Free Gift

Pengantin Pria Syok Calon Istri Mendadak Batalkan Pernikahan,Ternyata Selama Ini Ditipu

SaboPeristiwa memilukan menimpa seorang pemuda berusia 24 tahun bernama Kritsada atau akrab disapa Ken.

Niat tulusnya untuk membangun rumah tangga bersama kekasihnya yang bernama Athiya justru berakhir dengan penipuan yang membuat keluarga besar menanggung malu sekaligus kerugian hingga ratusan ribu baht.

Dikutip dari Sanook.com, Sabtu (23/8/2025), kisah ini bermula dari hubungan asmara yang dijalani Ken dengan Athiya selama delapan bulan.

Perempuan berusia 25 tahun itu memperkenalkan diri sebagai anak angkat kepala desa setempat dan mengaku kedua orang tuanya telah meninggal dunia.

Cerita itu dipercayai begitu saja oleh Ken dan keluarganya yang tidak pernah berusaha mengecek kebenaran informasi tersebut.

Dalam perjalanannya, Athiya kerap menginap di rumah Ken hingga membuat hubungan mereka semakin serius.

Beberapa minggu sebelum acara lamaran, Athiya memberi kabar mengejutkan dengan mengatakan bahwa dirinya sedang hamil.

Kabar itu disambut bahagia oleh keluarga Ken, khususnya sang ibu yang berharap segera memiliki cucu. Mereka pun segera mencari tanggal baik untuk pernikahan dan mulai menyiapkan segala keperluan.

Persiapan dilakukan secara besar-besaran, mulai dari sesi pemotretan pra-pernikahan yang menelan biaya tidak sedikit, hingga rencana lamaran dan pernikahan yang ditetapkan berlangsung pada 15 Agustus.

Namun, seluruh harapan itu hancur dalam waktu singkat. Dua hari sebelum acara lamaran, tepatnya pada 13 Agustus, sebuah pesan masuk melalui akun Facebook yang menggunakan nama kepala desa setempat.

Pesan itu menyebutkan bahwa pengantin wanita tidak siap menerima lamaran.

Pesan datang pada pukul 05.00 pagi, padahal rombongan keluarga besar Ken dijadwalkan berangkat membawa seserahan pada pukul 08.00.

Kabar mendadak itu membuat acara lamaran langsung dibatalkan, begitu pula dengan rencana pernikahan yang sudah diumumkan sebelumnya.

Bagi keluarga Ken, hal ini bukan hanya persoalan kerugian finansial, melainkan juga rasa malu besar yang harus mereka tanggung di hadapan kerabat dan masyarakat.

Ken mengaku bahwa bukan kali pertama Athiya menunda acara pernikahan. Sebelumnya, perempuan itu sudah dua kali menyatakan belum siap dengan berbagai alasan.

Namun kali ini, dengan dalih tidak ingin dilamar, Athiya benar-benar menghancurkan seluruh rencana yang sudah dipersiapkan matang.

Ken juga mengungkapkan bahwa dirinya pernah diminta menandatangani sejumlah dokumen terkait urusan keuangan oleh Athiya, meskipun hingga kini ia tidak mengetahui secara jelas apa isi dokumen tersebut.

Merasa telah menjadi korban penipuan, keluarga Ken segera melapor ke kantor polisi Khao Phanom.

Mereka menuduh Athiya melakukan penipuan serta memalsukan akun Facebook yang digunakan untuk mengirim pesan pembatalan.

Kepala desa yang namanya dicatut dalam akun tersebut menegaskan tidak pernah memiliki akun media sosial. Dugaan pun menguat bahwa akun palsu itu sengaja dibuat oleh Athiya demi melancarkan aksinya.

Ibu Ken, Chadathip, yang berusia 47 tahun, mengaku sangat terpukul atas peristiwa ini. Menurutnya, keluarga sudah mengumumkan rencana pernikahan kepada keluarga besar dan warga desa.

Namun kenyataannya, acara batal hanya karena keputusan sepihak dari Athiya. Kerugian materi yang mencapai ratusan ribu baht semakin menambah penderitaan keluarga, belum lagi rasa malu yang harus mereka hadapi.

Setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, kebohongan Athiya mulai terbongkar.

Ternyata orang tuanya masih hidup dan tinggal di wilayah Na Khao, bukan meninggal sebagaimana ia klaim.

Fakta lain yang mengejutkan, Athiya diketahui pernah menikah sebelumnya dan sudah memiliki seorang anak.

Tidak berhenti di situ, namanya juga terseret dalam kasus penipuan arisan.

Ia dilaporkan mengambil sejumlah uang dari kelompok simpan-pinjam, namun kemudian melarikan diri tanpa membayar kewajiban cicilan.

Keluarga Ken awalnya menuntut ganti rugi sebesar 200 ribu baht sebagai kompensasi atas kerugian materi dan rasa malu yang ditimbulkan.

Namun, setelah mempertimbangkan berbagai hal, mereka menurunkan jumlah tuntutan menjadi 50 ribu baht.

Sayangnya, pihak keluarga Athiya menolak membayar dengan alasan tidak mampu dan menyarankan agar kasus ini diselesaikan melalui jalur hukum.

Chadathip menyatakan bahwa apa yang dilakukan Athiya tidak hanya merugikan secara materi, tetapi juga mencoreng nama baik keluarga di hadapan masyarakat.

Ia berharap proses hukum dapat memberikan keadilan agar perbuatan seperti ini tidak kembali terulang dan merugikan orang lain.

Menurutnya, tindakan Athiya sejak awal menunjukkan bahwa ia tidak memiliki niat tulus untuk membangun rumah tangga, melainkan hanya ingin mengambil keuntungan dari hubungan asmara.

(cr31/Sabo)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Want a free donation?

Click Here