BERITA DIY – Layar penawaran umum perdana saham (IPO) melalui sistem e-IPO kembali diramaikan oleh calon emiten baru dari sektor yang krusial bagi konektivitas Indonesia: pelayaran dan logistik.
Nama PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk, dengan kode saham yang direncanakan PJHB, mulai mencuri perhatian.
Bagi para investor yang mempertimbangkan untuk ikut serta dalam penawaran ini, pertanyaan mendasar pun muncul: Bergerak di bidang apa sebenarnya perusahaan ini? Siapa sosok pemilik di baliknya? Dan bagaimana detail serta prospek dari IPO ini?
Memahami profil perusahaan secara mendalam adalah langkah awal yang bijak sebelum mengambil keputusan investasi.
Artikel ini akan merangkum secara komprehensif profil PT Pelayaran Jaya Hidup Baru (PJHB), mulai dari model bisnisnya, struktur kepemilikan, rincian penawaran saham dan waran, hingga analisis singkat mengenai peluang dan risikonya.
Profil Bisnis: Spesialis Angkutan Laut Domestik dengan Armada LCT
PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk (PJHB), yang berdiri sejak tahun 2008, bukanlah pemain baru di industri pelayaran nasional.
Berdasarkan informasi dari prospektus ringkas di laman e-IPO dan situs resmi perusahaan, fokus bisnis utama PJHB adalah jasa angkutan laut domestik.
Keunikan PJHB terletak pada jenis armada dan segmen kargo yang dilayani:
-
Armada: Perusahaan mengoperasikan kapal jenis LCT (Landing Craft Tank). Kapal jenis ini memiliki keunggulan mampu beroperasi di perairan dangkal dan melakukan bongkar muat langsung di pantai atau dermaga sederhana, sangat cocok untuk kondisi geografis Indonesia. Saat ini, PJHB mengoperasikan 5 unit kapal LCT dengan kapasitas angkut bervariasi antara 1.300 hingga 2.500 DWT/MT.
-
Segmen Kargo: Fokus utama angkutan adalah alat berat dan kontainer untuk mendukung berbagai proyek industri. Portofolio kargonya mencakup peralatan untuk sektor minyak dan gas, pertambangan (seperti dump truck, excavator), perkebunan, mesin pabrik, hingga komponen pembangkit listrik.
-
Model Bisnis: PJHB mengandalkan model penyewaan kapal (vessel charter), baik dalam skema freight charter (sewa per perjalanan berdasarkan muatan) maupun time charter (sewa kapal untuk periode waktu tertentu). Model ini memberikan visibilitas pendapatan yang relatif stabil berbasis kontrak.
-
Rute Layanan: Jangkauan operasionalnya luas, menghubungkan Jawa (Jakarta, Surabaya), Kalimantan (Samarinda, Banjarmasin), Sulawesi (Morowali, Halmahera), Nusa Tenggara, hingga Papua (Sorong).
Struktur Kepemilikan: Siapa di Balik PJHB?
Memahami siapa pengendali perusahaan adalah aspek penting dalam analisis IPO.
Berdasarkan rangkuman prospektus ringkas dan pemberitaan media, struktur kepemilikan PJHB pasca-IPO (setelah melepas 25% saham ke publik) diproyeksikan akan didominasi oleh keluarga Gozali dan pihak terafiliasi:
-
Hero Gozali: Sekitar 37,5%
-
Adelia Aryni Setyawan (Mey Man): Sekitar 12,75%
-
Go Sioe Bie: Sekitar 7,5%
-
Nixen Samuel Gozali: Sekitar 7,5%
-
Nisien Imanuella Gozali: Sekitar 7,5%
-
Monica Chandrasa: Sekitar 2,25%
-
Masyarakat (Publik): Sekitar 25%
Catatan: Angka persentase ini adalah proyeksi berdasarkan informasi awal. Angka final yang mengikat akan tercantum dalam prospektus lengkap setelah mendapatkan pernyataan efektif dari OJK.
Detail Penawaran Umum Perdana (IPO)
Berikut adalah rincian aksi korporasi yang akan dilakukan PJHB:
-
Jumlah Saham Ditawarkan: Sebanyak 480.000.000 saham baru, setara dengan 25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
-
Kisaran Harga Penawaran: Rp310 hingga Rp330 per saham.
-
Jadwal Book Building: 22 Oktober – 27 Oktober 2025.
-
Target Dana IPO: Maksimal sekitar Rp158,4 miliar.
-
Penggunaan Dana: Sebagian besar dana hasil IPO akan digunakan untuk penambahan armada, yaitu pembelian 3 unit kapal LCT baru.
-
Penerbitan Waran Seri I: Setiap pemegang 2 saham baru hasil IPO akan mendapatkan 1 Waran Seri I secara gratis. Waran ini memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham PJHB di kemudian hari dengan harga pelaksanaan Rp330 per saham.
-
Penjamin Pelaksana Emisi: PT Pilarmas Investindo Sekuritas (kode broker: PO).
Prospek dan Risiko Investasi Saham PJHB
Peluang (Prospek):
-
Relevansi dengan Pembangunan: Rute operasional PJHB berada di jalur-jalur strategis yang terkait dengan industri pertambangan, energi, dan pembangunan infrastruktur, terutama di Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Kebutuhan angkutan alat berat ke wilayah ini diperkirakan akan terus tumbuh.
-
Keunggulan Armada LCT: Kapal LCT memberikan fleksibilitas operasional yang tinggi untuk menjangkau pelabuhan-pelabuhan kecil atau area proyek yang infrastrukturnya terbatas.
-
Model Bisnis Charter: Memberikan potensi pendapatan yang lebih stabil dibandingkan model spot market.
-
Pemanis Waran: Memberikan potensi keuntungan tambahan (upside) bagi investor jika kinerja perusahaan pasca-IPO sesuai ekspektasi.
Risiko yang Perlu Dicermati:
-
Ketergantungan pada Siklus Komoditas/Proyek: Permintaan jasa angkutan alat berat sangat dipengaruhi oleh naik-turunnya aktivitas di sektor pertambangan, migas, dan konstruksi.
-
Biaya Operasional: Fluktuasi harga bahan bakar (BBM), biaya perawatan kapal (docking), dan suku cadang dapat memengaruhi margin keuntungan.
-
Risiko Operasional: Faktor cuaca buruk, kondisi pelabuhan, dan potensi kecelakaan di laut adalah risiko inheren dalam bisnis pelayaran.
-
Risiko Eksekusi Ekspansi: Keberhasilan rencana penambahan armada sangat bergantung pada kemampuan perusahaan untuk mendapatkan kapal yang sesuai, tepat waktu, dan segera mendapatkan kontrak baru.
Bagi investor yang memahami dinamika sektor logistik maritim dan angkutan proyek, IPO PJHB menawarkan eksposur pada segmen bisnis yang unik.
Namun, seperti halnya setiap investasi, keputusan akhir harus didasarkan pada analisis mendalam terhadap prospektus perusahaan dan kesesuaian dengan profil risiko Anda.***






