KABAR BANTEN – Penutupan tambang di wilayah Bogor Jawa Barat benar-benar dirasakan dampaknya oleh masyarakat Bojonegara Kabupaten Serang.
Aktivitas truk tambang meningkat di ruas jalan Bojonegara – Puloampel Kabupaten Serang.
Menyikapi kondisi itu, Polsek Bojonegara sejak tiga pekan terakhir telah melakukan penindakan agar jalur Bojonegara – Puloampel lancar.
Kapolsek Bojonegara Iptu Satria Wibowo mengatakan, menyikapi situasi di Bojonegara hingga Puloampel, umumnya wilayah Kabupaten Serang dan Cilegon, seperti arahan kapolda dan kapolres pihaknya telah melakukan upaya-upaya meminimalisir dampak yang timbul akibat serbuan truk tambang dari Jawa Barat.
“Memang benar dampak dari Jawa Barat ini terasa di Serang, Cilegon atau pun Banten,” ujarnya kepada Kabar Banten, Kamis 23 Oktober 2025.
Kemudian upaya yang telah dilakukan diantaranya meliputi pengaturan, menetralkan posisi jalan agar tidak ada yang berhenti di bahu jalan.
Kemudian jam operasional yang telah menjadi kesepakatan bersama hasil rapat Kapolres Cilegon dan Walikota Cilegon jadi pedoman agar truk tak masuk ke jalan utama Bojonegara.
Teknisnya kata Kapolsek, ketika pukul 16.00 pihaknya menutup semua akses jalan tambang dan ditahan agar tidak melintas.
Kemudian diberikan imbauan kepada sopir truk agar menganggap hal itu sebagai waktu istirahat.
“Karena nyatanya kalau dipaksakan jalan juga akan capek dijalan (karena disetop). Karena kita prioritaskan dulu dari masyarakat yang beraktivitas terutama pada jam pulang kantor. Mengingat jam 16.00-18.00 itu jam bubaran kantor dan karyawan. Kita lancarkan dulu baru nanti jam 7, atau tentatif melihat situasi jalan perlahan kita alirkan,” ucapnya.
Sedangkan untuk pagi hari, sejak pukul 06.00-09.00 kendaraan truk tambang ditahan agar tak melintas.
Dalam hal ini ia juga mengaku butuh kesadaran dari pelaku usaha tambang dengan para sopir truknya supaya tidak melintas di jam sibuk.
Disinggung apakah ada sanksi bagi truk yang membandel, ia mengatakan saat ini sifatnya baru imbauan.
Artinya pihaknya mengupayakan agar truk tambang berhenti di kantong parkir yang tersedia.
“Contoh di lingkungan tambangnya, atau di tanah-tanah kosong yang bisa menjadi kantong parkir,” ucapnya.
Penangan truk tambang kata Kapolsek telah dilakukan sekitar tiga pekan terakhir.
Sehingga ketika penutupan tambang di Bogor berdampak langsung ke masyarakat di Bojonegara, sebelum ada kesepakatan dari pihak Polres maupun bupati dan walikota, Polsek Bojonegara sudah lebih dulu melakukan penanganan.
“Karena pada prinsipnya kita menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat,” ucapnya.
Patut disyukuri kata dia akhirnya penanganan itu ditindaklanjuti bersama-sama menjadi suatu kesepakatan.
Mengingat yang terdampak truk tambang tersebut bukan hanya Bojonegara, beberapa wilayah di Kabupaten Serang lainnya tapi juga Kota Cilegon.
Menurut dia perhari kendaraan yang melintas di Bojonegara – Puloampel mencapai 1.000 per hari.
Menurut dia dengan ada pembatasan, tidak lantas berkurang kendaraan yang melintas karena keberadaan kendaraan itu berdasarkan kebutuhan konsumen.
“Artinya ketika dibatasi, jam 19.00 keatas atau malam mungkin meriah lagi truknya,” ucapnya.
Disinggung masih ada tidak truk yang membandel selama tiga Minggu terakhir, Kapolsek mengatakan masih ada.
Kemungkinan sopir truk tersebut memaksa melintas karena terburu-buru atau ada kepentingan lain.
“Pada prinsipnya kita selalu imbau kita selalu arahkan ya untuk mereka tetap mematuhi apa yang sudah menjadi kesepakatan,” ujarnya.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat khususnya masyarakat Bojonegara untuk dapat bersikap arif dan bijaksana menyikapi situasi yang ada saat ini.
“Karena perlu diketahui juga ya ini skala permasalahan ini skala nasional sebenarnya, artinya perlu ada peran serta dari pemerintah pusat ya contohnya jalan kita ini kan jalan nasional. Ini kan juga tidak bisa selesai hanya di kabupaten atau provinsi,” ucapnya.
Oleh karena itu ia berharap kepada dinas terkait maupun instansi terkait agar saling berkolaborasi untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan dari penutupan tambang Jawa Barat.
Kemudian juga melengkapi kekurangan seperti jalan rusak, dan lampu PJU yang mati supaya diperbaiki.
Setidaknya masyarakat merasakan upaya dari pemerintah.
“Kalau kita kan polisi ini kan sebatas mengamankan situasi kemudian mengupayakan atau mengkomunikasikan dengan pihak terkait gitu. Kalau eksekutifnya kan juga bukan kita, kalau utamanya terkait fasilitas jalan dan sebagainya. Artinya perlu kolaborasi antar sektor pemerintah ini,” katanya.
Disinggung adanya ancaman akan ada blokade pintu tol Cilegon Timur, ia mengatakan pada saat ini sedang ada kajian terkait Pergub yang akan mengatur truk tambang sesuai kebutuhan masyarakat.
“Semoga saja nanti itu segera keluar dan memang hasilnya pun juga sesuai dengan harapan masyarakat sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan atau sesuai dengan harapan masyarakat,” ucapnya. ***






