Free Gift

Proyek Energi Arus Laut Selat Larantuka Flores Timur Siap Dilanjutkan

Laporan Reporter Sabo, Irfan Hoi

Sabo, KUPANG – Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) di Kabupaten Flores Timur siap dilanjutkan. 

Proyek energi arus laut Selat Larantuka dan Adonara itu telah digagas sejak lebih dari satu dekade lalu. Kini kembali menunjukkan perkembangan positif. 

PT Tidal Bridge Indonesia bersama mitra dari Belanda menyatakan kesiapan untuk melanjutkan proyek tersebut dan menargetkan masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) tahun 2026.

Kuasa Direktur PT Tidal Bridge Indonesia, Andre Koreh, menjelaskan tim dari Belanda selaku investor telah bertemu dengan Gubernur NTT serta DPRD NTT untuk melaporkan kemajuan dan kesiapan pelaksanaan proyek ini.

“Proyek ini sebenarnya sudah digagas sekitar 11 tahun lalu, namun sempat tertunda karena kendala administratif dan regulasi. Sebab, proyek ini bersinggungan dengan dua kementerian yakni PUPR untuk jembatannya dan ESDM untuk energinya. Itu yang membuat prosesnya cukup kompleks,” katanya, Rabu (22/10/2025).

Meski demikian, lanjutnya, pihak Tidal Bridge bersama investor dari lembaga keuangan pembangunan Belanda, FMO, memastikan komitmen untuk tetap melanjutkan proyek tersebut. 

Bahkan, proyek ini kini dipersiapkan untuk masuk dalam daftar PSN melalui pembahasan bersama Bappenas dan ditargetkan rampung sebelum akhir masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tahun 2029.

Menurut Andre, Tidal Bridge kini menggandeng Pertamina Renewable Energy sebagai mitra strategis menggantikan Nusantara Power yang merupakan anak perusahaan PLN, yang sebelumnya sempat terlibat. 

“Pertamina datang langsung ke NTT untuk melihat kesiapan daerah dan dukungan politik. Mereka akan menandatangani Joint Development Agreement (JDA) atau perjanjian pengembangan bersama pada akhir tahun ini,” ujarnya.

Selain itu, dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) nasional maupun internasional (Asia – International Environmental Assessment) akan diperbarui untuk memenuhi ketentuan teknis terbaru. 

Setelah JDA ditandatangani, FMO akan mencairkan dana tahap pertama senilai 20 juta dolar AS dari total investasi yang direncanakan sebesar 250 juta dolar AS.

Andre menegaskan, seluruh risiko proyek akan ditanggung penuh oleh investor, bukan oleh pemerintah. Dia menyebut berbagai resiko sepenuhnya akan ditanggung oleh investor. 

“Jika uji coba turbin tidak berhasil menghasilkan listrik, semua risiko itu ditanggung oleh pihak Tidal Bridge dan Pertamina. Pemerintah daerah dan pusat sama sekali tidak menanggung risiko finansial,” tegasnya.

Ia menambahkan, apabila semua proses administrasi berjalan lancar, proyek diperkirakan bisa mulai dikerjakan pada Maret 2026. 

Proyek ini akan diawali dengan pembangunan pembangkit berkapasitas 40 megawatt (MW), yang nantinya bisa dikembangkan secara modular hingga mencapai potensi maksimal sekitar 300 MW, berdasarkan hasil kajian BRIN dan BPPT.

“Potensi arus laut di Selat Larantuka ini sangat besar dan bisa menjadi sumber energi terbarukan yang berkelanjutan bagi NTT, terutama untuk mengatasi kekurangan pasokan listrik di Pulau Flores,” ujar Andre.

Pemerintah Provinsi NTT dan DPRD telah menyatakan dukungan penuh terhadap kelanjutan proyek ini. 

Andre optimistis, dengan dukungan tersebut dan komitmen kuat dari para investor, proyek energi arus laut pertama di Indonesia ini akhirnya bisa terwujud setelah penantian panjang.

“Kerinduan masyarakat NTT untuk melihat proyek ini berjalan sudah sangat tinggi. Kita berharap tidak ada lagi hambatan, baik dari sisi administrasi maupun sosial. Semua pihak sudah siap,” kata Andre. (fan)

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar