Free Gift

Penyebab dan Gejala Cacingan pada Anak-anak

CACINGAN merupakan kondisi ketika ada parasit yang hidup di dalam tubuh manusia. Kondisi ini dapat memengaruhi tumbuh kembang anak secara serius, termasuk kesehatan, gizi, perkembangan kognitif, hingga prestasi belajar.

Dilansir dari Vinmec Times City International Hospital, cacing usus seperti cacing pita, cacing gelang, cacing kremi, hingga cacing tambang bisa bersarang di dinding usus manusia maupun hewan. Jika tak segera ditangani, parasit ini berpotensi menimbulkan penyakit serius.

Sumber penularannya kerap berasal dari lingkungan yang tidak higienis, termasuk air atau makanan yang terkontaminasi. Sehingga diagnosis dini sangat penting untuk memastikan jenis cacing yang menginfeksi, terutama pada anak, agar dokter dapat memberikan pengobatan yang tepat.

Dikutip dari laman Puskesmas Meninting, cacingan ini umum terjadi pada anak-anak terutama pada usia 5 hingga 10 tahun. Pada usia tersebut, anak lebih sering bermain di luar rumah. Mereka juga kerap memasukkan tangan atau benda kotor ke mulut tanpa cuci tangan lebih dulu. Selain itu menggigit mainan atau kontak dengan hewan peliharaan yang terinfeksi juga meningkatkan risiko.

Gejala Cacingan Pada Anak

Gejala cacingan pada anak sering kali terlihat dari keluhan fisik yang berulang. Nyeri perut, muntah, hingga diare menjadi tanda awal yang kerap muncul. Dalam beberapa kasus, cacing bahkan dapat terlihat di sekitar anus, disertai ruam kemerahan di bokong yang membuat anak merasa tidak nyaman.

Infeksi cacing juga bisa berdampak lebih serius. Anak dapat mengalami penurunan berat badan, konstipasi, hingga anemia akibat parasit yang menyerap nutrisi. Feses berdarah serta kebiasaan buang air kecil yang lebih sering juga termasuk gejala yang perlu diwaspadai oleh orang tua.

Dinukil dari laman malangkota.go.id, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dr. Hawin Nurdiana, M.Kes., Sp.A, menuturkan, infeksi cacing bisa menghambat pertumbuhan sekaligus prestasi belajar anak.

“Ada beberapa akibat dari infeksi cacing pada anak, yaitu dapat membuat anak lemas, lesu, pucat, serta nafsu makan menjadi berkurang. Jika nafsu makan anak berkurang, maka pertumbuhan pada anak pun akan terganggu. Jika anak lemas, lesu, dan pucat, maka saat menyerap pelajaran pun akan kesulitan,” ujar Hawin.

Selain itu, cacingan juga dapat memunculkan gejala berupa diare berlendir hingga berdarah. Namun, tidak semua diare dengan kondisi tersebut disebabkan oleh infeksi cacing. Karena itu, tinja perlu diperiksa lebih lanjut agar mendapatkan penanganan yang tepat.

“Jika sudah bergejala sampai mengganggu kesehatan anak, maka mengonsumsi obat cacing bisa dicoba sebagai terapi. Dengan mengonsumsi obat cacing, harapannya bisa mengatasi infeksi cacing,” katanya.

Berikut beberapa penyebab cacingan pada anak yang perlu diketahui:

1. Tidak Cuci Tangan Sebelum Makan

Anak yang jarang mencuci tangan sebelum makan lebih rentan cacingan. Telur cacing bisa menempel di tangan dan kuku, lalu masuk ke mulut bersama makanan. Telur cacing dapat berasal dari area bermain yang kotor. Karena itu, orang tua perlu membiasakan anak mencuci tangan secara rutin, terutama sebelum makan, untuk mencegah masuknya cacing, parasit, bakteri, maupun virus.

2. Jajan Sembarangan

Makanan yang tidak higienis, khususnya yang dijual di tempat terbuka seperti pinggir jalan, mudah terkontaminasi debu dan lalat. Lalat berpotensi membawa telur cacing maupun bakteri. Risiko juga semakin tinggi bila penjual tidak menjaga kebersihan tangan saat menyajikan makanan. Penting bagi orang tua memastikan kebersihan makanan, penyajian, serta lokasi anak membeli jajanan.

3. Bermain Tanah Tanpa Alas Kaki

Banyak anak gemar bermain tanah, padahal tanah merupakan tempat hidup cacing. Menurut American Academy of Pediatrics, salah satu cacing yang hidup di tanah adalah cacing tambang. Larva cacing tambang bisa masuk lewat kulit dan menginfeksi tubuh. Anak yang bermain tanah tanpa alas kaki, serta tidak mencuci tangan, kaki, dan kuku setelah bermain di area tersebut, berisiko tinggi terkena cacingan.

4. Makan Daging yang Belum Matang

Cacing pita berkembang biak di tubuh sapi atau babi. Jika daging merah tersebut dimasak tidak matang sempurna, anak yang mengonsumsinya bisa terinfeksi. Daging setengah matang berpotensi mengandung telur cacing hidup. Jika dimakan, telur dapat menetas di usus dan berkembang menjadi cacing pita.

5. Bermain di Perairan Kotor

Beberapa jenis cacing hidup di perairan kotor, misalnya sungai atau danau. Saat anak berenang atau berendam di air tercemar, larva cacing bisa masuk melalui kulit dan menginfeksi tubuh.

Want a free donation?

Click Here