PARIS, Sabo– Direktur Museum Louvre, Laurence des Cars, mengakui bahwa kamera pengawas (CCTV) yang usang menjadi penyebab utama pencurian besar-besaran delapan perhiasan mahkota Perancis senilai sekitar 102 juta dolar AS (sekitar Rp 1,6 triliun).
Peristiwa yang mengejutkan itu terjadi pada Minggu (19/10/2025) ketika sekelompok pencuri dengan mudah membobol museum paling terkenal di dunia tersebut.
Menggunakan alat pemotong sederhana dan tangga hidrolik yang dipasang di truk, mereka berhasil masuk ke gedung Louvre di Paris, mencuri delapan perhiasan yang disebut “tak ternilai harganya,” lalu kabur dengan motor sebelum petugas sempat bereaksi.
“Kami tidak mendeteksi kedatangan para pencuri cukup cepat,” ujar des Cars dalam sidang di hadapan Komite Kebudayaan, Pendidikan, dan Olahraga Senat Perancis pada Rabu (23/10/2025).
CCTV Museum Louvre sudah usang
Dalam kesaksiannya selama dua jam, des Cars menjelaskan bahwa CCTV Louvre gagal mendeteksi para pencuri, dan bahkan tidak semua area luar museum tercakup CCTV.
“Jendela yang mereka dobrak tidak dipantau oleh kamera keamanan,” katanya.
Satu-satunya kamera yang memantau area luar Louvre, tempat perampok membobol museum, justru tidak mengarah ke balkon lantai satu yang mengawasi Galeri Apollo – tempat perhiasan disimpan.
Des Cars kemudian mengungkapkan bahwa pihaknya perlu menggandakan CCTV di seluruh area museum.
Peringatan yang diabaikan
Jauh sebelum peristiwa ini, des Cars sebenarnya sudah memperingatkan Pemerintah Perancis soal kondisi Louvre yang memprihatinkan.
Dalam surat kepada Dati awal tahun ini, ia menulis bahwa museum menghadapi “kebocoran air dan fluktuasi suhu yang mengancam kelestarian karya seni.”
Ia juga menyoroti pengalaman pengunjung yang tidak nyaman karena minimnya petunjuk arah, ruang istirahat, dan fasilitas sanitasi.
Presiden Emmanuel Macron sendiri telah meluncurkan rencana 10 tahun untuk memperbaiki infrastruktur Louvre yang sudah berusia ratusan tahun. Namun, peringatan itu kini terbukti benar.
“Peringatan yang selama ini saya sampaikan menjadi kenyataan yang mengerikan pada Minggu lalu,” kata des Cars kepada para senator.
Langkah pembenahan
Sebagai langkah cepat, des Cars berjanji akan meningkatkan sistem kamera keamanan, membuat area bebas parkir di sekitar museum, dan meminta Kementerian Dalam Negeri agar mendirikan pos polisi permanen di dalam kawasan Louvre.
Peristiwa pencurian yang terjadi hanya 30 menit setelah museum dibuka untuk umum itu memicu pemeriksaan keamanan di seluruh situs budaya Perancis, termasuk di Museum d’Orsay, Pusat Pompidou, dan Quai Branly.
Apakah perampok Museum Louvre sudah ditangkap?
Sejak Rabu (23/10/2025), Museum Louvre telah dibuka kembali untuk pengunjung. Namun, polisi masih memburu perampok perhiasan dari museum tersebut.
Jaksa penuntut umum telah menugaskan BRB (Brigade de Repression du Banditisme – atau Brigade Penindasan Bandit), sebuah unit khusus kepolisian Paris yang berpengalaman menangani pencurian besar-besaran, untuk menyelidiki pencurian tersebut.
Namun, jika perhiasan dipotong ulang, perhiasan tersebut tidak akan pernah kembali ke bentuk aslinya, bahkan jika pencurinya tertangkap.
Rangkaian pencurian museum di Perancis
Kasus Louvre bukan satu-satunya. Sedikitnya empat museum di Perancis telah menjadi sasaran pencurian dalam dua bulan terakhir, termasuk Museum Sejarah Alam Paris, di mana seorang perempuan kelahiran China didakwa mencuri enam bongkahan emas senilai 1,75 juta dolar AS (sekitar Rp 29 miliar).
Menurut jaksa, tersangka ditangkap di Barcelona ketika mencoba menjual emas yang telah dilebur.






