Sabo — Nama Habib Umar bin Hafidz bukanlah sosok asing bagi masyarakat Indonesia. Ulama asal Tarim, Hadramaut, Yaman ini dikenal sebagai figur karismatik yang membawa pesan dakwah penuh kedamaian dan toleransi.
Dikenal luas di berbagai belahan dunia, beliau merupakan salah satu ulama terkemuka yang berperan besar dalam pengembangan pendidikan Islam dan penyebaran nilai-nilai Islam moderat.
Kehadiran Habib Umar di tengah masyarakat muslim dunia telah memberikan warna tersendiri bagi perjalanan dakwah Islam modern. Sosoknya yang teduh, tutur katanya yang lembut, serta keluasan ilmunya menjadikannya panutan banyak orang, terutama generasi muda yang ingin meneladani semangat dakwah yang damai dan bersahaja.
Dilansir Sabodari berbagai sumber, Habib Umar bin Hafidz juga dikenal dekat dengan masyarakat Indonesia.
Namanya semakin populer setelah menjadi tamu dalam Podcast Close the Door bersama Deddy Corbuzier, di mana beliau tampil dengan penuh ketenangan dan kehangatan dalam berdialog lintas latar belakang kehidupan.
Asal Usul dan Perjalanan Dakwah Habib Umar bin Hafidz
Habib Umar bin Hafidz lahir pada 27 Mei 1963 di Tarim, Hadramaut, Yaman, sebuah kota yang dikenal sebagai pusat ulama dan ilmuwan Islam. Tarim merupakan tempat kelahiran banyak tokoh besar dalam dunia keislaman, sehingga sejak kecil Habib Umar telah tumbuh dalam lingkungan penuh nilai-nilai keilmuan dan spiritualitas.
Ayahnya, Al-Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz, merupakan mufti mazhab Syafi’i di Tarim dan dikenal luas karena ilmunya yang mendalam. Namun, ketika Habib Umar masih muda, sang ayah diculik oleh kelompok komunis dan tidak pernah kembali.
Peristiwa itu meninggalkan duka mendalam, namun juga menjadi titik awal tekad Habib Umar untuk melanjutkan perjuangan dakwah sang ayah.
Sejak usia 15 tahun, Habib Umar telah aktif berdakwah di berbagai majelis ilmu. Ia menghafal Al-Qur’an di usia muda dan mendalami berbagai cabang ilmu agama seperti fikih, hadits, tauhid, serta bahasa Arab.
Setelah mengalami tekanan politik di Yaman, beliau sempat hijrah ke Al-Bayda untuk berdakwah lebih bebas pada masa rezim komunis, lalu kembali ke Tarim pada tahun 1990 untuk membangun pendidikan Islam yang lebih luas.
Kiprah dan Pengaruh Habib Umar di Dunia Islam
Sebagai seorang ulama dan pendidik, Habib Umar dikenal sebagai pendiri Dar-al Musthafa, sebuah lembaga pendidikan Islam di Tarim yang telah melahirkan ribuan murid dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Sekolah ini menjadi pusat pembelajaran Islam klasik yang berpadu dengan pendekatan modern dalam pendidikan akhlak dan spiritualitas.
Beliau juga aktif dalam dakwah global, menghadiri berbagai forum internasional yang membahas perdamaian, moderasi, dan dialog antaragama. Kiprahnya melintasi batas geografis—dari Timur Tengah hingga Asia Tenggara—membuat namanya dikenal sebagai simbol dakwah Islam yang menenangkan dan mendamaikan.
Khusus di Indonesia, Habib Umar bin Hafidz mendapat tempat istimewa di hati umat Islam. Banyak ulama dan habaib di Tanah Air yang merupakan murid atau pengikut ajarannya. Dalam berbagai kesempatan, beliau menyampaikan pesan agar umat Islam meneladani akhlak Rasulullah SAW dengan penuh kasih sayang, kesabaran, dan keikhlasan.
Ketika hadir di Podcast Close the Door bersama Deddy Corbuzier, penampilan Habib Umar memperlihatkan sisi lembut dan bijaksana dari seorang ulama besar. Dengan mengenakan busana putih dan kopiah khasnya, beliau berbicara tentang makna kehidupan dan pentingnya menjaga hubungan baik antar sesama manusia. Kehadirannya di acara tersebut menjadi momen yang mempererat hubungan lintas budaya dan agama dengan nuansa damai yang kental.
Silsilah Keturunan dan Pendidikan Habib Umar bin Hafidz
Habib Umar bin Hafidz berasal dari garis keturunan ulama besar yang menelusuri nasab hingga Rasulullah Muhammad SAW melalui jalur Sayyidina Husain bin Ali. Nama lengkapnya adalah Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz. Kakeknya, Habib Hafidz bin Abdullah bin Syekh Abubakar bin Salim, juga merupakan ulama besar yang disegani di Yaman.
Saudaranya, Habib Ali al-Masyhur bin Hafidz, dikenal sebagai pendakwah dan ahli fiqih yang juga berperan dalam penyebaran ajaran Islam di Hadramaut. Tradisi keilmuan dalam keluarganya sudah mengakar selama berabad-abad, menjadikan garis keturunannya sebagai salah satu keluarga ulama paling dihormati di dunia Islam.
Selain menguasai ilmu agama dari keluarga sendiri, Habib Umar juga menimba ilmu dari banyak ulama besar Yaman, seperti Muhammad bin ‘Alawi bin Shihab dan tokoh-tokoh lain di Tarim. Kombinasi antara silsilah keilmuan yang kuat dan bimbingan ulama besar menjadikannya figur berwibawa dan otoritatif dalam dunia dakwah.
Profil dan Biodata Lengkap Habib Umar bin Hafidz
- Nama lengkap: Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz
- Nama panggilan: Habib Umar bin Hafidz
- Tempat lahir: Tarim, Hadramaut, Yaman
- Tanggal lahir: 27 Mei 1963 (4 Muharram 1383 H)
- Keturunan: Dari keluarga ulama dan keturunan Nabi Muhammad SAW melalui jalur Husain bin Ali
- Ayah: Muhammad bin Salim bin Hafidz, mufti mazhab Syafi’i di Tarim
- Kakek: Habib Hafidz bin Abdullah bin Syekh Abubakar bin Salim
- Saudara: Habib Ali al-Masyhur bin Hafidz
- Pendidikan: Menghafal Al-Qur’an sejak kecil, mendalami ilmu fikih, hadits, tauhid, dan bahasa Arab
- Guru-guru: Muhammad bin ‘Alawi bin Shihab dan sejumlah ulama besar di Yaman
- Karier dakwah: Pendiri dan pimpinan Sekolah Dar-al Musthafa di Tarim
- Aktivitas: Dakwah global, forum perdamaian internasional, dan pengembangan pendidikan Islam
- Ciri khas: Pembawa pesan Islam moderat, damai, dan berakhlak Rasulullah SAW
- Dikenal di Indonesia: Sebagai ulama panutan dengan banyak pengikut dan murid
Habib Umar bin Hafidz merupakan sosok ulama besar yang tidak hanya dihormati karena keilmuannya, tetapi juga karena ketulusan dan keikhlasannya dalam berdakwah. Kehadirannya menjadi inspirasi bagi banyak umat Islam untuk menjalani kehidupan dengan cinta kasih, kedamaian, dan semangat meneladani akhlak Rasulullah SAW.
Sebagaimana dicatat oleh Sabo, figur Habib Umar menjadi jembatan spiritual antara dunia keilmuan Islam klasik dan tantangan modernitas saat ini, menjadikannya salah satu ulama paling berpengaruh di abad ke-21.***






