Sabo, JAKARTA — Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menuturkan pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan dua perusahaan ojek online terkait dengan pembahasan tarif.
Presiden Prabowo sebelumnya tengah berdiskusi dengan dua perusahaan ojek online terbesar di Indonesia untuk menciptakan pelayanan dan efisiensi terbaik.
“Oh itu terkait dengan bukan dari Kemenaker mungkin ya, ini kan lebih ke pengaturan tarif dan seterusnya. Ini kan bagaimana agar persaingan sehat dan seterusnya yang saya pahami itu,” ujar Yassierli di Istana Negara, Senin (20/10/2025).
Meskipun tidak terlibat langsung dalam pertemuan tersebut, tetapi Yassierli menegaskan bahwa Kemenaker tetap berfokus pada aspek kesejahteraan dan perlindungan kerja para pengemudi ojek online yang saat ini berstatus sebagai mitra, bukan pekerja tetap.
“Kalau dari kami, Kemenaker concern pada kesejahteraan dari pengemudinya. Ada isu terkait tentang mungkin tarif dan seterusnya kemudian itu yang harus diatur seoptimal mungkin sehingga kemudian terjadi persaingan yang sehat,” jelasnya.
Menurutnya, pengaturan tarif yang berimbang sangat penting agar tidak terjadi perang harga antaraplikator yang pada akhirnya justru menekan pendapatan pengemudi.
Ketika ditanya lebih lanjut mengenai waktu dan bentuk pertemuan Presiden dengan dua perusahaan besar ojek online tersebut, Yassierli mengaku belum mengetahui secara pasti.
“Tidak tahu persis saya [kapan ada pertemuan],” tandas Yassierli.
Sekadar informasi, Presiden Prabowo Subianto, menegaskan komitmennya untuk meningkatkan perlindungan bagi para pengemudi ojek daring (online) di Tanah Air.
Hal ini disampaikan dalam pidatonya saat menghadiri agenda Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi Pemberian Fasilitas Ekspor CPO dan Turunannya pada Industri Kelapa Sawit, yang digelar di Gedung Utama Komplek Kejaksaan Agung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (20/10/2025).
Dalam momen tersebut, Prabowo mengaku bahwa belum lama ini pemerintahannya tengah menjalin komunikasi intensif dengan dua perusahaan transportasi daring terbesar di Indonesia guna menjamin keamanan kerja dan mencegah persaingan usaha yang merugikan para pengemudi.
“Kami sedang berdiskusi dengan perusahaan-perusahaan besar ojek daring untuk mencari solusi terbaik bagi para pengemudi, demi efisiensi dan perlindungan agar tidak terjadi persaingan yang merusak. Kami ingin menciptakan lapangan kerja yang terjamin untuk para pengemudi online,” tuturnya dalam forum itu
Meski tidak menyebutkan nama secara spesifik, dua perusahaan yang dimaksud diyakini merujuk pada Gojek, unit dari GoTo, dan Grab, yang telah mendominasi pasar ojek daring di Indonesia selama bertahun-tahun.
Gojek sendiri tercatat memiliki lebih dari 3,1 juta pengemudi motor aktif di seluruh Indonesia. Isu mengenai kesejahteraan pengemudi ojek online menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir.
Banyak pengemudi melakukan aksi protes atas rendahnya pendapatan dan minimnya jaminan kerja. Pada Mei lalu, gelombang demonstrasi sempat terjadi di beberapa kota besar, menuntut perubahan kebijakan yang lebih berpihak pada pekerja.
Di sisi lain, kedua perusahaan mengklaim telah menerapkan sistem komisi yang sesuai dengan regulasi pemerintah.






