Sabo -Sejumlah petani di Kabupaten Indramayu mulai mempertanyakan efektivitas Program Ular Sahabat Tani yang digulirkan Bupati Lucky Hakim beberapa waktu lalu. Program yang semula diharapkan menjadi solusi alami untuk menekan populasi hama tikus di sawah itu, kini dinilai belum memberikan dampak nyata terhadap peningkatan hasil panen.
Sebagai daerah dengan luas sawah mencapai ribuan hektare, Kabupaten Indramayu memang dikenal sebagai salah satu lumbung padi nasional.
Namun, ancaman hama tikus yang menyerang tanaman padi kerap membuat hasil panen petani menurun drastis setiap musim tanam.
Melihat kondisi tersebut, Bupati Lucky Hakim menggagas langkah ekologis dengan menebar sejumlah jenis ular di area persawahan. Program ini disebut sebagai upaya ramah lingkungan untuk menekan populasi tikus tanpa menggunakan racun kimia maupun pestisida berbahaya.
Ular dipilih karena secara alami merupakan predator tikus. Harapannya, dengan meningkatnya populasi ular di sawah, serangan tikus terhadap tanaman padi dapat berkurang signifikan, sehingga produktivitas pertanian kembali meningkat.
Namun, di lapangan, pelaksanaan program ini rupanya tidak berjalan semulus harapan. Sejumlah petani mengaku belum merasakan dampak nyata dari kehadiran ular di area pertanian mereka.
Salah satunya Anut, petani asal Desa Legok, Kecamatan Lohbener, yang menilai program tersebut belum efektif. Menurutnya, hingga saat ini serangan hama tikus masih cukup tinggi meski sudah dilakukan penebaran ular di wilayahnya.
“Dampak positifnya ada, tapi enggak sampai 70 persen. Lagi pula yang disebar itu bukan ular kobra, tapi ular pucuk dan ular sangkar. Setahu saya, ular jenis itu enggak memangsa tikus,” ujar Anut kepada wartawan, Kamis (23/10/2025).
Ia menuturkan, selama beberapa bulan terakhir dirinya belum pernah melihat langsung ular di sawah yang memangsa tikus. Bahkan, menurut pengamatannya, sebagian besar ular tersebut tidak bertahan lama karena habitatnya bukan di area persawahan.
“Kalau bisa, program berikutnya pakai gas aja, langsung ke lubang tikus. Menurut saya itu lebih cepat dan efektif ngurangin tikus,” tambahnya.
Pendapat senada juga disampaikan Kastubi, petani lain dari desa yang sama. Ia menilai gagasan Bupati Lucky Hakim sudah baik dan kreatif, tetapi jenis ular yang digunakan kurang sesuai dengan ekosistem sawah di Indramayu.
“Kalau Pak Bupati niatnya bagus, tapi ular yang disebar itu kebanyakan mati di sawah. Jenis ular pucuk itu habitatnya di pekarangan atau kebun, bukan di lahan sawah,” ungkap Kastubi.
Kastubi menilai, untuk mengendalikan hama di area pertanian, pemerintah sebaiknya memberikan dukungan berupa alat dan bahan pengendali hama yang tepat sasaran. Petani, kata dia, masih mengandalkan metode tradisional seperti penggunaan asap, gas, atau pestisida alami.
“Petani sekarang butuh bantuan alat kayak kompor gas pembasmi tikus atau obat hama yang aman buat lingkungan. Soalnya di sawah bukan cuma tikus, tapi juga ada wereng dan hama lain,” katanya menambahkan.
Program Ular Sahabat Tani sempat viral di media sosial karena dinilai sebagai inovasi unik dalam pengendalian hama secara ekologis. Ide ini bahkan sempat menuai dukungan dari sejumlah pegiat lingkungan yang menilai pendekatan tanpa pestisida sebagai langkah maju menuju pertanian berkelanjutan.
Meski demikian, sebagian pihak menilai perlu ada evaluasi mendalam terhadap efektivitas program tersebut. Faktor ekosistem, jenis ular, serta kondisi geografis sawah menjadi aspek penting yang menentukan keberhasilan penerapan di lapangan.
Pemerintah Kabupaten Indramayu diharapkan melakukan kajian ulang bersama para ahli pertanian dan ekologi agar program serupa dapat lebih tepat sasaran. Selain itu, petani juga menginginkan adanya pelatihan dan pendampingan agar mereka dapat menerapkan metode pengendalian hama yang aman, murah, dan efisien.
Dengan demikian, inovasi seperti Ular Sahabat Tani tetap bisa dilanjutkan, tetapi dengan pendekatan yang lebih ilmiah dan sesuai dengan karakteristik pertanian di Indramayu. Harapannya, kesejahteraan petani meningkat tanpa mengorbankan keseimbangan lingkungan.***






