Sabo– PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) Regional 2 Kebun Montaya, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat menyiapkan lahan 600 ha arealnya untuk dijadikan perkebunan kopi.
Dilakukan divesifikasi dan konversi sebagian dari tanaman teh ke kopi di Kebun Montaya, merupakan program hilirisasi perkebunan dilakukan PTPN I Regional 2. Ini merupakan respon terhadap salah satu fokus pemerintahan Presiden Prabowo.
Ahmad Budi Santoso, Manajer Kebun Montaya di Bandung, Rabu, 22 Oktober 2025, mengatakan, pihaknya segera melaksanakan mandat dari manajemen regional yang telah menetapkan lahan HGU PTPN I Regional 2 di kawasan Gunung Halu dan Rongga untuk dikonversi.
“Keputusan ini diambil setelah kami membuat kajian mendalam tentang prospek dan potensi yang ada, lalu kami bikin proposal ke RO (regional office) yang kemudian disetujui. Langkah ini selaras dan menjadi tindak lanjut dari kebijakan Presiden melalui Kementerian Pertanian tentang program hilirisasi komoditas perkebunan,” ujarnya.
Usaha nilai tambah
Disebutkan, tahun 2026, Kebun Montaya mulai tanam sekitar 50 hektare. Selanjutnya sampai 2027 diproyeksikan 600 hektare. Pilihan kepada kopi, karena komoditas perisa alamiah khas alam tropis ini memiliki nilai tinggi dan permintaan yang tak putus.
Ahmad Budi Santoso menyatakan, pilihan kepada Kebun Montaya adalah upaya pemulihan areal kebun untuk langkah awal dan pondasi untuk mengembalikan performa bisnis PTPN I.
PTPN I Regional 2 sedang melakukan penyelamatan dan pemulihan areal Kebun Montaya secara bertahap. Ada berkomitmen tinggi untuk mendukung hilirisasi kopi dengan volume besar dan kualitas tinggi.
“Setelah penanaman awal 50 hektare, kami berencana menanam kopi skala besar sampai 600 hektare pada tahun 2027. Langkah ini akan menjadikan Montaya sebagai pusat produksi kopi strategis,” kata Ahmad Budi Santoso.
Ahmad Budi Santoso menegaskan bahwa komitmen hilirisasi ini bersifat menyeluruh, dari hulu hingga hilir. Setelah kebun kopi mulai berporduksi, pihaknya akan menajamkan program hilirisasi dengan mendirikan pabrik kopi di bekas pabrik teh CTC di Rongga.
“Ini akan menjadi game changer bagi rantai nilai kopi PTPN I Regional 2, memastikan produk kami memiliki nilai tambah yang maksimal,” tegasnya.
Dukungan direksi
Direktur Utama PTPN I Teddy Yunirman Danas membernarkan rencana besar itu. Ia menegaskan komitmen penuh perusahaan untuk mendukung program hilirisasi produk pertanian dan perkebunan yang digulirkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, khususnya melalui Kementerian Pertanian.
Teddy mengutip amanat Presiden Prabowo Subianto yang juga diteruskan oleh Menteri Pertanian, program hilirisasi yang menjadi pilar utama transformasi ekonomi.
Program ini, kata dia, memiliki dimensi dan spektrum yang lebih luas dari sekadar bisnis. Yakni, menciptakan nilai tambah tinggi, penyerapan tenaga kerja yang masif di sektor perkebunan nasional, dan memutus rantai kemiskinan.
“PTPN I sepenuhnya mendukung program hilirisasi yang diinisiasi oleh Pemerintah, terutama dalam konteks kolaborasi dengan Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Kami melihat ini bukan hanya sebagai peluang bisnis, tetapi sebagai misi nasional untuk memperkuat struktur ekonomi dari hulu ke hilir,” ujar Teddy Yunirman Danas.






