olah TKP kasus kematian Timothy Anugerah Saputra.
Menurutnya CCTV di lantai 4 rusak.
“Namun di lantai 4 itu ada CCTV tetapi CCTV-nya rusak,” katanya.
Pihak kampus memberi keterangan ke polisi bahwa CCTV rusak sejak tahun 2023.
“Kami sudah koordinasi dengan pihak kampus juga, itu rusaknya CCTV di lantai 4 itu diperkirakan dari sekitaran tahun 2023,” katanya.
CCTV menurutnya hanya merekam saat Timmy datang dari loby utama.
“Kalau CCTV di loby saat korban datang kemudian pada saat korban terjatuh itu ada. Jadi terekam cctv saat korban masuk ke gedung di loby depan, di CCTV yang sama juga merekam saat korban terjatuh,” katanya.
(TribunNewsmaker/TribunBogor)






