KABAR BANTEN – Gubernur Banten Andra Soni dan Pengurus Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Banten melakukan pertemuan di Pendopo Lama Gubernur Banten, Gedung Negara, Kota Serang, Senin 20 Oktober 2025.
Dalam pertemuan itu, dibahas mengenai upaya mengurai persoalan tingginya pengangguran di Provinsi Banten.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Banten, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Banten pada Februari 2025 sebesar 6,64 persen.
“Saya selalu bilang bahwa paradoks, kita ini punya industri besar, kawasan industri hampir 20 kawasan industri, jumlah perusahaan ribuan, tapi justru tingkat pengangguran masih salah satu yang tinggi di Indonesia,” ujar Andra Soni usai menerima pengurus Apindo Banten.
Dalam pertemuan tersebut, dibahas juga rencana kebijakan dalam menekan angka pengangguran.
“Tadi kita berdiskusi dan saya berterimakasih kepada Apindo, dengan konsepnya memberikan gambaran kepada saya terkait dengan kebijakan mengenai bagaimana kita bisa mengatasi, mengurangi angka pengangguran di Provinsi Banten,” tutur Andra.
Pengurus Apindo Banten dalam kesempatan itu mengungkap bahwa perusahaan membutuhkan tenaga kerja profesional yang diukur dengan ketentuan standar perusahaan itu sendiri.
Kata Andra Soni, hal itu sangat berkaitan dengan link and match yang selama ini sering terdengar dalam konsep mengatasi masalah pengangguran di Provinsi Banten.
“Apa penyebabnya? Apindo inikan asosiasi perusahaan Indonesia, mereka adalah pelaku dunia usaha. Selama ini kita cuma dengar link and match. Seperti apa sih link and match. Tadi sudah disampaikan bahwa ternyata kaitan dengan tenaga kerja itu perusahaan punya standar. Standar perusahaan itu tidak bisa lagi pendekatannya pendekatan lain selain pendekatan profesional, pendekatan disiplin, pendekatan mentalitas,” jelasnya.
Untuk itu kata Andra Soni, untuk menerapkan konsep link and match, Pemerintah Provinsi Banten bersama Apindo Banten sepakat untuk menerapkan konsep tersebut.
Sehingga tercipta masyarakat Banten yang siap kerja sesesuai dengan kebutuhan perusahaan di Provinsi Banten. Kesepakatan itupun direncanakan ditandatangani hari ini dan selanjutnya disebut program Apindo Berdaya.
“Sehingga tadi kita bersepakat bahwa besok (hari ini) kita akan membuat kesepakatan bersama antara Pemerintah Provinsi Banten dengan Apindo untuk melakukan satu upaya yang dinamakan gerapan apindo daya. Daya ini maksudnya bagaimana bisa memberdayakan masyarakat Banten kemudian bisa bersaing dengan pencari kerja yang lain,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Andra Soni juga mengajak seluruh perusahaan di Provinsi Banten untuk bergabung bersama Apindo dalam program Apindo berdaya untuk menyelesaikan masalah pengangguran.
“Kita juga mengajak seluruh pengusaha di Banten untuk kiranya bisa bergabung bersama Apindo,” ajaknya.
Ketua Apindo Banten Tomy Rachmatullah menjelaskan beberapa program yang bakal dilakukan Apindo Banten dalam menyelesaikan masalah pengangguran di Provinsi Banten.
“Ada beberapa program yang kita kolaborasikan dengan pemerintah provinsi. Tujuannya adalah utamanya untuk bisa mengurangi tingkat pengangguran di Provinsi Banten. Sehingga bisa menambah penyerapan tenaga kerja, membuka lapangan kerja baru, membantu masyarakat untuk meningkatkan ekonominya,” jelasnya.
Di antara program yang dimaksud yakni pelatihan untuk Afiliator yang direncanakan dilaksanakan diberbagai kota diseluruh Banten.
“Kemudian kita ada peningkatan soft sklil dan soft skil tenaga kerja kita yang sudah ada melalui program vokasi dan program lain yang kerjasama dengan lembaga pelatihan untuk bisa mereka siap bekerja,” paparnya
Melalui pelatihan tersebut, diharapkan warga tidak hanya punya skill yang bagus tetapi juga sikap dan prilaku yang bagus sebagaimana yang dibutuhkan dunia industri.
Kemudian ujar Tomy, Apindo Banten juga melaksanakan program desa mandiri. Diharapkan desa yang mendapatkan pembinaan hasilnya bisa diadopsi desa lainnya.
“Harapanya file projeknya bisa dilakukan ada satu desa di setiap kabupaten dan kota di provinsi yang akan kita bisa bersama-sama untuk bisa meningkatkan perekonimian. Satu desa berharap bisa diadopsi desa lain,” harapnya.***






